Yayasan Cicil Gaji Dosen & Staf Universitas Bandung yang Tertunggak 7 Bulan
kumparanNEWS January 10, 2025 08:40 PM
Permasalahan gaji yang belum diterima dosen dan staf di Universitas Bandung sejak Juni 2024 lalu kini mulai menemui titik terang.
Pihak Yayasan Bina Administrasi (YBA), selaku penyelenggara kampus swasta itu, telah sepakat mulai mencicil tunggakan hak upah setidaknya satu bulan dulu maksimal pada tanggal 13 Januari 2024.
Hal tersebut menjadi salah satu hasil audiensi yang digelar antara pihak kampus, yayasan, orang tua mahasiswa dan mahasiswa pada Jumat (10/1). Forum dilaksanakan di Kampus 1 Universitas Bandung, Jalan Muararajeun nomor 51, Cihaur Geulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
“Menyelesaikan 1 bulan gaji hak dosen dan tendik (tenaga pendidikan) paling lambat hari Senin, 13 Januari 2025,” demikian tertera dalam surat kesepakatan .
Selain poin tersebut, ada poin lainnya yang disepakati sebagai hasil audiensi.
Berikut seluruh poin yang disepakati semua pihak dan ditandatangani oleh pihak yayasan di atas meterai Rp 10 ribu atas nama Ketua Umum YBA, Uce Karna Suganda:

Jual Gedung dan Mobil Kampus

Soal cicilan pembayaran gaji dosen dan staf Universitas Bandung mulai tangga 13 Januari itu, Uce bilang rencananya akan menjual aset kampus. Selain bangunan kampus 1 di Jalan Cipagalo Girang nomor 24, dia juga mengatakan pihaknya bakal menjual mobil dari kampus 1 itu.
“(Aset yang dijual) Kendaraan yayasan dan kampus dari Cipagalo,” kata Ketua Umum YBA Uce Karna Suganda kepada awak media usai audiensi, Jumat (10/1).
Ketua Umum Yayasan Bina Administrasi (YBA) Uce Karna Suganda, ditemui di Kantor LLDikti Wilayah IV, Selasa (7/1/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Yayasan Bina Administrasi (YBA) Uce Karna Suganda, ditemui di Kantor LLDikti Wilayah IV, Selasa (7/1/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Adapun tentang poin alih kelola, Uce bilang masih dalam upaya pertimbangan pihak yayasan. Namun, bila ada yang berminat dia mengatakan akan menyerahkan hak kelola dengan sejumlah catatan.
Catatan yang dimaksud Uce terkait krisis keuangan yang kini tengah dialami pihaknya. Selain kebutuhan memenuhi upah dosen ada juga utang kampus Rp 10 miliar ke bank.
"Dengan catatan dia mau bayar pegawai ya gaji pegawai dan bayar utang kita. Sebab itu masih ada utang ke bank," ucapnya.

Soal Pemindahan Mahasiswa

Pertimbangan yang matang juga Uce akui diperlukan terkait usulan pemindahan mahasiswa. Sebab, ada prodi di Fakultas Kesehatan dan Teknik Universitas Bandung, yang tidak tersedia di kampus lain di Jawa Barat, seperti D3 Teknologi Bank Darah.
Untuk perkara ini, dia mengaku telah berkomunikasi dengan pihak LLDikti Wilayah IV Jawa Barat.
"Kalau pemindahan itu akan sulit karena tidak ada di Jawa Barat. Adanya kan di Jawa Tengah yang sama," ucap Uce.
Untuk perkara poin re-akreditasi, dia mengeklaim pihak LLDikti akan membantu proses tersebut. Diketahui, imbas dari tidak segera diperpanjangnya akreditasi yang telah berakhir adalah wisudawan sebelumnya belum mendapatkan nomor pin dari pada lembar ijazah mereka.
"Ini krusial karena memang. Dengan habisnya masa akreditasi yang wisuda kemarin belum bisa mendapatkan pin atau ijazah," ucap Uce.
Kampus 1 Universitas Bandung di Jalan Cipagalo Girang, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, Bandung. Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kampus 1 Universitas Bandung di Jalan Cipagalo Girang, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, Bandung. Foto: Robby Bouceu/kumparan

Kata Orang Tua dan Mahasiswa

Sementara itu, salah seorang wali mahasiswa D3 jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) yang tak ingin disebut namanya mengatakan, hasil audiensi kali ini cukup memuaskan. Sebab, itulah yang diinginkan semua pihak.
Meski butuh waktu agar semua poin terpenuhi. Dia bilang akan menghargai prosesnya.
“Alhamdulillah ya yang diinginkan semua orang tua kali ya, semua orang tua menginginkan hal itu, yang pertama akreditasi sudah ada keputusan, meskipun selama ini cuma 2 minggu ya, kita menghargai prosesnya, karena pasti ada prosesnya,” ucap dia kepada wartawan (10/1).
Namun, secara pribadi dia berharap anaknya bisa tetap lanjut kuliah di Universitas Bandung. Karena, bila anaknya yang kini semester 3 pindah, semua proses studi mesti mengulang kembali.
“Kita menginginkan yang terbaik, anak saya kan semester 3 ya, masih jauh lah, jadi ingin masih di sini, menginginkan Apikes (nama dari Fakultas Teknik dan Kesehatan zaman awal) masih ada, kalau misalkan pindah kampus itu kan harus mengulang lagi,” ucapnya.
Dia berharap, manajemen keuangan kampus Universitas Bandung bisa lebih baik ke depan.
“Harapannya sih manajemen keuangan bisa lebih baik. Karena kita dengar juga kan kesehatan itu banyak praktikumnya, intinya orang tua mah mengikuti aturan, yang penting baik dan transparan saja,” ujarnya.
Harapan senada diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa D3 RMIK. Meski keadaannya sekarang prihatin, dia ingin kondisi almamaternya lebih baik di masa mendatang.
Dia juga berharap segera ada realisasi dari poin-poin yang telah disepakati. Sebab menurutnya mahasiswa membutuhkan kejelasan atas nasib studinya yang dirasa terbengkalai imbas krisis kampus.
“Kalau yayasan sudah enggak mampu menaungi, mungkin harapan kita semua dimutasilah dengan kepastian. Ada beberapa orang yang dikejar kan, ingin cepat lulus,” katanya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.