TIMESINDONESIA, MALANG – Upaya serius untuk mengatasi kekurangan air bersih di wilayah Malang Selatan dilakukan Pemerintah Kabupaten Malang. Melalui Perumda Tirta Kanjuruhan, Pemkab Malang mengajukankan pembiayaan proyek untuk air bersih kurang lebih Rp330 miliar.
Direktur Utama Perumda Tirta Kanjuruhan, Samsul Hadi mengungkapkan, dua pengajuan dibuat untuk melanjutkan upaya penanganan kelangkaan air bersih bagi wilayah Malang Selatan.
Yakni, untuk optimalisasi pelayanan air bersih dengan sambungan rumah ke pelanggan di Kecamatan Gedangan dan Sumbeanjing Wetan, serta pembangunan infrastruktur SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) di empat wilayah kecamatan. Yang mencakup, Kecamatan Kalipare, Donomulyo, Bantur, dan Pagak.
"Memang tahun ini, konsentrasi kami untuk pelayanan air bersih di Malang Selatan. Kemarin kami susah mengusulkan ke pemerintah pusat terkait distribusi dan instalasi sambungan rumah untuk wilayah Gedangan dan Sumbermanjing Wetan. Jadi untuk optimalisasi pelayanan, karena kemarin sudah dibangun instalasi SPAM-nya," terang Samsul Hadi.
Usulan infrastruktur penunjang distribusi air yang diajukan tersebut, menurutnya senilai Rp80 miliar. Sedangkan, untuk proyek SPAM di empat wilayah kecamatan lainnya tersebut, pengajuannya sampai Rp250 miliar.
Dikatakan, pengajuan bantuan untuk dua infrastruktur air bersih di enam wilayah kecamatan tersebut, telah disampaikan melalui Ketua Fraksi PDI Perjuangan dan Fraksi Gerindra, kepada pemerintah pusat melalui Ketua DPR RI.
Sebelumnya, kata Samsul, Perumda Tirta Kanjuruhan sudah berhasil menuntaskan pembangunan proyek senilai Rp25 miliar bantuan pemerintah Hungaria, di sumber mata air di Goa Kalisat, Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo.
Menurutnya, sumber air di Goa Kalisat itu berada di bawah sungai, dengan medan jangkau yang sulit. Namun, sumber yang semula sulit dimanfaatkan airnya itu kini jadi andalan di Malang selatan.
Dikatakan Samsul, belum ada sumber lain, begitu dibuka langsung bisa melayani sampai 5.000 pelanggan dengan jaringan baru.
Hal itu menurutnya karena peralatan yang jadi penunjangnya cukup canggih sehingga mampu mempercepat debit airnya jadi 40 liter per detik.
Selain itu, proyek bantuan senilai Rp25 miliar itu sudah menggunakan teknologi tercanggih. Yakni, SCADA (supervisory control and data auquisition) dan GIS (Geographic information system). Dua tools itu terkoneksi untuk mengendalikan dan mempermudah operasional, dari hulu sampai ke hilir atau ke pelanggan. (*)