Targetkan Sektor Migas, Rusia Tak Gentar dengan Sanksi Baru AS
GH News January 13, 2025 09:06 AM
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Sabtu mengecam sanksi-sanksi baru AS terhadap sektor energi Moskow sebagai upaya untuk merusak ekonomi Rusia dengan risiko mengganggu kestabilan pasar global dan menegaskan bahwa Rusia akan terus melanjutkan proyek-proyek migas besar.
Sebuah pernyataan kementerian juga mengatakan bahwa Rusia akan menanggapi tindakan bermusuhan Washington, yang diumumkan pada hari Jumat, sambil menyusun strategi kebijakan luar negeri.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut merupakan "upaya untuk menimbulkan setidaknya beberapa kerusakan pada ekonomi Rusia, bahkan dengan mengorbankan risiko mengacaukan pasar dunia seiring dengan semakin dekatnya masa jabatan Presiden Joe Biden yang memalukan."
"Terlepas dari gejolak di Gedung Putih dan intrik lobi Russophobia di Barat, yang mencoba menyeret sektor energi dunia ke dalam 'perang hibrida' yang dilancarkan oleh AS terhadap Rusia, negara kami telah dan tetap menjadi pemain kunci dan andal di pasar bahan bakar global, " demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia dilansir dari Reuters, Senin (13/1/2025).
Langkah-langkah ini merupakan paket sanksi AS paling luas, yang sejauh ini menargetkan pendapatan minyak dan gas Rusia, bagian dari langkah-langkah untuk memberikan pengaruh kepada Kyiv dan pemerintahan Donald Trump yang akan datang untuk mencapai kesepakatan mengakhiri perang di Ukraina.
Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap Gazprom Neft dan Surgutneftegas, yang mengeksplorasi, memproduksi, dan menjual minyak serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia, banyak di antaranya berada dalam armada bayangan tanker yang sudah tua yang dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan non-Barat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan tindakan-tindakan ini akan “memberikan pukulan yang signifikan” kepada Moskow. Semakin sedikit pendapatan yang diperoleh Rusia dari minyak... semakin cepat perdamaian akan pulih," katanya.