Hikayat Ikan Maskoki yang Dipercaya Selalu Mendatangkan Hoki
Moh. Habib Asyhad January 17, 2025 03:34 PM

Ikan maskoki salah satu jenis peliharaan yang popularitasnya selalu naik menjelang Imlek. Pernah turun pamornya saat era lou han, maskoki jadi primadona lagi.

Penulis: YDS Agus Surono untuk Majalah Intisari edisi Februari 2004

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Sosok gemulai bertubuh bahenol ini memang menggemaskan penampilannya. Bahkan, keturunan ikan mas konsumsi ini disebut-sebut membawa hoki buat pemiliknya.

Entah benar atau tidak, memelihara ikan maskoki konon bisa mengundang hoki berupa kemakmuran dan kedamaian. Begitulah kepercayaan yang ada di Cina, negeri asal maskoki (Carassius canasiui, var. auratus).

Bahkan di sini, sekadar mengelus atau mencium kaca akuarium berisi maskoki pun mendatangkan hoki. Apalagi kalau ikan yang dipelihara berjumlah sembilan atau serinya, misalnya 99 atau 999.

Citra maskoki, menurut Harsono -- pegiat maskoki di Jakarta -- memang identik dengan hoki. "Kalau mau Imlek (tahun baru Cina, red), setiap rumah di negara Cina sana akan memelihara maskoki. Ucapan yang mengiringinya, 'Semoga di tahun mendatang banyak rezeki. Nah, banyak rezeki dan banyak ikan itu dalam bahasa Cina intonasinya sama. La, ikannya, ya maskoki, bukan arwana atau koi," papar pemilik 200-an maskoki di beberapa kolam ikan di bilangan Pulomas, Jakarta, ini.

Pusing gonta-ganti nama

Berbeda dengan lou han atau discus atau yang muncul belakangan, maskoki sudah lama dikenal orang. Hampir semua pengemar ikan hias pernah membeli atau menaksir maskoki.

Tak heran kalau orang berpendapat, maskoki merupakan ratunya ikan hias hasil budidaya. Tentu saja ini tak lepas dari parasnya yang cantik dan bentuk tubuhnya yang bikin gemas.

Namun, siapa sangka maskoki ternyata titisan dari ikan mas (karper krusian) yang banyak dipelihara penduduk di Indonesia. Hanya saja, karper krusian yang berasal dari Cina itu tidak ber-misai seperti ikan mas di sini.

Nenek moyang maskoki pertama kali dijinakkan sekitar 1.000 tahun silam, ketika Dinasti Sung berkuasa (960-1279). Kemudian saat Dinasti Ming memerintah (1368 - 1644), perkembangannya semakin pesat seiring ditemukannya teknik budidaya air tawar.

Ikan mas generasi inilah yang dikenal di luar negeri sebagai goldfish. Di Indonesia, ya maskoki.

Kalau tidak ada kesamaan bentuk, antara karper krusian dan maskoki tak lain tak bukan karena ulah manusia melalui serangkaian kawin silang yang dilakuKan serta mutasi. Diperkirakan, mutasi sudah terjadi pada zaman Dinasti Sung.

Berawal dari perubahan warna hitam karper menjadi kuning berbintik, selanjutnya seluruh tubuh berubah warna menjadi kuning. Dengan cepat warna kuning berubah jadi oranye dan menggelap menjadi merah.

Penyimpangan warna masih terjadi sehingga warna putih acap kali muncul dengan sendirinya.

Mutasi berikutnya menyerang sirip ekor yang menjadi terbuka. Macam dan bentuk sirip ekor yang terjadi tergantung pada daya pembentuk sirip.

Muncullah sirip ekor yang berjumbai-jumbai dan berlapis tiga sampai empat.

Lalu maskoki berkeliling dunia melalui perantara Philips Warth yang menghadiahkan maskoki dalam jumlah besar kepada Sir Matthew Decker pada 1730. Saat ini maskoki bisa dijumpai di hampir semua belahan dunia. Jepang, Amerika, dan Eropa kini menjadi tempat berlabuhnya maskoki.

Yang menjadi persoalan adalah nama ilmiahnya. Awalnya dinamai Cyprinus auratus (ikan berwarna emas dengan tiga lapis ekor). Tapi perkembangan ilmu pengetahuan dalam taksonomi menghasilkan nama baru untuk maskoki, yakni Carassius auratus.

Hanya saja, kelompok ahli dari lembaga internasional yang mengatur tentang penamaan zoologi membedakan antara karper krusian dengan maskoki turunannya. Nama baru Carassius auratus digunakan untuk maskoki dan Carassius carassius untuk karper krusian.

Persoalan belum beres karena setelah itu muncul nama baru untuk maskoki. Akhirnya, nama yang paling tepat yaitu Carassius carassius var. auratus. Alasannya, bagaimanapun maskoki tetap keturunan karper krusian.

Kepala singa rajanya

Keindahan maskoki memang terpancar dari bentuk, warna, dan ketika berlenglenggok di air. Dari bentuk dan warna itulah tercipta beberapa sebutan.

Dalam bukunya Maskoki, Ir. Agus A. Budhiman, M.Aq, dan Pinus Lingga mencatat ada 14 sebutan maskoki yang beda sosoknya.

Ada ranchu (lionhead) seperti sudah disebut di awal, kemudian oranda, sisik mutiara, mata balon, mata teleskop, blackmoor, selestial redcap, pompon, wakin, jantail, veiltail (tossa), tasakin/ryukin, dan shubunkin. Tidak semuanya ada di Indonesia.

Dari semua jenis, ranchu alias lionhead bisa dibilang rajanya. Bahkan ia dijuluki maskoki paling ganteng.

Di Indonesia pun sangat populer. Sayang, harganya di atas harga maskoki lainnya.

Ciri khasnya, tidak punya sirip di punggung. Jika maskoki normal siripnya sembilan, ranchu cuma punya delapan.

Disebut kepala singa karena bentuk kepalanya serupa singa. Kepalanya berjambul lembut – biasa disebut rudung, warnanya merah atau oranye. Bentuk dan keutuhan rudung ini menjadi faktor penting bagi penampilannya.

Jika ranchu rajanya, predikat maskoki terpopuler disandang oranda, yang dikenal pula dengan sebutan penser. Bentuk tubuh dan kepalanya mirip ranchu, hanya lebih panjang dan punggungnya bersirip.

Warna umum oranda yaitu oranye cemerlang dan merah. Karena banyak dikawinkan dengan maskoki lain, kini banyak ditemui oranda dengan warna selain merah dan oranye. Bahkan di Cina sudah muncul oranda biru dan coklat.

Yang terkenal lainnya, maskoki sisik mutiara. Sisiknya memang sangat khas, mirip buah jagung yang dikupas. Warna tengah sisik putih jernih mirip jerawat batu. Bisa jadi lantaran jerawat batu yang berkilau itu maskoki ini dinamai begitu.

Sedangkan mata balon sangat menarik perhatian karena gelembung yang ada di bawah pelupuk mata. Gelembung ini berisi cairan yang terkadang sering pecah.

Namun, jangan khawatir, itu bukanlah hal serius. Beberapa minggu kemudian kantung akan pulih dan menggelembung lagi seperti sedia kala.

Mirip dengan mata balon adalah mata teleskop. Mata maskoki ini mencuat keluar. Tapi terkadang hanya terjadi pada sebelah matanya, sehingga tidak laku dijual karena mutunya dianggap jelek.

Maskoki lain yang bisa dijumpai di pasaran adalah blackmoor atau moor yang seluruh tubuhnya berwarna hitam; ekor merak yang bentuk ekornya mirip ekor burung merak yang sedang mekar; pompon yang seperti berkumis; serta kaliko yang berwarna-warni tanpa pola yang jelas.

Bisa makan anaknya

Menurut Harsono, memelihara maskoki itu mudah. "Penyakit maskoki itu bisa dihindarkan jika kualitas air kita bagus," ujar peraih beberapa penghargaan di berbagai kontes maskoki ini.

Pun begitu, perlu beberapa syarat tempat hidup agar maskoki bisa dinikmati keindahannya. Antara lain kestabilan suhu dan pH air.

Betul, maskoki berdarah dingin yang bisa menyesuaikan diri dengan suhu air tempat hidupnya. Tapi ia akan teler dan bahkan mati jika suhu air berubah-ubah drastis.

Sekadar gambaran, untuk setiap perubahan suhu air sekitar 2 - 3°C perlu waktu adaptasi sekitar 1 jam.

Tingkat keasaman (pH) air ideal untuk maskoki sekitar 7 - 8. Tapi maskoki termasuk bandel, bisa menerima pH sampai 5 atau 10. Satu yang perlu diperhatikan, adaptasi.

Tentu ada beberapa perubahan yang terjadi kala pH berubah. Pada pH sedikit asam, warna maskoki akan lebih cemerlang karena lendir pada tubuhnya berkurang. Sebaliknya, kondisi basa membuat warna maskoki pudar.

Perlu diingat, maskoki sangat sensitif terhadap kadar klorin yang biasa digunakan sebagai desinfektan pada air olahan. Jadi, jika menggunakan air PAM, endapkan dulu atau tambahkan antiklorin.

Kalau memelihara ikan ini sebaiknya jangan menggebu-gebu, lalu memenuhi akuarium dengan ikan maskoki. Seperti dilakukan oleh Prio yang terungkap di milis klub maskoki Jakarta. Akuariumnya yang seukuran 90 x 45 x 48 cm dia isi 20 ekor. Padahal idealnya cukup lima ekor saja.

Mengapa harus dibatasi?

Maskoki termasuk ikan yang banyak mengeluarkan sekresi dari tubuhnya. Hal ini bisa memicu terbentuknya amonia dalam air yang dapat menjadi racun bagi ikan bersangkutan.

Selain itu, jumlah yang banyak juga menimbulkan stres bagi si ikan. Kejadian seperti itu memang sering menimpa para pemula. "Dulu saya pernah mengalami hal itu juga," aku Harsono.

Bagi yang ingin memijahkan, kenali dulu jantan dan betinanya, terutama saat musim kawin biar lebih mudah.

Bintil-bintil putih pada tutup insang dan depan sirip dada akan muncul pada pejantan. Kalau tidak sabar menunggu masa kawin, bisa dilihat dari postur tubuhnya. Syaratnya, usianya relatif sama.

Yang jantan relatif lebih ramping dan panjang ketimbang yang betina. Kalau masih sulit, amati secara langsung alat kelaminnya.

Jika dilihat dari bawah, lubang kloaka jantan akan tampak lebih sempit dari milik si betina. Kalau dari samping, alat kelamin jantan tampak cekung, betinanya cembung (menonjol).

Yang perlu diingat, setelah telur-telur menetas, segera pisahkan anak dari induknya. Soalnya, maskoki termasuk omnivora (pemakan segala), sehingga anaknya sendiri bisa disantap kala lapar. Maskoki juga kurang sayang pada anak-anaknya.

Tidak sama dengan ikan koi

Yang perlu diingat lagi, ikanmaskoki tidak sama dengan ikan koi. Karena sekilas, bentuk keduanya hampir mirip. Meski begitu, jika kita jeli, ada detail-detail yang membedakan keduanya.

Sekilas, mengutip keterangan dari situs nakamaaquatics.id, ikan koi punya badan yang lebih besar dibanding maskoki yang tubuhnya lebih kecil dan padat. Tapi itu bukan satu-satunya perbedaan.

Dari sisi bentuk tubuh, ikan yang sama-sama berasal dari nenek moyang yang sama ini yaitu ikan mas ini berbeda. Ikan koi badannya lebih panjang, bentuknya tidak terlalu berbeda jauh dengan ikan mas asli.

Sementara itu, maskoki bentuk tubuhnya lebih padat dan lebih bulat. Ukurannya juga lebih kecil dibanding ikan koi.

Dari sisi umur, ikan koi bisa hidup lebih lama dibanding maskoki. Konon, ikan koi yang paling bisa berusia hingga 226 tahun, sementara maskoki paling tuanya cuma 45 tahun.

Dari harga, kabarnya ikan koi juga lebih mahal dibanding maskoki. Dari segi perawatan, ikan koi termasuk membutuhkan dana yang lebih besar dari saudara sepupunya itu. Satu lagi, ikan koi lebih keren dipelihara di kolam daripada di akuarium.

Selain bentuk badannya, ciri yang paling kentara yang membedakan keduanya adalah keberadaan kumis. Ikan koi punya kumis yang biasanya digunakan untuk mencari ikan – mirip nenek moyangnya si ikan mas. Sebaliknya, maskoki tidak punya.

Begitulah hikayat si ikan maskoki, ikan yang pamornya semakin tinggi menjelang Imlek karena dipercaya bisa mendatangkan hoki.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.