Mahasiswa Beban Akademik: Gobloknya Dipelihara, Malunya ke Mana?
Ramadhan Hidayat January 20, 2025 01:23 AM
Menjadi mahasiswa berarti memikul tanggung jawab, bukan hanya mengejar nilai, tetapi juga membangun integritas. Namun mirisnya, masih banyak mahasiswa yang justru membebankan tugas-tugas akademiknya kepada orang lain, seperti UTS dan UAS. Sikap ini tidak hanya menunjukkan kemalasan, tetapi juga kurangnya rasa tanggung jawab serta adab dan norma jika tidak menghargai banyak orang terutama si pembuat tugas.

Keikhlasan Bukan Pembenaran

Sering kali alasan “toh dia ikhlas membantu” dijadikan tameng. Padahal, keikhlasan pemberi bukan alasan untuk mengabaikan norma menghargai. Menganggap kebaikan orang lain sebagai hal biasa menunjukkan minimnya adab dan empati.
Mahasiswa yang bermoral seharusnya memahami bahwa tugas akademik adalah tanggung jawab pribadi, bukan untuk dibebankan kepada orang lain dengan alasan apa pun.

“Mahasiswa Beban Akademik: Di Mana Rasa Malu?”

Dampak Perilaku Ini
1. Bagi Si Pelaku:
Ilutasi Mahasiswa menjadi Beban dalam Dunia Kerja.  Foto: A Mokhtari/istochkphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilutasi Mahasiswa menjadi Beban dalam Dunia Kerja. Foto: A Mokhtari/istochkphoto.com
  • Mentalitas Lemah: Perilaku ini menciptakan kebiasaan buruk yang sulit dihilangkan. Jika Anda terbiasa mencari jalan pintas, apa yang akan Anda lakukan di dunia kerja saat harus menghadapi tantangan nyata? Orang yang terbiasa menghindari tanggung jawab dengan kebodohannya seperti ini akan terus menjadi beban, bukan solusi.
  • Harga Diri Rendah: Dalam hati kecil Anda, pasti ada rasa malu karena sebenarnya anda tidak tau apa-apa. Ini hanya akan mengikis harga diri Anda dan membuat Anda merasa semakin tidak berharga.
  • Beban di Dunia Kerja: Lebih jauh lagi, mahasiswa dengan kebiasaan seperti ini akan menjadi beban dalam dunia kerja. Ketika tugas akademik saja tidak bisa diselesaikan sendiri, bagaimana mungkin mereka mampu menghadapi tuntutan dan tekanan dunia kerja yang jauh lebih kompleks? Rekan-rekan kerja atau perusahaan akan merasa dirugikan dengan keberadaan mereka yang tidak mampu bekerja secara mandiri dan selalu bergantung pada orang lain.
2. Bagi Institusi Akademik:
  • Masalah Originalitas Tugas: Kampus dirancang untuk menghasilkan karya akademik yang orisinal. Namun, fenomena seperti ini menciptakan budaya tugas palsu yang mengurangi nilai akademik itu sendiri. Tugas yang seharusnya menjadi alat evaluasi berubah menjadi alat manipulasi. Hal ini mencoreng integritas institusi akademik, yang pada akhirnya akan memengaruhi kepercayaan publik terhadap kualitas pendidikan di kampus tersebut.
  • Degradasi Adab dan Norma Kampus: Salah satu misi utama institusi pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai etika, adab, dan tanggung jawab. Ketika mahasiswa membiasakan diri melanggar norma ini, budaya akademik yang sehat akan tergantikan oleh praktik-praktik tidak etis seperti ini. Kampus bukan hanya tempat belajar ilmu, tetapi juga tempat belajar moral, dan perilaku seperti ini bertentangan dengan tujuan itu.
  • Citra Kampus yang Tercoreng: Jika praktik semacam ini terus berlanjut, lulusan dari institusi tersebut akan dianggap tidak kompeten oleh masyarakat dan dunia kerja. Citra kampus sebagai institusi pendidikan berkualitas menjadi ternoda karena dianggap gagal menanamkan integritas dan tanggung jawab kepada para mahasiswanya.
Orang yang tidak menghargai usaha orang lain sering kali merasa dirinya paling hebat. Mereka bertindak seolah-olah tugas yang mereka titipkan adalah hak yang wajib dilayani. Sikap semena-mena ini tidak hanya merusak hubungan antarindividu, tetapi juga mencerminkan kurangnya integritas.
Lebih buruk lagi, saat tugas akademik menjadi tanggung jawab Anda, alih-alih menyelesaikannya, Anda malah memilih bersikap acuh tak acuh. Bermain game, tidur sepanjang hari, atau mengabaikan tanggung jawab menunjukkan bahwa bukan tugas itu yang berat, tetapi mentalitas Anda yang lemah.
Sikap seperti ini hanya akan membuat seseorang kehilangan rasa hormat dari orang-orang di sekitarnya. Tidak ada yang lebih rendah dari mereka yang merasa hebat di atas perjuangan orang lain.

Refleksi: Mahasiswa atau Beban Akademik?

Ilustrasi Mahasiswa tidak boleh bodoh. Foto: LuckyBusiness/istochkphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mahasiswa tidak boleh bodoh. Foto: LuckyBusiness/istochkphoto.com
Mahasiswa sejati adalah mereka yang menjunjung tinggi nilai-nilai tanggung jawab dan adab. Jika Anda merasa nyaman membiarkan orang lain bekerja keras untuk tugas Anda, pertanyakan kembali apakah Anda masih layak disebut mahasiswa?
Sudah saatnya setiap mahasiswa memahami, tugas akademik bukan sekadar kewajiban, tetapi juga cerminan karakter. Jika Anda tidak menghargai, merasa hebat, bersikap semena-mena, dan malah memilih mengabaikan tanggung jawab dengan bermain game atau tidur, maka yang hilang bukan hanya rasa tanggung jawab, tetapi juga penghormatan dari orang-orang di sekitar Anda, jangan sampai dampak buruk yang lebih besar akan datang.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.