Trump Beri Pengampunan Massal, Ribuan Penyerbu Gedung Capitol Mulai Dibebaskan
kumparanNEWS January 21, 2025 03:44 PM
Ribuan pendukung Donald Trump yang menyerbu Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 mulai dibebaskan dari penjara, Selasa (21/1). Ini hanya selang beberapa jam usai Trump kembali ke Gedung Putih lalu memberikan pengampunan massal.
Keputusan ini langsung memicu kemarahan, terutama dari anggota Kongres yang menjadi target serangan empat tahun lalu.
“Donald Trump sedang mengantar zaman keemasan bagi mereka yang melanggar hukum dan mencoba menggulingkan pemerintah,” kata Pemimpin Mayoritas Senat Demokrat Chuck Schumer, seperti dilaporkan Reuters.
Pengampunan ini mencakup 1.500 orang, termasuk beberapa pemimpin kelompok sayap kanan yang ikut mengorganisir kerusuhan, Proud Boys dan Oath Keepers.
Saat politikus 78 tahun itu dilantik, Senin (20/1), sekitar 40 pria dengan lambang Proud Boys terlihat di Washington, beradu mulut dengan pengunjuk rasa yang menentang kembalinya Trump ke kursi kepresidenan.
Pengunjuk rasa pro-Trump bentrok dengan polisi Capitol selama unjuk rasa untuk memperebutkan sertifikasi hasil pemilihan presiden AS 2020 oleh Kongres AS. Foto: REUTERS / Shannon Stapleton
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjuk rasa pro-Trump bentrok dengan polisi Capitol selama unjuk rasa untuk memperebutkan sertifikasi hasil pemilihan presiden AS 2020 oleh Kongres AS. Foto: REUTERS / Shannon Stapleton
Penyerbuan Gedung Capitol terjadi usai Trump menolak mengakui kekalahannya dalam Pemilu 2020. Ribuan pendukungnya berusaha menghalangi Kongres mengesahkan kemenangan Joe Biden.
Serangan itu menyebabkan 140 polisi terluka dan empat orang tewas. Beberapa pelaku dihukum dengan konspirasi menghasut, kejahatan serius yang dianggap mengancam demokrasi AS.
Namun, kini mereka dibebaskan.
Presiden AS Donald Trump menyampaikan perintah eksekutif saat parade perdana di dalam Capital One Arena pada hari pelantikan masa jabatan presiden keduanya, di Washington, AS, Senin (20/1/2025). Foto: Carlos Barria/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump menyampaikan perintah eksekutif saat parade perdana di dalam Capital One Arena pada hari pelantikan masa jabatan presiden keduanya, di Washington, AS, Senin (20/1/2025). Foto: Carlos Barria/REUTERS

Trump Akan Lebih Agresif

Pengampunan massal ini hanyalah salah satu dari banyak keputusan presiden yang langsung ditandatangani Trump selepas dilantik. Langkah lainnya mencerminkan kebijakan konservatif dan nasionalis, seperti:
  • Menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
  • Memulai tindakan keras terhadap imigrasi, termasuk membatalkan ribuan permohonan suaka di perbatasan AS-Meksiko.
  • Membatalkan subsidi untuk energi angin dan kendaraan listrik serta membuka kembali proyek pengeboran minyak di Kutub Utara.
  • Menunda larangan TikTok yang seharusnya ditutup pada Minggu mendatang.
Beberapa kebijakan Trump juga menimbulkan dampak langsung. Sejumlah pengungsi Afghanistan yang seharusnya mendapat suaka di AS dilarang masuk, dan pesawat yang membawa mereka dipaksa berbalik arah.
Di luar kebijakan politiknya, Trump tampak memanfaatkan kembalinya ke tampuk kekuasaan untuk kepentingan bisnis.
Mata uang kripto yang ia luncurkan Jumat lalu melonjak hingga lebih dari USD 10 miliar dalam nilai pasar pada Senin
Perusahaan kripto lain yang terkait dengannya, World Liberty Financial, berhasil mengumpulkan USD 300 juta dalam penjualan token.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.