lahir di Niigata, Jepang, pada tahun 1954. Ia adalah seorang fotografer alam dan aquascaper terkenal yang dikenal karena mengintegrasikan elemen alam ke dalam tata letak tanaman air, menciptakan gaya unik yang disebut "".
Foto-fotonya yang terkenal tentang pohon cedar primitif raksasa di Sado, Niigata, bahkan dipamerkan di pada tahun 2008, yang membuatnya mendapat pengakuan internasional.
Pada tahun 1982, Amano mendirikan , sebuah perusahaan yang dikenal karena memproduksi peralatan akuarium berkualitas tinggi dan desain inovatif. Ia juga dikenal sebagai pencipta gaya aquascaping .
Amano menulis beberapa buku berpengaruh, seperti "Nature Aquarium World" dan "Aquarium Plant Paradise", yang menginspirasi aquascaper di seluruh dunia.
, akibat pneumonia saat menjalani perawatan kanker pada usia 61 tahun. Ia meninggalkan warisan yang terus memengaruhi dunia aquascaping.
Kecintaannya yang mendalam terhadap keindahan alam tercermin dalam karya-karyanya dan kontribusinya di Dunia Akuarium Alam (Nature Aquarium World).
Apa Itu Aquascaping
adalah seni menata tanaman air, batu, kayu apung, dan elemen lainnya di dalam akuarium dengan cara yang estetis. Tujuannya adalah menciptakan lanskap bawah air yang indah dan alami.
Ada beberapa gaya aquascaping, termasuk Nature Aquarium, Dutch, Jungle, dan Iwagumi. Setiap gaya memiliki prinsip dan teknik unik, tetapi semuanya bertujuan untuk mereplikasi keindahan lingkungan alami di bawah air.
Gaya Iwagumi
Gaya , yang diciptakan oleh Takashi Amano, menekankan kesederhanaan dan keindahan alami. Tata letaknya menggunakan batu sebagai elemen utama, yang diatur dengan cermat untuk menciptakan keseimbangan dan harmoni.
Gaya ini mengikuti aturan tertentu, seperti menggunakan jumlah batu yang ganjil untuk menghindari simetri. Tantangan dan keindahan sejati dari gaya Iwagumi terletak pada kepatuhan ketat terhadap minimalisme, yang menuntut kreativitas sekaligus pengendalian diri dari aquascaper.
Tujuan estetika utama dari gaya ini adalah menciptakan rasa ketenangan dan ruang terbuka, yang dicapai melalui penempatan batu yang hati-hati dan penggunaan ruang kosong secara strategis.
Filosofi desain ini mencerminkan taman Zen ala Jepang, yang mengundang mata untuk menjelajah dan beristirahat, menciptakan pengalaman meditatif.
Aturan Khusus Gaya Iwagumi
Tata letak Iwagumi mengikuti aturan tertentu yang menentukan penempatan dan peran setiap batu:
Oyaishi (Batu Utama):
Batu ini menjadi fokus utama, ditempatkan secara strategis mengikuti aturan sepertiga (rule of thirds) untuk meningkatkan keseimbangan visual. Biasanya, batu ini adalah yang terbesar dan diposisikan untuk mencerminkan aliran air alami, menyerupai batu sungai.
Fukuishi (Batu Sekunder):
Batu-batu ini ditempatkan di dekat Oyaishi, baik di sisi kanan atau kiri, dan dipilih berdasarkan warna serta tekstur untuk melengkapi batu utama. Perannya penting dalam menciptakan ketegangan dan keseimbangan dalam tata letak.
Soeishi dan Suteishi (Batu Tersier):
Soeishi memperkuat struktur yang dibentuk oleh batu utama dan sekunder. Suteishi, yang sering lebih kecil, berfungsi sebagai pengisi dalam aquascape dan mungkin tertutup oleh tanaman, menambah kohesi dan tampilan alami tata letak.
Setiap batu dipilih tidak hanya untuk daya tarik estetisnya tetapi juga untuk kemampuannya mendukung keseimbangan ekologis, menciptakan lingkungan yang sehat bagi tanaman dan kehidupan air.
Karya Ikonik Takashi Amano dalam Dunia Aquascaping
yang dikenal sebagai "Forests Underwater." Akuarium ini memiliki panjang 40 meter dengan kapasitas air 160 ton, yang berisi 8.550 liter Amazonia Soil, 20 ton batu vulkanik, 78 kayu apung raksasa, 46 spesies tanaman, dan 10.000 ikan tropis dari 40 spesies. (Per 22 April 2015)
Kesimpulan
Kontribusi Takashi Amano dalam dunia aquascaping telah meninggalkan dampak yang mendalam pada seni dan ilmu desain akuarium.
Ia memelopori gaya Nature Aquarium dan Iwagumi, menginspirasi komunitas global untuk menciptakan lanskap bawah air yang indah, sederhana, dan seimbang secara ekologis.
Aquascape Amano, mulai dari karya awal hingga mahakarya monumental seperti Florestas Submersas di Oceanário de Lisboa, mengintegrasikan seni dan alam dengan sempurna.
Perhatiannya terhadap detail dan teknik inovatifnya menetapkan standar baru, mendorong orang lain untuk melindungi dan menghargai dunia alami.
Warisan Amano tetap hidup melalui publikasi, pameran, dan relevansi tekniknya yang terus berlanjut. Visi Amano telah mengubah aquascaping menjadi bentuk seni yang diakui, membawa keindahan alam bawah air ke rumah dan ruang publik di seluruh dunia.
Karyanya akan terus menginspirasi generasi aquascaper di masa depan, menyoroti hubungan mendalam antara seni dan alam.