Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Tanjung Duriat adalah bagian dari kawasan wisata Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Cuaca di wilayah ini panas, lebih panas dari daerah-daerah lain di Sumedang.
Suasana panas ini dianggap sebagai miniatur iklim tropis, yaitu istilah yang merujuk pada daerah atau wilayah yang beriklim panas dan berada di sekitar garis khatulistiwa.
Dengan alasan ini, satu kafe menawarkan solusi untuk wisatawan agar tidak merasa haus, kepanasan, dan badan tetap terhidrasi dengan baik. Ya, Tropicafe.
Tropicafe berada di Tanjung Duriat, Jatigede, Sumedang.
Tropicafe menawarkan menu minuman berbahan dasar kopi. Namun, bagi yang bukan pencinta kopi, ada es krim, jus buah, dan minuman berbasis susu yang bisa dinikmati.
Duduk menikmati minuman dan makanan di sini, penunjung bisa sekaligus menikmati hamparan air yang menggenangi waduk terbesar kedua di Indonesia ini.
Manajer Kreatif dan Marketing Tanjung Duriat, Karya Inra, kepada TribunJabar.id, pada Senin (20/1/2025) mengatakan setiap hari kafe itu ramai pengunjung. Apalagi pada akhir pekan.
"Lumayan sibuk, siang hari walau hujan masih ramai. Hari-hari biasa tidak terlalu (penuh), Sabtu-Minggu ramai. Ada yang ngopi, foto-foto. Ngopinya di sini," katanya.
Di Tropicafe, meski ada kopi dan jus, yang paling laku adalah es krim dengan topping buah. Es krim menjadi pilihan anak-anak hingga orang dewasa yang bertandang ke Jatigede.
"Cuaca panas Jatigede, es krim laku di sini, jadi favorit anak-anak," katanya.
Kafe itu buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00.
Jika situasi ramai, maka jam operasional ditambah hingga pukul 17.00.
Setiap hari ada empat pegawai yang bekerja. Namun jika Sabtu-Minggu, pegawai ditambah menjadi total delapan orang.
"Di sini juga ada makanan. Khas nasi bakar dan nasi goreng yang menurut banyak pengunjung rasanya enak. Dan tentu ada kopi. Yang tersedia adalah kopi-kopi lokal khas Sumedang. Kami sediakan dari Manglayang, juga dari Cimarga," katanya.
Soal harga, meski tempatnya terkesan mewah, tapi kocek terjangkau. Bahkan menurut Karya, harga relatif lebih murah, sama dengan di luar tempat wisata.
"Paling mahal makanan sekitar Rp 25 ribu, paling mahal minuman Rp 24 ribu," katanya.
Dia mengatakan, pengunjung pada akhir akhir pekan bisa mencapai 2.000 orang.
Dia menyebutkan, pengunjung rata-rata berasal dari Kota Bandung, Jabodetabek, selain juga Sumedang, Indramayu, dan Majalengka.
"Kita terkoneksi dengan travel juga," katanya. (*)