Sejarah Bergota Semarang, Pelabuhan Sibuk yang Kini Menjadi Makam Terbesar
Seputar Semarang January 22, 2025 07:23 PM
Mendengar kata Bergota di Semarang, yang terlintas pasti area pemakaman terbesar di kota tersebut. Namun, ternyata, sejarah Bergota Semarang di masa lampau bukan menjadi area makam seperti saat ini.
Bergota bisa dikatakan sebagai salah satu kawasan paling penting di Kota Semarang pada masa itu. Cerita keberadaan Kota Semarang pun tidak lepas dari adanya Bergota.
Sejarah Bergota Semarang, Pelabuhan Penting di Kota Semarang
Dikutip dari ppid.semarangkota.go.id, sejarah Bergota Semarang berawal pada sekitar abad ke-8, yaitu pada wilayah pesisir yang dikenal dengan nama Pragota (Bergota). Daerah ini adalah bagian dari kekuasaan kerajaan Mataram Kuno, dan merupakan pelabuhan.
Sementara, buku Kota Pelabuhan Semarang dalam Kuasa Kolonial: Implikasi Sosial Budaya Kebijakan Maritim, Tahun 1800an-1940an oleh Dwi Ratna Nurhajarini dan Indra Fibiona, Suwarno (2019:25) menyebutkan, Pelabuhan Bergota dikelilingi oleh wilayah perbukitan, dan menjadi pintu masuk yang penting bag Kerajaan Mataram Hindu-Jawa sekitar abad VIII.
Pelabuhan Bergota menjadi pelabuhan utama Kerajaan Mataram Kuno. Seiring dengan berjalannya waktu, endapan lumpur menyebabkan Pelabuhan Bergota semakin dangkal. Hal tersebut mematikan aktivitas perekonomian masyarakat sekitar.
Selain itu, matinya Pelabuhan Bergota juga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno. Nama Bergota sendiri merupakan verbastering (degenerasi/penyingkatan) dari kalimat Berg in de Kota yang berarti gunung di sebuah kota.
Terdapat beberapa pakar budaya yang menyebutkan, Pelabuhan Bergota adalah pelabuhan Kota Semarang sebelum akhirnya berpindah ke Tanjung Mas. Hal ini karena sebelum itu, Kota Semarang bagian bawah masih berupa lautan.
Adapun, lokasi Pelabuhan Bergota berada di tepi timur teluk. Menariknya, letaknya berseberangan dengan Gedung Batu, atau saat ini dikenal dengan Sam Poo Kong, yang menjadi saksi perjalanan Laksamana Cheng Ho di abad ke-15.
Karena pendangkalan yang semakin parah, Belanda pada akhirnya membangun kanal dan Pelabuhan Tanjung Emas pada tahun 1870. Sebab, Pelabuhan Bergota tidak lagi bisa dipakai.
Pendangkalan yang terjadi di Semarang juga menjadi bukti pergeseran benteng VOC sampai 2.250 meter ke sisi selatan muara Kali Semarang dalam 300 tahun. Saat ini, Bergota menjelma menjadi kawasan pemakaman yang terbesar di Kota Semarang.
Baca juga:Jadwal Kapal Semarang-Pontianak Januari 2025 dan Harga Tiketnya
Sejarah Bergota Semarang membuktikan adanya pendangkalan parah yang melanda kota satu ini. Kawasan ini bisa dikatakan sebagai salah satu saksi bisu perkembangan kota yang tidak banyak diketahui. (YD)