JAKARTA - Dalam rangka
Dies Natalis ke-58, Linguafest 2025 digelar dan diprakarsai Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA). Linguafest 2025 digelar dengan temaVoices of Change danmenghadirkan dua generasi muda ternama dalam gelar wicara .
Reed Piercey, dari Kedutaan Besar AS di Jakarta menggarisbawahi nilai pekerjaan yang bermakna dan keterlibatan aktif dalam masyarakat sebagai bagian dari perubahan.
“Penting untuk memilih karier dimana setiap hari Anda bisa melakukan sesuatu yang menurut Anda bermakna dan terukur. Saya berharap kita bisa menciptakan perubahan. Tidak selalu harus menjadi bagian dari birokrasi besar,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (26/1/2025).
Diplomat muda itu juga menekankan pentingnya keikutsertaan generasi muda sebagai relawan sosial dan terlibat dalam isu-isu lokal.
Di hadapan para mahasiswa, Jovial juga membahas mengenai keterampilan sosial yang merupakan aspek fundamental dalam bekerja sama dengan orang lain, terutama dalam lingkungan profesional seperti pemerintah untuk capai tujuan perubahan.
“Karena pada dasarnya, menjadi manusia adalah mengasah keterampilan sosial. Apakah Anda diterima atau tidak, apakah Anda mendengarkan atau tidak, semuanya bergantung pada itu. Jadi, tidak peduli seberapa benar Anda merasa untuk bertahan dan mendapatkan lebih banyak pekerjaan, Anda harus bisa beradaptasi. Jadi, itulah pengalaman saya bekerja khususnya dengan pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengemukakan pentingnya pemerintah memberikan pedoman yang baik agar masyarakat mengikuti prinsip-prinsip kejujuran dan integritas.
Dalam sesi gelar wicara yang dimoderatori oleh Dave Gavriel, mahasiswa UDE tersebut berhasil membawa kedua narasumber berbagi pengalaman dan pandangan mengenai praktik langsung untuk menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Sementara itu, Rektor UKRIDA, Prof. Dr. Herman Parung juga memberikan pendapatnya mengenai Linguafest 2025. Menurutnya linguistik dan seni bahasa berperan penting dalam menjembatani komunikasi lintas budaya.
“Acara ini merayakan kreativitas dan kekuatan ekspresi. Tema acara tahun ini yaitu menyuarakan perubahan merupakan pemantik untuk mengundang ide, mempercepat masa kini, dan mendorong perubahan bermakna dalam komunitas dan masyarakat kita,” ujarnya.
Selain menggelar rangkaian gelar wicara (talk show), UDE juga menggambarkan semangat UKRIDA sebagai wadah bagi generasi muda untuk menyuarakan gagasan dan kepedulian terkait perubahan dan keberlanjutan melalui kompetisi Bahasa Inggris dan pameran hasil karya mahasiswa.
Linguafest 2025 diikuti oleh siswa dari 47 sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Sekitar 150 peserta, baik dari sekolah yang berpartisipasi dalam lomba maupun sekolah asal siswa penerima English Access Scholarship, turut berpartisipasi dalam festival ini yang juga dilengkapi dengan pameran Graphic Memoir bertajuk “Frames of Life” karya mahasiswa.
Diandra Allegra Gilsey Panjaitan dari SMAK Penabur Bintaro Jaya meraih juara lomba pidato, sementara Lordy Torang Sinaga dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi memenangkan lomba puisi.
“Saya menyampaikan puisi mengenai kegelisahan saya terhadap lingkungan, seperti surat permintaan maaf untuk alam.” Ia mengapresiasi UKRIDA yang telah memberikan ruang untuk generasi muda aktif berperan menjadi agen perubahan (agent of change) bagi lingkungan sekitar," kata Lordy.
Michael Kevin Riyadi, peserta program English Access Scholarship yang mempresentasikan mural bertema kesehatan mental juga memberikan testimoninya. “Talk show ini sangat luar biasa bagi kami. Momen ini merupakan kesempatan yang baik untuk berdiskusi secara langsung dengan narasumber. Ini adalah peluang bagi kami untuk memperluas wawasan,” ujarnya.
Melalui program English Access Scholarship juga, UKRIDA Department of English (UDE) bersama Kedutaan Besar AS di Jakarta telah melanjutkan langkah perubahan kepada siswa SMA/SMK kelas X terpilih di Jakarta untuk belajar bahasa Inggris secara gratis selama dua tahun.