Pria AS Cetak Rekor Tidak Tidur 11 Hari, Begini yang Terjadi Pada Tubuhnya
GH News February 02, 2025 11:04 AM

Pada tahun 1963, dua orang remaja berusia 17 tahun menemukan ide untuk proyek sains sekolahnya: bertahan tanpa tidur dalam waktu lama.

Eksperimen ini berawal dari Randy Gardner dan Bruce McAllister, yang awalnya ingin mempelajari efek kurang tidur. Setelah berunding cukup lama, mereka melempar koin untuk menentukan siapa yang akan menjadi objek proyek. Randy pun kalah dalam undian dan bersiap menjadi objek percobaan.

Eksperimen ini kemudian menarik perhatian peneliti tidur dari Universitas Stanford, Dr William C. Dement. Dia kemudian meneliti efek kurang tidur yang didalami oleh Randy sepanjang eksperimen tersebut.

Diberitakan BBC, Atas permintaan orang tua Randy, percobaan ini akhirnya diawasi oleh Dement, serta Lt. Cmdr. John J. Ross dari Unit Penelitian Neuropsikiatri Medis Angkatan Laut AS di San Diego guna untuk memantau kesehatan Randy selama eksperimen ini.

"Ia sangat bugar secara fisik," kata Dement. "Jadi kami selalu bisa membuatnya bersemangat dengan bermain basket atau bowling, dan hal-hal seperti itu. Jika ia memejamkan mata, ia akan langsung tertidur."

Malam hari lebih sulit karena tidak ada yang bisa dilakukan dan mereka kesulitan membuatnya tetap terjaga.

Para siswa itu sangat serius dan terus berusaha untuk menyelesaikan proyek sainsnya. Akhirnya setelah 264 jam tidak tidur, rekor dunia terpecahkan dan eksperimen pun berakhir.

Alih-alih meringkuk di tempat tidurnya sendiri untuk beristirahat, Randy dibawa ke rumah sakit angkatan laut tempat gelombang otaknya dipantau. McAllister menjelaskan apa yang terjadi selanjutnya.

Next: Efek tak tidur 11 hari

Di rumah sakit, dokter mengamati gelombang otaknya melalui mesin elektroensefalogram yang dipasangkan padanya. Secara medis, Randy sangat sehat.

Jadi, di rumah sakit angkatan laut, Gardner tidur selama 14 jam. Setelah bangun, katanya, ia merasa "pusing, tetapi tidak lebih pusing daripada orang normal."

Hasil pemeriksaan Randy dari rumah sakit dikirim ke Arizona untuk dipelajari. McAllister mengatakan hasilnya menyimpulkan bahwa "otaknya telah tertidur sepanjang waktu. Sebagian otaknya tertidur dan sebagian lagi terjaga."

Di samping itu, efek yang dia rasakan karena tidak tidur berhari-hari bukan cuma kelelahan. Tapi paranoid dan halusinasi juga dia alami akibat eksperimen itu.

Pada tahun 2017, Randy melaporkan bahwa ia mulai mengalami insomnia serius sekitar tahun 2007, beberapa dekade setelah eksperimen tidurnya, dan meyakini partisipasinya dalam studi tidur tahun 1960-an menjadi penyebabnya.

"Saya tidak bisa tidur. Saya berbaring di tempat tidur selama lima, enam jam, tidur mungkin 15 menit dan bangun lagi. Saya seperti orang yang tidak berdaya," kata dia dalam wawancara bersama NPR.


© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.