Aktris Taiwan Barbie Hsu meninggal dunia akibat pneumonia setelah tertular influenza saat berlibur di Jepang. Pemeran Shancai di serial Meteor Garden tersebut meninggal pada usia 48 tahun.
Kakaknya, Dee Hsu, mengonfirmasi kematiannya kepada TVBS News Taiwan pada hari Senin.
"Selama Tahun Baru Imlek, keluarga kami datang ke Jepang untuk berlibur. Adik perempuan saya tersayang Barbie telah meninggalkan kami setelah terkena pneumonia, yang dipicu oleh influenza," kata Dee Hsu dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh manajernya, dikutip BBC.
"Saya bersyukur bisa menjadi saudaranya di kehidupan ini, saling menjaga satu sama lain... Saya akan selalu berterima kasih padanya dan mengingatnya," lanjutnya.
Spesialis paru dr Erlina Burhan, SpP mengatakan virus influenza memang bisa menyebabkan komplikasi seperti pneumonia. Pneumonia adalah radang yang terjadi di jaringan paru.
Apabila radang yang terjadi meluas ke area lainnya, kata dr Erlina, pneumonia bisa menyebabkan kematian.
"Kalau dia cukup luas itu bisa menimbulkan kematian. Memang karena paru-paru itu fungsinya mengambil oksigen dan menyebarkannya ke dalam seluruh tubuh dan juga kemudian mengeluarkan karbondioksida," katanya. saat dihubungi detikcom Senin (3/2/2025).
"Nah ini kalau jaringan ini rusak, apalagi meluas, oksigen tidak bisa diambil dengan cukup, akhirnya menimbulkan kerusakan pada organ lain, sehingga menimbulkan kematian," lanjutnya.
dr Erlina juga cukup terkejut mendengar kabar tersebut, khususnya pada orang yang terbilang masih muda.
Pasalnya, menurut dr Erlina, virus influenza biasanya tergolong menyebabkan infeksi ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, pada orang-orang tertentu, seperti imunitas rendah atau kelompok rentan, infeksi tersebut bisa memicu komplikasi.
Bisa jadi, kata dr Erlina, aktris tersebut memiliki kondisi atau riwayat tertentu yang bisa menyebabkan pemberatan dari pneumonia.
"Pada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri atau kuman lain juga bisa menjadi berat, tapi pada kondisi tertentu. Dan itu bisa mungkin menyebabkan sepsis. Sepsis itu ya udah toksin-toksin dari kuman atau virusnya sudah menyebar ke seluruh pembuluh darah,"
"Nah, tapi nggak semua orang bisa jadi berat kayak gitu. Saya katakan tadi orang yang lansia, atau anak-anak di bawah 2 tahun, atau orang yang imunnya sedang turun, misalnya lagi kemoterapi, sakit ginjal yang perlu cuci darah, HIV, atau orang pada diabetes yang tidak terkontrol, jadi adalah beberapa faktor," imbuhnya lagi.
NEXT: Berbagai penyebab pneumonia selain influenza
Senada, spesialis paru sekaligus Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof dr Tjandra Aditama, SpP, juga mengatakan pneumonia adalah radang paru-paru yang bisa disebabkan oleh berbagai patogen, paling sering disebabkan oleh bakteri maupun virus.
"Virus yang paling terkenal yang menimbulkan pneumonia dan kematian itu tentu saja virus COVID-19. Bakteri juga macam-macam, bakteri yang bisa menimbulkan pneumonia dan juga bisa menimbulkan, bisa ringan bisa berat," katanya saat dihubungi detikcom, Senin (3/2/2025).
"Virus juga begitu, bisa ringan bisa berat. Bakteri yang menimbulkan pneumonia antara lain bakteri yang namanya bakteri pneumococcus," lanjutnya lagi.
Meski begitu, prof Tjandra mengatakan tak semua orang yang terpapar virus, baik COVID maupun influenza akan mengalami pneumonia. Sebagian besar orang yang terkena umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.
"Pada keadaan tertentu mungkin dari daya tahan tubuh rendah atau virusnya kebetulan ganas, maka orang yang kena virus influenza bisa kemudian jadi pneumonia," katanya.
"Jadi sekali lagi, dari dulu influenza itu bisa pneumonia, tapi sebagian itu hanya terjadi pada sebagian kecil orang," imbuhnya.
Dirinya juga menyebut perlu data lengkap terkait rekam medis dari aktris tersebut untuk mengetahui gambaran jelas tentang hubungan virus influenza dan kejadian pneumonia yang menyebabkan kematian.