Dialah sosok di balik DeepSeek yang belakangan ini bikin industri teknologi Amerika Serikat pusing tujuh keliling. Orangnya ternyata masih cukup muda.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -DeepSeek tiba-tiba membuat heboh jagat digital. Bagaimana tidak, platfom AI buatan China itu diduga mencontek model ChatGPT yang dibuat oleh OpenAI yang didirikan oleh Elon Musk, Sam Altman, dll. pada 2015 lalu itu.
Berbicara tentang DeepSekk tentu menarik juga tahu tentang siapa sosok di balik kemunculannya. Dialah Liang Wenfeng.
Sekilas DeepSeek
Forman DeepSeek sejatinya tidak jauh berbeda dengan chatbot AI lainnya. Mengutip Kompas.com, model AI yang dikembangkan oleh perusahaan asal China ini mirip dengan ChatGPT dari OpenAI, Gemini dari Google, dan Claude dari Anthropic.
Tak hanya itu, DeepSeek juga bisa menjawab serta merespons berbagai perintah pengguna. Meski begitu, DeepSeek menawarkan pengembangan yang lebih efisien dibandingkan model AI lain yang sebagian besar dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan AS.
Dengan model terbarunya, DeepSeek menunjukkan potensi untuk menjadi AI yang lebih cerdas dibandingkan ChatGPT, sehingga berpotensi mengancam dominasi AI asal AS. Ada sejumlah hal yang harus kita tahu tentang platform AI baru ini.
DeepSeek adalah startup AI yang masih sangat muda, baru berdiri dua tahun. Didirikan pada tahun 2023, perusahaan ini berbasis di Hangzhou, Zhejiang, China.
Pendirinya adalah Liang Wenfeng lewat sebuah hedge fund bernama High Flyer. Dia adalah seorang pemuda kelahiran 1985 di Zhanjiang, Provinsi Guangdong, dan merupakan lulusan Teknik Informasi Elektronik dari Zhejiang University.
Walau AI yang dikembangkannya masih terbilang baru, Wenfeng optimis bahwa DeepSeek dapat berkontribusi pada kemajuan teknologi AI di China.
DeepSeek tersedia dalam berbagai format, termasuk aplikasi mobile. Pada 26 Januari 2025, aplikasi DeepSeek untuk HP berhasil menjadi aplikasi gratis teratas Apple App Store di 111 negara, setelah sebelumnya berada di peringkat ke-31.
Sejak didirikan, DeepSeek telah mengembangkan beberapa model AI, di antaranya DeepSeek V3 dan DeepSeek R-1. DeepSeek V3 dirilis pada Desember 2024 dan mampu menangani jendela konteks hingga 128.000 token.
Sementara itu, DeepSeek R-1, yang dirilis pada 20 Januari 2025, memiliki kemampuan bernalar yang lebih baik dan pemecahan masalah kompleks.
DeepSeek muncul di tengah pembatasan ekspor chip AI oleh AS. Kondsi ini menyulitkan akses DeepSeek terhadap teknologi terbaru yang umumnya diproduksi oleh perusahaan-perusahaan AS.
Yang lebih penting,pengembangan DeepSeek lebih efisien, dengan biaya 10 kali lipat lebih murah dibandingkan ChatGPT. DeepSeek-R1 dilatih dengan biaya sekitar 6 juta dollar AS, sementara GPT-4 membutuhkan biaya 63 juta dollar AS.
DeepSeek dilatih menggunakan chip Nvidia H800 yang lebih terjangkau, sedangkan GPT-4 menggunakan chip Nvidia H100 yang lebih mahal.
DeepSeek menerapkan teknologi inovatif untuk memastikan efisiensi dan performa tinggi dalam pengembangan model AI mereka, termasuk metode Mixture-of-Experts (MoE) dan Chain of Thought (CoT).
DeepSeek V3 telah menunjukkan hasil yang sangat baik dalam berbagai benchmark, bahkan mengalahkan model-model AI lainnya dalam uji coba pemahaman konteks dan soal matematika.
Platform AI ini sepenuhnya memanfaatkan talenta muda lokal, dengan semua karyawan berasal dari dalam negeri. Seluruh karyawan DeepSeek diklaim merupakan talenta dari dalam negeri.
Perusahaan merekrut lulusan baru dari universitas ternama di China serta profesional muda lokal yang telah memiliki pengalaman di bidang kecerdasan buatan (AI).
DeepSeek R-1 dikembangkan secara open source, memungkinkan siapa saja untuk menggunakan dan mengembangkannya, berbeda dengan model AI lain yang bersifat tertutup.
Yang kemudian bikin heboh adalah kehadiran DeepSeek sukses menyebabkan saham perusahaan teknologi AS anjlok, termasuk Nvidia yang kehilangan hampir 17 persen dari nilai pasarnya. Selain itu,analis investasi mulai mempertanyakan kemampuan perusahaan AS dalam industri teknologi AI, setelah peluncuran model DeepSeek ini.
DeepSeek juga memengaruhi pasar kripto, dengan harga Bitcoin turun tajam akibat aksi jual besar-besaran oleh investor. Sehingga pemerintah AS pun mulai waspada terhadap platform baru ini, dengan beberapa pejabat meninjau implikasi keamanan nasional dari teknologi AI Tiongkok ini.
Meski begitu,beberapa tokoh penting di AS seperti Donald Trump dan Sam Altman, bos ChatGPT, menyambut baik kehadiran DeepSeek sebagai dorongan untuk meningkatkan daya saing.
Dalam perkembangan terbaru, DeepSeek meluncurkan model AI baru yang mampu menghasilkan gambar dari perintah teks, bernama Janus Pro, yang diklaim lebih unggul dari DALL-E 3 buatan OpenAI.
Liang Wenfeng, sosok di balik DeepSeek
Seperti disebut di awal, DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng pada 2023 di Hangzhou, China. Pada Desember 2024, platform ini mulai meluncurkan produk-produk AI-nya. Dan hanya dalam waktu satu bulan, DeepSeek menjadi rival berat ChatGPT.
Menurut laporan Reuters,DeepSeek telah menggeser dominasi ChatGPT sebagai aplikasi asisten AI gratis yang paling banyak diunduh di AS di pasar aplikasi Apple, AppStore. Kehadiran DeepSeek juga membuat harga saham-saham teknologi AS rontok.
Secara total, indeks saham semikonduktor AS turun 9,2 persen dalam sehari, kerontokan terparah sejak Maret 2020, sebagaimana dikutip dari Kompas.ID.
Harga saham perusahaan teknologi besar AS lainnya, Microsoft, turun 2,1 persen; Alphabet, induk perusahaan Google, turun 4,2 persen; pembuat server AI, Dell Technologies, turun 8,7 persen; perusahaan operator pusat data, Digital Realty, turun 8,7 persen; dan perusahaan listrik, salah satunya adalah Vista, juga turun 28,3 persen.
DeepSeek awalnya merupakan perusahaan rintisan kecil yang sebelumnya sama sekali tidak dihitung dalam kompetisi teknologi AI. Pun dengan sang pendiri, Liang Wenfeng, yang memang dikenal sebagia sosok yang low profile.
Sebelum DeepSeek mengguncang dunia, Liang hanya dua kali bersedia diwawancarai oleh media China, Wave, yakni tahun 2023 dan 2024. Selebihnya, dia memilih menghindari media.
Pada 20 Januari 2025, Liang diundang untuk presentasi dalam simposium tertutup yang digelar oleh Perdana Menteri China Li Qiang. Ketika itu tampilannya biasa banget, laiknya anak muda lainnya. Berbeda dengan para undangan yang lain yang kebanyakan adalah akademisi beruban, pejabat pemerintah, dan para konglomerat China.
Satu yang pasti, undangan itu adalah bentuk pengakuan pemerintah China terhadap potensi DeepSeek dalam kancah per-AI-an dunia. DeepSeek juga menjadi harapan negara itu mengatasi pembatasan ekspor teknologi yang gencar diberlakukan AS terhadap China.
Soal persaingan industri, kata Liang, industrik teknologi China saat ini berada di persimpangan jalan. Menurutnya, China hanya kurang percaya diri, padahal negara ini tidak kekurangan sumber daya untuk membuat terobosan-terobosan mendasar dalam riset dan pengembangan teknologi.
Liang lahir di Guangdong, China selatan, pada 1985. Saat itu, China mengadopsi kapitalisme pasar. Anak-anak yang tumbuh dalam generasinya kebanyakan berminat menekuni bisnis ketimbang belajar.
Liang berbeda, dia cenderung pada aktivitas akademik. Ia melanjutkan belajar dengan kuliah di kampus elite, Universitas Zhejiang. Ia memilih jurusan elektro dan teknik komunikasi. Ia melanjutkan ke jenjang master dan lulus pada jurusan teknik informatika dan komunikasi tahun 2010.
Setelah itu, ia ikut mendirikan beberapa perusahaan. Salah satunya perusahaan investasi dana lindung (hedge fund) kuantitatif di China, High-Flyer Quant. Perusahaan ini fokus pada perdagangan yang digerakkan oleh AI. Pada 2023, barulah ia mendirikan DeepSeek.
Para staf dan karyawan DeepSeek umumnya lulusan dan mahasiswa PhD dari berbagai universitas ternama di China. Liang percaya, lewat kerja sama dengan universitas-universitas top China itu, DeepSeek bisa mengatasi tantangan-tantangan terbesar dalam dunia AI.
Dengan DeepSeek, Liang mengembuskan napas baru pengembangan AI di China yang bertumpu pada spirit inovasi.
Itulah Liang Wenfeng, sosok di balik DeepSeek yang belakangan ini bikin industri teknologi Amerika Serikat pusing tujuh keliling.