Pemerintah Batasi Medsos, Begini Respons Warga Kalsel
Hari Widodo February 07, 2025 07:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BATULICIN - Rencana pembatasan penggunaan media sosial (medsos) oleh pemerintah mendapatkan dukungan dari warga di Banua. Karena saat ini banyak akun-akun bertebaran di berbagai platform tersebut dan tidak memandang batas usia.

Rona, salah seorang siswa kelas 10 disalah satu sekolah SLTA di Tanahbumbu (Tanbu), mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial memang perlu adanya batasan.

Batasan itu, untuk hal hal tertentu saja, misalnya akses yang dibatasi untuk tampil gambar gambar dewasa, kemudian lain sebagai.

Menurutnya, jika media sosial dipergunakan dengan baik, juga akan membawa kebaikan, seperti berjualan online, dan lain sebagainya.

“Sebab medsos sekarang bisa jadi tempat jualan dan lain sebagainya, paling hanya kontennya saja yang harus dibatasi,” ungkap perempuan yang memiliki followers ribuan tersebut.

Dia sendiri, untuk menyesuaikan jam belajar dan jam bermain handphone, misalnya diantara waktu salat Magrib dan salat Isya disana  harus mengurangi kesibukan untuk bermain handphone.

“Media sosial itu, sebenarnya menurut saya sangat bermanfaat, apalagi soal info-info update, di medsos banyak dan cepat beterbangan, akan tetapi kita juga harus memilah dan memilih informasi  mana yang benar dan hoax. Semua tergantung kepada penggunanya,” paparnya.

Sementara itu Anton Sujarwo kepala SMPN 4 Simpang Empat  mengatakan khusus di sekolah mereka, medsos anak-anak didik, secara tidak langsung memang dipantau, walaupun tidak  secara penuh, karena itu memang ranah pribadi.

“Tetapi kami akan mengingatkan anak-anak didik kami ketika konten maupun medsosnya yang terkait dengan sekolah, kami sampaikan agar tetap menjaga norma-norma dan etika yang berlaku secara umum,” paparnya.

Adapun Kepala Diskominfosp Tanbu Al Husain Mardani mengungkapkan pihaknya sangat mendukung terhadap rencana strategis penerapan aturan pembatasan penggunaan medsos untuk anak-anak.

Langkah ini menurut dia, menjadi sangat penting guna menjaga perkembangan psikologis dan sosial anak-anak di tengah masifnya penggunaan perangkat digital.

Terutama pada pembatasan usia dalam penggunaan media sosial, karena dapat menjadi langkah strategis untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi generasi muda.

Meski demikian peran orangtua dan pihak sekolah juga sangat besar untuk memberi batasan dan mengarahkan penggunaan gawai agar tidak berlebihan dan mengarah pada hal negatif.

 Ditegaskan Muhammad Akbar salah satu warga Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah, Hulu Sungai Utara, penggunaan telepon genggam pada anak harus mendapat pantauan orangtua.

Dirinya sendiri memberi batasan kepada anaknya yang masih duduk dibangku sekolah dasar dan SMA, pada jam sekolah tidak boleh membawa telepon genggam. Selain itu juga menambah kegiatan diluar sekolah seperti mengikuti les dan ekstrakurikuler.

Penggunaan gadget sebenarnya juga bisa membawa dampak positif bagi anak jika digunakan untuk media pembelajaran, mengingat saat ini banyak metode belajar yang disebarluaskan melalui media sosial.

Terpisah, Kepala SDN Murung Sari 5 Rina Emilyana mengatakan pengawasan dalam penggunaan media sosial pada anak dilakukan dari pihak sekolah telah dilakukan dengan memberikan pengertian dan nasihat setiap saat.(rin/nia)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.