![](https://shengbo-xjp.oss-ap-southeast-1.aliyuncs.com/Upload/File/2025/02/11/1005085853.webp)
Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengungkap penyebab internet Indonesia lemot atau lambat jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.
Dilansir detikInet, Rudi Purwanto selaku Chairman of Working Group Spectrum ATSI mengatakan kecepatan unduh dan unggah di Indonesia masih sangat rendah karena latensinya tinggi. Rudi mengutip data dari Speedtest dari Ookla.
"Latensi tinggi karena implementasi 5G itu belum optimal. Beda kalau kita pakai 5G dengan kita pakai 4G, itu latensinya pasti berbeda. Hampir 10 kalinya ya," kata Rudi di Selular Business Forum, Jakarta, Senin (10/2/2025), dikutip dari detikInet.
Rudi menjelaskan, yang memengaruhi latensi tinggi itu bersumber dari penggunaan teknologi Carrier Aggregation (CA), yakni sebuah teknik yang memungkinkan pemanfaatan lebih dari satu spektrum frekuensi sehingga layanan internet yang dirasakan pengguna akan semakin optimal.
Meski demikian, Rudi menerangkan, adanya tambahan frekuensi baru bisa menjadi dorongan internet yang diakses pengguna semakin kencang dari sebelumnya. Untuk diketahui, tahun ini Kementerian Komunikasi dan Digital berencana melakukan lelang frekuensi 700 MHz, 1,4 GHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz.
"Jadi, lelang salah satu satu poin yang paling optimal adalah segera mengoptimalkan adalah segera mengoptimalkan 5G hadir di Indonesia dengan spektrum-spektrum yang memang ideal. Ini untuk menjawab terkait latensi dan kecepatan," ungkap Rudi.
Rudi menambahkan, Indonesia sangat membutuhkan tambahan spektrum baru untuk mengejar ketertinggalan, khususnya soal kecepatan internet. Dia menyebut Vietnam, Thailand, Filipina, Myanmar, Singapura, dan Laos, sudah mengalokasikan spektrum frekuensi 2,6 GHz.
"Pita frekuensi 3,5 GHz sudah dialokasikan oleh Filipina, sedangkan pita frekuensi 26 GHz sudah dialokasikan di Filipina dan Vietnam. Ini adalah PR yang harus dijawab, cara menjawabnya tadi sebenarnya, fokus di low band dan mid band sebagai future band yang memang sangat dibutuhkan," pungkas Rudi.