Dian Marcy, seorang wanita asal Salatiga, Semarang, Jawa Tengah, membagikan perjuangannya melawan kanker laring stadium 3. Ia didiagnosis penyakit ini pada tahun 2020, saat usianya 29 tahun. Dian diketahui merupakan seorang mantan social smoker dan perokok pasif.
Gejala awal yang dialami Dian muncul pada 2018, berupa suara serak. Setiap kali memeriksakan diri ke dokter, ia hanya didiagnosis mengalami radang tenggorokan biasa. Bahkan, kondisinya sempat membaik setelah diberikan obat radang tenggorokan.
Namun, setelah beberapa waktu, suara seraknya kembali muncul dan semakin memburuk. Pada 2019, ia mulai mengalami gejala lain seperti batuk, tidur mendengkur, kesulitan menelan, serta sering tersedak saat makan.
"Awal saya tahu kalau saya mengidap kanker laring itu tahun 2020, yang sebenarnya gejala awal sudah terasa di tahun 2018," ucapnya saat dihubungi detikcom, Senin (17/2/2025).
Merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan kesehatannya, Dian memutuskan untuk kembali memeriksakan diri ke dokter. Kali ini, dokter menyarankannya untuk menjalani biopsi. Dari hasil pemeriksaan tersebut, ia dinyatakan mengidap kanker laring stadium 3 pada Juni 2020.
Dian meyakini bahwa kondisi yang dialaminya bukan disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik, melainkan lebih berkaitan dengan lingkungan di sekitarnya.
"Kalau genetik enggak ya kak, soalnya keluarga nggak ada. Nah kalau selama ini saya abai sama asap rokok, lingkungan saya perokok," tuturnya.
Setelah menerima diagnosis, Dian menjalani serangkaian pengobatan, termasuk 35 kali terapi radiasi serta prosedur pengangkatan pita suara. Kini, ia telah memasuki tahun kelima bebas dari kanker.
Ia juga berbagi cara yang diterapkannya untuk menjaga kesehatan setelah menjalani pengobatan.
"Kebiasaan saya pribadi tetap makan apa aja tapi tidak berlebihan, lebih memilih mengubah mindset. Karena saat pikiran kita positif hati kita seneng tenang, tubuh akan memperbaiki diri," pungkasnya.
Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi Dr dr Andhika Rachman SpPD-KHOM mengatakan kanker laring berkembang di daerah pita suara (laring), yang berfungsi sebagai suara dan jalan udara daerah tenggorokan ke paru-paru.
"Meskipun kanker laring lebih umum pada pasien usia lanjut, kasus pada usia muda memang meningkat dan perlu mendapatkan perhatian khusus," katanya saat dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2025).
Menurut dr Andhika, kanker laring pada tahap awal menimbulkan gejala yang sering dikira radang tenggorokan biasa. Adapun gejala kanker laring:
NEXT: Penyebab kanker laring
dr Andhika mengatakan terdapat beberapa faktor risiko utama kanker laring pada usia muda. Di antaranya:
HPV, terutama tipe 16 dan 18, berkaitan dengan peningkatan risiko kanker laring. Infeksi ini dapat menyebabkan perubahan sel epitel yang dapat memicu kanker.
Meski lebih sering menjadi faktor pada usia tua, paparan rokok sejak dini meningkatkan risiko mutasi genetik yang memicu kanker laring.
Alkohol bersifat karsinogenik dan bekerja sinergis dengan rokok dalam meningkatkan risiko kanker laring.
Paparan asam lambung yang kronis ke laring dapat menyebabkan peradangan berulang yang berkontribusi pada perkembangan kanker.
Riwayat keluarga dengan kanker kepala-leher atau kelainan genetik tertentu dapat meningkatkan risiko kanker laring pada usia muda.