TRIBUNJATIM.COM - Kisah pilu pasutri di Bandar Lampung tewas tertimbun longsor tinggalkan dua anak yang masih balita.
Pasangan suami istri (Pasutri) di Bandar Lampung meninggal dunia akibat tertimbun longsor meninggalkan dua orang anak yang masih balita.
Kedua anak korban berhasil selamat dari longsor lantaran sedang tertidur di kamar bagian depan rumah.
Mohammad Soleh (50) kakak kandung korban Rosmaini, menjelaskan, peristiwa longsor yang menewaskan adiknya terjadi pada Jumat (21/2/2025) malam sekira pukul 22.00 WIB.
"Jadi yang kena (longsor) itu setengah rumah bagian belakang, dua anak ini posisinya lagi tidur di kamar depan," ujar Soleh saat diwawancara, Sabtu (22/2/2025)
"Saat kejadian ibu sama bapaknya lagi makan di belakang, pas di belakang rumah itulah tembok yang roboh," kata dia.
Dijelaskannya, jika saat proses evakuasi warga mendengar tangisan dari dalam kamar.
"Jadi kami tau karena anak ini nangis, posisi pintu kamarnya enggak belum bisa dibuka karena ketimbun juga," kata dia.
"Anaknya ada dua, yang tua laki-laki umur 5 tahun, yang nomor dua perempuan umur 1,5 tahun," jelasnya.
Dia mengatakan, bahwa kedua anak korban kini telah berhasil dievakuasi dan tinggal sementara di kediaman pamannya yang berada tak jauh dari rumah korban.
"Sementara ini tinggal di sini dulu, nanti setelah semuanya tenang baru kita rembukin bareng keluarga, karena anak ini butuh perlindungan yang bikin mereka nyaman," ujar Soleh.
Diketahui sebelumnya, pasutri meninggal dunia akibat longsor yang terjadi setelah hujan deras melanda kota Bandar Lampung pada Jumat (21/2/2025) malam.
Peristiwa yang terjadi di Jalan Sisingamangaraja, Gang Kelinci, Gedong Air, Tanjung Barang Barat, Bandar Lampung itu menewaskan pasutri bernama Heryadi Prabowo (38) dan istrinya Rosmiani (36).
Kedua korban meninggal dunia setelah tertimbun tembok pembatas rumah tetangganya rang yang roboh lantaran longsor akibat hujan deras.
Kedua korban kini telah dimakamkan di TPU Gang Jeruk, Gedong Air, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung.
Longsor di Ponorogo, Batu Raksasa Menggelinding Hancurkan Rumah Warga
Sebuah batu raksasa dengan diameter sekitar 4 meter terjun bebas karena longsor ke rumah di Desa Ngilo Ilo, Kecamatan Slahung, Ponorogo, Jawa Timur. Rumah tersebut adalah milik Narto (50).
Dilaporkan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor di Ponorogo ini. Pemilik rumah, Narto bisa melarikan diri sebelum batu berukuran besar itu menimpa rumahnya.
“Waktu batu jatuh suaranya menggelegar kayak petir begitu,” ungkap pemilik rumah, Narto kepada TribunJatim.com di lokasi, Minggu (23/2/2025).
Dia mengaku beruntung, lantaran bisa selamat dari peristiwa ini. Dia menjelaskan hujan deras mengguyur lokasi Sabtu (22/2/2025) mulai pukul 15.00 wib.
Kemudian semakin deras 16.00 WIB, dan mulai mereda pukul 16.30 wib. Saat itu, Narto duduk di teras seorang diri. Maklum saja, Narto memang tinggal seorang diri.
“Tiba-tiba ada suara menggelegar seperti petir. Kemudian batu yang ada di atas tebing terjun ke rumah saya. Saya langsung lari menyelamatkan diri,” katanya.
Batu raksasa itu mengenai toko miliknya dan juga dapur. Juga beberapa barang berharga seperti sepeda motor, kulkas, dan etalase dagangan juga ikut tertimpa batu tersebut.
“Tiba-tiba batu jatuh menimpa bangunan rumah bagian dapur dan kios saya. Motor, kulkas, dan etalase jualan semuanya hancur," paparnya.
Kepala Desa Ngilo Ilo, Winaryono, mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Dalam hal ini dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo.
“Masih menunggu dari BPBD, kalau warga sendiri tidak bisa ini,” pungkasnya