Cuaca Membaik, Wisata Non-pendakian di Gunung Rinjani Dibuka Lagi
kumparanTRAVEL February 25, 2025 01:00 PM
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) kembali membuka non-pendakian di kawasan kaki Gunung Rinjani, setelah ditutup sejak awal Februari 2025 akibat cuaca ekstrem. Pembukaan tersebut dilakukan setelah kondisi cuaca dinilai telah membaik untuk melakukan kegiatan wisata.
Kepala Balai TNGR, Yarman, mengatakan berdasarkan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok, kondisi cuaca di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah membaik.
"Destinasi wisata alam non-pendakian di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani resmi dibuka kembali," kata Yarman, seperti dikutip dari Antara.
Perbesar
Ilustrasi pendakian Gunung Rinjani, Lombok. Foto: Shutter Stock
"Masyarakat maupun wisatawan saat ini telah bisa mengunjungi destinasi wisata alam non pendakian tersebut," lanjutnya.
Saat ini, ada tujuh destinasi wisata alam non-pendakian yang kembali dibuka di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Di antaranya wisata Tangkok Adeng, Desa Lenek Duren Kecamatan Lenek; wisata Bornong Bike Park Desa Aik Prapa Kecamatan Aikmel; dan wisata Bukit Malang via Tombong Rebo Desa Bebidas, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.
Selanjutnya, ada wisata Sebau Desa Sapit Kecamatan Suela; wisata Savana Propok Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba; Bukit Gedong Desa Bebidas Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur; serta wisata jalur sepeda Sembalun, Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Panduan Berwisata di Gunung Rinjani
Perbesar
Ilustrasi pendakian Gunung Rinjani, Lombok. Foto: Shutter Stock
Nantinya, bagi pengunjung yang ingin berwisata, mereka dapat melakukan booking atau pemesanan dan pembayaran tiket masuk di aplikasi eRinjani pada kategori Non-Pendakian.
"Pembelian tiket wisata alam non-pendakian itu dilakukan secara online," kata Yarman.
Sebelumnya, Balai TNGR menyatakan destinasi wisata alam non-pendakian di kawasan Gunung Rinjani ditutup sementara, akibat cuaca ekstrem yang terjadi akibat bibit siklon tropis pada Februari 2025.
"Penutupan dilakukan terhitung mulai tanggal 10 Februari 2025 sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Yarman.
Ia mengatakan, penutupan tersebut dilakukan dalam rangka pemulihan ekosistem di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dan juga memperhatikan informasi prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Lombok, bahwa sedang terjadi cuaca ekstrem di wilayah Nusa Tenggara Barat yang diakibatkan oleh Bibit Siklon Tropis Invest 96S.
"Aktivitas gelombang atmosfer ekuatorial rossby, dan monsun Asia, sehingga perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang serta potensi dampak bencana banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang," ungkapnya.