Keluarga Pasien Maki-maki Dokter karena Banyak Tanya soal Penyakit di Lombok, Video Kejadian Viral
Endra Kurniawan February 26, 2025 06:36 PM

TRIBUNNEWS.COM, Lombok Tengah - Sebuah video dugaan pelecehan verbal yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap seorang dokter umum di RSUD Praya, Lombok Tengah, menjadi viral di media sosial.

Kejadian tersebut berlangsung pada Senin, 24 Februari 2025, dan melibatkan keluarga pasien berinisial Rs serta dokter Heri di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Video yang diunggah oleh Rs di akun Facebook pribadinya telah ditonton lebih dari 464 ribu kali, dengan 13 ribu komentar dan 1 ribu kali dibagikan hingga Rabu, 26 Februari 2025.

Dalam unggahannya, Rs mengekspresikan kemarahan terhadap dokter Heri yang ia anggap terlalu banyak bertanya tentang kondisi pasien.

Dalam video tersebut, Rs terlihat marah dan membanting dokumen kesehatan di atas meja dokter.

Ia juga menendang kursi sebelum memutuskan untuk memindahkan pasien, yang diketahui adalah ayahnya, ke rumah sakit lain.

"Saya ajarin, kalau jadi dokter kita harus mengerti kondisi keluarga pasien, jangan malah dilawan keras-keras, sudah sepuluh kali pertanyaanmu bolak balik," katanya dikutip dari rekaman video.

Hingga saat ini, Rs belum memberikan tanggapan terkait konfirmasi dari Tribun Lombok.

Tanggapan RSUD Praya

Direktur RSUD Praya, Mamang Bagiansyah, menjelaskan bahwa pihaknya segera melakukan investigasi setelah kejadian tersebut.

"Kami melacak dengan mengecek CCTV dan menanyakan kepada dokter serta kepala instalasi IGD mengenai kronologi kejadian," ungkap Mamang.

Ia menjelaskan bahwa pihak rumah sakit mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan medis, termasuk melakukan anamnesis atau pengumpulan informasi medis dari pasien.

"Kami perlu informasi yang jelas untuk menentukan diagnosis," tambahnya.

Reaksi Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Ketua IDI Lombok Tengah, Mamang, menyesalkan caption yang digunakan oleh Rs dalam unggahannya, yang dianggap mencederai profesi dokter.

"Seburuk apapun kami, tidak pantas disetarakan dengan iblis," tegasnya.

IDI juga menyatakan bahwa mereka sedang menelaah kasus ini dan mempertimbangkan jalur hukum serta penyelesaian secara kekeluargaan.

 "Kami memang banyak berbenah, tetapi untuk kasus ini, klarifikasi diperlukan," pungkas Mamang.

(TribunLombok.com/Sinto)

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.