Gudang Kiamat Tambah 14.000 Benih Tanaman Baru untuk Persiapan Masa Depan
kumparanSAINS March 01, 2025 09:21 AM
Lebih dari 14.000 sampel baru benih tanaman pangan ditambahkan ke brankas Gudang Kiamat yang terletak di sebuah pulau di Svalbard, Norwegia. Benih-benih tersebut merupakan bagian dari upaya untuk melindungi ribuan spesies tanaman penting di Bumi dari kepunahan dan memastikan pasokan pangan masa depan.
Gudang Kiamat dibangun di sebuah tambang batu bara tua yang ditinggalkan. Gudang ini diklaim bisa menampung lebih dari 400 ribu sampel benih tanaman di seluruh dunia. Sampel-sampel itu ditempatkan dalam ruangan bersuhu minus 18 derajat Celcius dengan sedikit paparan oksigen.
Sekitar 14.000 benih yang baru ditambahkan ke Gudang Kiamat berasal dari 21 bank gen di seluruh dunia. Di antara sampel baru tersebut, terdapat beberapa varietas benih tanaman penting dari koleksi di Sudan, yang hampir hancur akibat perang saudara. Bank gen di Sudan terletak di kota Wad Medani dan pernah memiliki 17.000 benih dalam koleksinya. Selama konflik berlangsung, militan menyerbu fasilitas bank gen dan menyebarkan atau menjarah banyak benih.
Benih yang disimpan di Svalbard pekan ini mencakup berbagai jenis jewawut dan sorgum, tanaman yang telah dibudidayakan di Sudan selama ribuan tahun dan merupakan sumber makanan penting.
“Di Sudan, tempat konflik telah menyebabkan lebih dari 8 juta orang mengungsi dan mengganggu pertanian, benih-benih ini mewakili harapan,” kata Ali Babikar, direktur Pusat Konservasi dan Penelitian Sumber Daya Genetik Tanaman Pertanian Sudan (APGRC), sebagaimana dikutip IFL Science.
“Dengan menjaga keberagaman di Svalbard, kita menjaga pilihan untuk masa depan yang tangguh dan aman pangan, terlepas dari tantangan yang kita hadapi.”
Tanaman yang tumbuh berasal dari benih berusia lebih dari 140 tahun.  Foto: Derrick Tunner/Michigan State University
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman yang tumbuh berasal dari benih berusia lebih dari 140 tahun. Foto: Derrick Tunner/Michigan State University
Deposit tersebut juga mencakup sampel yang disebut “kacang beludru” (Mucuna pruriens) dari Mawali. Tanaman ini mendukung pertanian berkelanjutan dan pengobatan tradisional Mawali. Kacang beludru juga merupakan kacang-kacangan pengikat nitrogen yang dapat digunakan sebagai pupuk untuk menggandakan hasil panen jagung.
"Memastikan benih negara dilindungi tidak hanya mengurangi risiko krisis pangan di tingkat lokal, regional, sub-regional, dan global, tapi juga dapat bermanfaat bagi penyerbuk tanaman, kesehatan penduduk, dan perekonomian," kata Nolipher Mponya, ilmuwan pertanian yang bekerja di pemerintah Malawi.
Selain Malawi, Filipina juga turut andil dalam penyerahan benih ke Gudang Kiamat. Bank gen di Filipina sangat terpengaruh oleh topan Kategori 4 dan kebakaran dahsyat beberapa tahun silam. Selain itu, Filipina juga menduduki peringkat pertama dalam Indeks Risiko Dunia, yang mengukur kerentanan dan paparan suatu negara terhadap peristiwa alam ekstrem. Namun, pada saat yang sama negara tersebut diakui sebagai salah satu dari hanya 18 negara di dunia dengan keragaman genetik yang cukup tinggi, sehingga dilabeli “mega-biodiverse”.
Masuknya benih ke Gudang Kiamat adalah hasil upaya kolaborasi internasional yang dikenal dengan proyek Biodiversity for Opportunities, Livelihoods and Development (BOLD) yang didanai oleh pemerintah Norwegia dan dikelola oleh Crop Trust, sebuah LSM yang berpusat di Bonn, Jerman.
“Benih-benih yang ditanaman pekan ini tidak hanya mewakili keanekaragaman hayati, tapi juga pengetahuan, budaya, dan ketahanan masyarakat yang mengelolanya,” kata Stefan Schmitz, Direktur Eksekutif Crop Trust. “Kita harus menemukan cara untuk melindungi keanekaragaman tanaman ini untuk generasi mendatang.”
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.