TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dilaporkan sebanyak 30 rumah semi permanen yang berada di Jalan Tegal Amba, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, ludes dilalap si jago merah, Jumat (28/2/2025) malam.
Kebakaran hebat ini diduga dipicu oleh petasan yang tersimpan di salah satu rumah warga.
Sebanyak 80 personel pemadam kebakaran (Damkar) dikerahkan untuk memadamkan api yang melahap permukiman padat penduduk tersebut.
Kepala Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Muchtar Zakaria mengatakan, api pertama kali terlihat menjalar dari lantai dua salah satu rumah.
Diduga, di lantai tersebut pemilik rumah menyimpan sejumlah petasan yang kemudian memicu kebakaran.
"Warga melihat api langsung membesar karena di lantai dua tersebut terdapat petasan yang tersimpan.
Kondisi bangunan yang semi permanen dan padatnya permukiman membuat api dengan cepat menjalar ke rumah-rumah sekitarnya," jelas Muchtar, Sabtu (1/3/2025).
Warga berupaya memadamkan api secara mandiri menggunakan sumber air terdekat namun upaya tersebut tidak berhasil karena api terus membesar dengan cepat.
Luas area yang terbakar mencapai sekitar 600 meter persegi, meliputi rumah semi permanen dan kontrakan yang dihuni oleh 30 kepala keluarga (KK) atau sekitar 120 jiwa.
Tim Damkar Jakarta Timur mengerahkan 16 unit mobil pemadam kebakaran dan 80 personel untuk mengatasi kebakaran tersebut.
Proses pemadaman memakan waktu sekitar dua jam, dimulai pukul 17.58 WIB dan berakhir pukul 20.15 WIB.
"Kondisi bangunan yang semi permanen dan jarak antar rumah yang sangat dekat membuat api mudah menjalar. Butuh koordinasi cepat dan upaya ekstra untuk memastikan api tidak meluas ke area lain," tambah Muchtar.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kerugian materil yang ditanggung warga cukup besar.
Diperkirakan, kerugian mencapai Rp600 juta akibat terbakarnya 30 rumah semi permanen.
Banyak warga yang kehilangan harta benda dan tempat tinggal, sehingga membutuhkan bantuan untuk memulihkan kehidupan mereka.
"Kami sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Prioritas kami adalah memastikan kebutuhan dasar seperti tempat tinggal sementara, makanan, dan pakaian terpenuhi," ujar Muchtar.
Insiden kebakaran ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya menyimpan bahan-bahan mudah terbakar seperti petasan di rumah.
Muchtar mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dan mematuhi peraturan terkait penyimpanan bahan berbahaya.
"Kami menghimbau warga untuk tidak menyimpan petasan atau bahan mudah terbakar lainnya di rumah, terutama di permukiman padat. Hal ini dapat membahayakan tidak hanya diri sendiri, tetapi juga tetangga sekitar," tegasnya.
Pemerintah setempat telah memulai proses pendataan warga yang terdampak untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan.
Selain itu, tim Damkar juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan kebakaran, terutama di permukiman padat penduduk.
"Kami akan terus memantau kondisi warga dan memberikan pendampingan hingga mereka bisa kembali beraktivitas normal. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan keamanan dan kenyamanan warga," pungkas Muchtar. (Tribun Jakarta/ Bima Putra)