TRIBUN-MEDAN.COM, HELVETIA-Sore itu, di Jalan Serba Guna, Desa Helvetia, langit mulai meredup. Aktivitas warga masih terlihat biasa, tapi ada ketegangan yang tak kasat mata. Dalam diam, tim dari Sat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan telah mengintai, memastikan langkah mereka tepat sasaran.

Di depan sebuah rumah sederhana, Hendrik (35) duduk santai, tak menyadari bahwa petaka sudah mengintainya. Detik-detik berikutnya berjalan cepat—petugas bergerak, menangkapnya tanpa perlawanan. Dari saku celananya, sebuah kunci rumah ditemukan, menjadi awal dari penggeledahan yang menguak lebih dalam.

Saat pintu rumah Hendrik terbuka, ruang kecil yang semula tampak biasa itu berubah menjadi saksi bisu bisnis haram yang dijalankannya. Di atas meja kamar, terserak dua plastik klip berisi sabu, plastik klip kosong, serta pipet ujung runcing—peralatan yang tak terbantahkan dalam dunia kelam narkotika. Tak jauh dari barang bukti, selembar uang Rp 50.000 tergeletak, mungkin sisa transaksi yang baru saja terjadi.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban, melalui Kasat Narkoba AKP Ismail Pane, menjelaskan bahwa penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang resah dengan peredaran narkoba di lingkungan mereka.

"Kami melakukan penyelidikan dan penggerebekan berdasarkan laporan warga. Saat penggeledahan, barang bukti ditemukan di dalam kamar tersangka," ujar AKP Ismail Pane.

Kini, Hendrik harus menghadapi konsekuensi dari bisnis haramnya. Ia telah diamankan di Sat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi terus mendalami jaringan yang lebih luas, memastikan tak ada ruang bagi peredaran narkoba di wilayah tersebut.

Di sudut lain Desa Helvetia, para warga yang dulu hanya berbisik tentang ketakutan mereka kini bisa sedikit bernapas lega. Satu peredaran narkoba berhasil diputus, meski perang melawan barang haram ini belum berakhir.(Jun-tribun-medan.com).