TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Blitar - Sudah lebih satu abad Ponpes Mambaul Hikam di Desa Mantenan, Kecamatan Undanawu, Kabupaten, menggelar tradisi salat tarawih cepat tiap Ramadan.
Hingga sekarang, tradisi salat tarawih cepat di Ponpes Mambaul Hikam atau lebih dikenal dengan sebutan Pondok Mantenan, selau ramai jamaah.
Ribuan jemaah dari berbagai daerah terlihat mulai berdatangan di Pondok Mantenan selepas Magrib, Senin (3/3/2025).
Beberapa jamaah memilih datang lebih awal agar bisa mengikuti salat tarawih di dalam maupun serambi Masjid Pondok Mantenan.
Sebagian jamaah yang sudah tidak mendapat tempat di dalam maupun serambi Masjid, mengikuti salat tarawih di halaman Masjid.
Pengelola pondok menggelar terpal untuk alas jamaah melaksanakan salat di halaman Masjid.
Tidak hanya di halaman Masjid, sebagian jamaah salat tarawih juga meluber hingga jalan depan gerbang masuk pondok.
Salah satu jamaah dari Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Muhammad Hafis Saputra mengatakan selalu mengikuti salat tarawih di Pondok Mantenan tiap Ramadan.
Dia datang rombongan bersama enam sampai tujuh temannya naik sepeda motor dari Ringinrejo, Kabupaten Kediri ke Pondok Mantenan, Udanawu, Kabupaten Blitar.
Jarak rumah Hafis ke Pondok Mantenan sekitar 5 kilometer dengan jarak tempuh sekitar 10-15 menit.
Kebetulan lokasi Ringinrejo, Kabupaten Kediri perbatasan dengan Udanawu, Kabupaten Blitar.
"Tiap Ramadan saya ikut salat tarawih di sini (Pondok Mantenan). Senang tarawih di sini karena ramai dan salatnya cepat," kata Hafis.
Jamaah lain yang juga dari Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Yoga mengatakan, tiap Ramadan juga ikut salat tarawih di Pondok Mantenan.
Selain cepat, Yoga senang ikut salat tarawih di Pondok Mantenan karena suasananya ramai.
"Jamaahnya ramai. Saya lebih semangat mengikuti salat tarawih," katanya.
Mohammad Shodiqi Basthu Birri, putra pengasuh Ponpes Mamba'ul Hikam atau Pondok Mantenan, KH Muhammad Dliya'uddin Azzamzami mengatakan salat tarawih kilat ini sudah berjalan sejak 1907.
Berarti, sekarang salat tarawih cepat di Pondok Mantenan sudah berlangsung selama 118 tahun.
Salat tarawih cepat di Pondok Mantenan dilaksanakan mukai zaman kakek buyutnya sekaligus pendiri Pondok Mantenan, Kiai Abdul Ghofur.
"Tradisi salat tarawih ini sudah berlangsung sejak 1907, mulai zaman kakek buyut saya, Mbah Ghofur (Kiai Abdul Ghofur)," kata Gus Basid, panggilan Mohammad Shodiqi Basthu Birri.
Dikatakan salat tarawih di Pondok Mantenan biasanya dipimpin oleh abahnya, KH Muhammad Dliya'uddin Azzamzami.
Karena abahnya sedang repot, Gus Basid diminta untuk menggantikan memimpin salat tarawih di Pondok Mantenan.
"Abah kebetulan sedang repot. Saya diminta menggantikannya," ujarnya.
Gus Basid menjelaskan asal mula tradisi salat tarawih cepat di Pondok Mantenan. Dulu, pada waktu pondok didirikan oleh kakek buyutnya Kiai Abdul Ghofur, kondisi masyarakat di sekitar Desa Mantenan masih awam dengan agama Islam.
Mbah Abdul Ghofur bisa dibilang orang yang babat alas menyebarkan agama Islam di sekitar Desa Mantenan.
Awalnya, Mbah Abdul Ghofur mengajak warga sekitar salat tarawih di pondok dengan durasi normal 20-30 menit.
Namun, lama-lama, jamaah salat tarawih semakin berkurang.
Akhirnya, Mbah Abdul Ghofur mendatangi satu per satu jamaah ke rumah untuk menanyakan kenapa tidak ikut jamaah salat tarawih.
Mayoritas warga menjawab tidak ikut jamaah salat tarawih karena mengeluh capek. Selain itu, saat Ramadan, warga di Desa Mantenan yang mayoritas petani kadang pergi ke sawah saat malam.
Kalau mengikuti salat tarawih terlalu lama, warga kemalaman ke sawah.
"Saat puasa, warga di sini dulu kadang panen di sawah dilakukan malam hari. Karena kalau pagi puasa. Makanya, kalau ikut salat tarawih terlalu lama, warga akhirnya kemalaman ke sawah," ujarnya.
Akhirnya, Mbah Abdul Ghofur mengubah durasi salat tarawih menjadi lebih cepat. Salat tarawih plus salat witir yang biasanya berlangsung selama 20-30 menit dipercepat menjadi 10-12 menit.
Dengan model salat tarawih cepat itu, akhirnya para warga kembali ikut jamaah salat tarawih di Pondok Mantenan.
Tradisi salat tarawih cepat di Pondok Mantenan itu kemudian berlangsung hingga sekarang.
Jamaah salat tarawih di Pondok Mantenan juga berkembang tidak hanya warga sekitar, tapi juga dari Kediri, Tulungagung, Trenggalek, bahkan dari Surabaya.
Jumlah jamaah salat tarawih di Pondok Mantenan rata-rata sekitar 1.500 orang.
Kapasitas masjid mampu menampung 1.000 jemaah ditambah jamaah yang mengikuti salat di halaman dan jalan depan masjid.
Menurutnya, meski durasinya lebih cepat, salat tarawih di Pondok Mantenan tetap sesuai rukun dan syariat salat.
"Itu yang perlu saya garis bawahi lagi. Meski durasinya cepat, salat tarawih di Pondok Mantenan tetap sesuai rukun dan syariat salat," katanya.
(Samsul Hadi/TribunJatimTimur.com)