Profil Dato Sri Tahir, Konglomerat yang Temui Prabowo: Bahas Makan Bergizi Gratis dan Danantara
Siti Nurjannah Wulandari March 07, 2025 02:31 PM

TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Dato Sri Tahir, pengusaha juga konglomerat yang menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana mengatakan kedatangan Dato Sri Tahir adalah untuk membahas perkembangan ekonomi nasional.

Termasuk program makan bergizi gratis (MBG) serta Badan Pengelola Investasi Danantara.

Diketahui bukan hanya Dato Sri Tahir, pengusaha lainnya yang datang bertemu dengan Presiden Prabowo ada Anthony Salim, Sugianto Kusuma alias Aguan, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, James Riady, dan Tomy Winata. 

"Pertemuan ini menjadi ajang diskusi strategis antara pemerintah dan dunia usaha mengenai perkembangan ekonomi nasional serta program-program utama yang tengah dijalankan," ujar Yusuf Permana.

Profil Dato Sri Tahir

Dato Sri Tahir merupakan taipan, konglomerat pendiri Mayapada Group, mengutip Forbes.

Mayapada diketahui adalah perusahaan yang bergerak di beberapa bidang, yakni perbankan, perawatan kesehatan, media dan real estate.

Keluarga Tahir memiliki saham di Bank Mayapada yang terdaftar dan Maha Properti Indonesia.

Dia juga memiliki properti di Singapura, termasuk melalui perusahaan properti yang terdaftar MYP.

Dato Sri Tahir menikah dengan Rosy Riadi, yang merupakan putri taipan Indonesia Mochtar Riady.

Dirinya memiliki 4 orang anak, yakni Jane Tahir, Grace Tahir, Victoria Tahir, serta Jonathan Tahir.

Pria berdarah Tionghoa, dengan nama Ang Tjoen Ming ini tercatat pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dengan masa jabatan Desember 2019 hingga Oktober 2024.

Pria kelahiran Surabaya, 24 Maret 1952 ini juga terdaftar dalam sosok terkaya di Indonesia versi Forbes.

Sementara mengutip Wikipedia, tahun 1971, dia menamatkan pendidikan menengah atas (SMA) di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya.

Lantas Ia mendapat beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura.

Di Singapura, Tahir menempuh studi sembari tiap bulan mencari produk di Singapura untuk dijual di Surabaya.

Dia membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat perbelanjaan di Singapura dan menjualnya kembali ke Indonesia.

Dari sinilah, ia mendapatkan idenya untuk kapitalisasi produk impor guna membantu biaya sekolahnya.

Di umur 35 tahun, ia bersekolah kembali lalu menyelesaikan pendidikan keuangan di Golden Gates University, California, Amerika Serikat.

Bicarakan Sejumlah Isu Strategis

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menambahkan terdapat sejumlah isu strategis lainnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Selain MBG dan Danantara, juga membahas pembangunan infrastruktur, penguatan industri tekstil, hingga upaya swasembada pangan dan energi.

Yusuf menjelaskan, pada kesempatan itu, Prabowo mengapresiasi peran serta para pengusaha dalam mendukung berbagai kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan kesejahteraan masyarakat.

Ia berujar, pertemuan itu mencerminkan upaya pemerintah dalam membangun komunikasi yang erat dengan dunia usaha guna memastikan stabilitas ekonomi nasional serta menarik investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

"Ke depan, sinergi antara pemerintah dan sektor swasta diharapkan semakin kuat dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju dengan ekonomi yang mandiri dan berdaya saing tinggi sesuai asta cita Presiden Prabowo," paparnya.

(Garudea Prabawati/Muhamad Deni Setiawan)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.