TRIBUNNEWS.com - Menteri Energi, Sumber Daya, dan Mineral (ESDM), Bahli Lahadalia, bicara mengenai kasus kelangkaan LPG atau elpiji 3kg beberapa waktu lalu saat dirinya dan pimpinan Golkar berkunjung ke Pondok Pesantren Darut Tauhid, Purworejo, Jawa Tengah, Senin (10/3/2025).
Dalam kesempatan itu, Bahlil mengaku dirinya sedang berikhtiar agar subsidi LPG 3kg tepat sasaran untuk rakyat tidak mampu.
Sebab, selama ini, harga jual LPG 3Kg tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Menurut Bahlil, banyak oknum-oknum nakal yang menaikkan harga, hingga harga LPG 3Kg jauh melebihi HET yang ditetapkan.
Karena hal itu, Bahlil tengah mengupayakan tata kelola penjualan LPG 3Kg agar subsidi tepat sasaran, tidak dikorupsi oleh pihak manapun.
"LPG itu satu tabung harusnya cuma Rp18.000, paling mahal. Sekarang di sini berapa? Rp22.000? Rp25.000? Itu yang tidak boleh terjadi."
"Kenapa? Karena negara sudah membayar subsidi per tabung itu Rp36.000," kata Bahlil, Senin, dikutip dari Kompas.com.
"Negara memberikan (gas) ke rakyat itu maksimal Rp16.000. Jadi harusnya pangkalan itu maksimal ke rakyat dijual Rp18.000."
"Tapi, masih ada yang nakal kan? Itulah yang sekarang saya lagi mau tata, agar yang nakal-nakal ini tidak boleh terjadi lagi," tegas dia.
Bahlil lantas menyinggung, ia bersama menteri-menteri Kabinet Merah Putih yang lain, mendapat amanah dari Presiden Prabowo Subianto untuk terus memihak rakyat kecil.
Untuk memenuhi amanah itu, kata Bahlil, ia harus benar-benar memastikan dan meluruskan agar subsidi sampai hingga ke rakyat.
"Setuju kita tata atau tidak? Setuju kan? Nah itu saya mau bagi cerita. Subsidi kita untuk elpiji satu tahun Rp86 triliun, besar enggak itu?"
"Minyak subsidi BBM Rp150 triliun, itu yang kami menteri-menteri ini ditugaskan oleh Presiden Prabowo untuk meluruskan agar semua subsidi itu sampai ke rakyat. Itu kira-kira setuju enggak?" pungkas dia.
Beberapa waktu lalu, Bahli Lahadalia sempat menyinggung soal adanya kecurangan dalam penjualan LPG 3 Kg.
Hal ini terkait harga jual LPG 3Kg yang melebihi HT.
Ia kemudian menjelaskan, penjualN LPG 3Kg telah disubsidi pemerintah hingga mencapai Rp80 triliun setiap tahun.
Atas adanya subsidi itu, rakyat seharusnya hanya perlu membayar Rp14.500 atau Rp16.000 untuk membeli LPG 3Kg.
Mengetahui kecurangan itu, Bahlil mengaku tidak rela sebab ia pernah merasakan menjadi orang tak mampu.
"Jadi kita ini mengambil hak rakyat, suruh rakyat bayar lebih."
"Saya sebagai mantan orang miskin yang dibesarkan dalam keluarga yang susah, tidak rela ini terjadi," kata Bahlil dalam acara Indonesia Economic Summit di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Ia kemudian mengungkapkan kecurangan dalam penjualan gas melon. Pertama, ada yang satu tabungnya dijual tidak mencapai 3 Kg, hanya 2,7 Kg.
"Sumpah potong kucing bapak ibu semua, itu per tabung itu tidak sampai 3 Kg," ujar Bahlil.
Jika yang dijual per tabung hanya 2,7 kg, itu berarti kurang 10 persen dari total yang seharusnya didapat. Artinya, dari Rp87 triliun subsidi, ada Rp8,7 triliun yang tidak tepat sasaran.
Kecurangan berikutnya adalah elpiji 3 kilogram yang dioplos.
"LPG 3 Kg dioplos, baru dimasukkan ke tabung 12 Kg baru. Itu yang dibeli oleh industri."
"Kadang-kadang dibeli rumah makan dan hotel itu LPG dari hasil oplosan," ucap Bahlil.
Dengan asumsi 5 persen dari LPG 3Kg itu merupakan oplosan, Bahlil menyebut ada Rp4,3 triliun subsidi yang tidak tepat sasaran.
Pria yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu menegaskan akan membenahi ini, memastikan setiap anggaran negara yang dikeluarkan lewat APBN harus sampai dan tepat sasaran di tangan rakyat.
(Pravitri Retno W/Endrapta Ibrahim, Kompas.com/Adhyasta Dirgantara)