TIMESINDONESIA, MALANG – H Puguh Wiji Pamungkas, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, menggelar Sarasehan Ramadan bersama ratusan anak muda di Wajak, Minggu (9/3/2025).
Acara ini menjadi ajang diskusi terbuka mengenai berbagai tantangan yang dihadapi Generasi Z, mulai dari sulitnya mendapatkan pekerjaan hingga harga properti yang terus melejit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024, 16,41% dari kelompok usia 15-24 tahun masih menganggur. Setiap tahun, jumlah lulusan baru terus meningkat, namun pertumbuhan lapangan kerja tidak mampu mengimbangi. Akibatnya, banyak Gen Z yang kesulitan mendapatkan pekerjaan layak.
Selain itu, ketidakstabilan finansial semakin memperburuk kesempatan mereka untuk memiliki rumah. Harga properti terus naik, sementara gaji Gen Z tidak mengalami peningkatan signifikan.
Survei Jakpat bahkan mencatat bahwa 30% Gen Z tidak memiliki bayangan untuk memiliki rumah karena kondisi finansial yang belum stabil. Berdasarkan riset Kantar, sebanyak 43% Gen Z memilih menyewa rumah, dibandingkan dengan 22% generasi Boomers.
Aleviery, pengamat properti, menyebut bahwa Gen Z sebenarnya masih bisa membeli rumah dengan kisaran Rp200-300 juta, asalkan mereka memiliki gaji sekitar Rp5-7 juta dan mengikuti prinsip cicilan rumah yang tidak lebih dari 30% dari pendapatan.
Namun, faktanya, rerata gaji Gen Z di Indonesia hanya berkisar antara Rp1,8 juta hingga Rp3 juta (BPS, Agustus 2023), membuat impian memiliki rumah terasa semakin jauh.
Melihat fenomena ini, H. Puguh menegaskan bahwa perlu ada langkah konkret untuk membantu Gen Z keluar dari permasalahan ini. “Pemerintah harus lebih serius dalam membuka akses pelatihan dan pendampingan kerja bagi anak muda. Pemprov Jawa Timur sendiri memiliki 16 UPT Balai Latihan Kerja (BLK) yang bisa dimanfaatkan oleh Gen Z untuk meningkatkan keterampilan mereka,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti bahwa banyak lulusan SMA/SMK yang kalah bersaing di dunia industri karena kurangnya keterampilan. “Kita harus bertransformasi. Sekolah dan kurikulum harus lebih relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Jika tidak, anak-anak muda kita akan terus tertinggal,” tegas pria kelahiran Wajak ini.
Acara sarasehan ini diharapkan menjadi awal dari langkah konkret dalam membantu Gen Z mendapatkan akses lebih baik ke dunia kerja dan perumahan. “Kami berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan yang berpihak pada anak muda. Masa depan Jawa Timur ada di tangan mereka,” pungkas pria yang di juluki sebagai Malang Local heroes ini. (*)