Wall Street Melemah, Investor Cemas Dampak Ancaman Tarif Impor
kumparanBISNIS March 12, 2025 09:40 AM
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup anjlok pada Selasa (11/3), melanjutkan aksi jual terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Kekhawatiran investor meningkat seiring dengan ancaman tarif terbaru yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 478,23 poin atau 1,14 persen menjadi 41.433,48. S&P 500 (.SPX) melemah 42,49 poin atau 0,76 persen ke level 5.572,07. Sementara Nasdaq Composite (.IXIC) turun tipis 32,23 poin atau 0,18 persen menjadi 17.436,10.
Perdagangan berlangsung fluktuatif di tengah ketidakpastian kebijakan tarif. Di sisi lain, optimisme sempat muncul setelah munculnya kemajuan menuju gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia, yang sedikit mengangkat pasar saham.
S&P 500 sempat menyentuh level 5.528,41, yang menandai koreksi pasar yaitu penurunan 10 persen dari rekor tertingginya di 6.144,15 pada 19 Februari. Sentimen negatif diperparah oleh pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump, yang mengumumkan rencana menggandakan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada menjadi 50 persen.
Ancaman kebijakan tarif ini menambah kekhawatiran investor bahwa kebijakan perdagangan AS yang lebih proteksionis, termasuk terhadap Kanada, Meksiko, dan China, dapat memicu perlambatan ekonomi atau bahkan resesi.
Pada perdagangan hari sebelumnya, S&P 500 mencatat penurunan harian terbesar sejak 18 Desember, menghapus lebih dari USD 1,3 triliun dari nilai pasar. Total kehilangan nilai pasar sejak puncaknya mencapai USD 4 triliun. Sementara itu, Nasdaq yang didominasi saham teknologi telah memasuki fase koreksi setelah turun lebih dari 10 persen sejak pekan lalu.
Indeks acuan S&P 500 turun lebih dari 3,4 persen dalam dua sesi terakhir, mencatatkan penurunan terbesar sejak awal Agustus.
"Ketidakpastian ini menciptakan kecemasan dan kegelisahan di pasar. Akibatnya, investor cenderung bereaksi dengan strategi 'jual dulu, tanya belakangan'," ujar Ken Polcari, Kepala Strategi Pasar di SlateStone Wealth.
Di tengah tekanan, pasar sempat memperoleh sedikit sentimen positif setelah AS sepakat untuk melanjutkan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Ukraina. Kesepakatan ini tercapai setelah pembicaraan di Arab Saudi, di mana Kyiv menyatakan kesiapannya untuk menerima proposal gencatan senjata selama 30 hari dalam konfliknya dengan Rusia.
Selain itu, Perdana Menteri Ontario mengumumkan akan menangguhkan tambahan biaya ekspor listrik sebesar 25 persen ke Michigan, New York, dan Minnesota. Keputusan ini turut membantu meredam sentimen negatif di pasar.
Namun, menurut Chris Fasciano, Kepala Strategi Pasar di Commonwealth Financial Network, investor masih mencari kepastian lebih lanjut.
"Pasar membutuhkan sesuatu yang lebih konkret untuk bisa bertahan di tengah ketidakpastian ini. Hingga ada kejelasan mengenai Rusia, Ukraina, kebijakan tarif, atau anggaran pemerintah, sulit untuk membuat keputusan besar dalam portofolio investasi," ujarnya.
Dengan ketidakpastian yang masih tinggi, investor akan terus mencermati perkembangan kebijakan perdagangan dan geopolitik global yang dapat memengaruhi arah pasar saham dalam waktu dekat.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.