TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Ahmad Dhani merasa tidak mengeluarkan kalimat rasis saat rapat soal proses naturalisasi timnas Indonesia.
Hal itu dikatakan Dhani usai dilaporkan Komnas Perempuan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), karena pernyataannya dianggap melecehkan perempuan sekaligus mengandung unsur SARA.
Dhani menegaskan tetap pada pemikirannya yang dituangkan dalam rapat beberapa waktu lalu.
"Mereka lebih baik belajar dulu apa itu rasisme," kata Dhani dalam pesan yang diterima, Rabu (12/3/2025).
Dia bahkan secara lugas tak peduli apa pendapat dari Komnas Perempuan yang mengkritik pernyataannya.
"Saya tetap dalam usaha saya menjodohkan janda-janda di seluruh nusantara untuk dijodohkan dengan bibit unggul pemain bola di Asia maupun Eropa tanpa peduli apa pendapat Komnas Perempuan," tandas Legislator Gerindra itu.
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengecam pernyataan anggota Komisi X DPR RI, Ahmad Dhani Prasetyo, soal naturalisasi pemain timnas yang dinilai seksis.
Komnas Perempuan pun mendorong Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI untuk memeriksa Dhani karena pernyataan itu.
"Dengan beralibi 'out of the box' dan intonasi bercanda, AD mengusulkan agar naturalisasi diperluas bagi pemain bola 'di atas 40 tahun... dan mungkin yang duda' untuk dinikahkan dengan perempuan agar menghasilkan keturunan 'Indonesian born' yang dinilainya akan bisa memiliki kualitas keterampilan sepakbola yang lebih baik," kata Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/3/2025).
Pernyataan Ahmad Dhani tersebut dinilai melecehkan perempuan dengan anggapan perempuan hanya mesin reproduksi anak.
"Apalagi pernyataan ini dilanjutkan dengan menyebutkan bahwa jika pemain sepakbola yang dinaturalisasi itu beragama Islam, maka bisa dinikahkan dengan empat perempuan," kata dia.
Andy menilai pernyataan Ahmad Dhani terkesan mengeksploitasi perempuan.
Komnas Perempuan juga menganggap Ahmad Dhani merendahkan martabat bangsa dengan kalimat yang disebut rasis dalam penyampaian pendapatnya.
"Kalimat rasis tampak dalam penekanan agar naturalisasi tidak kepada yang 'bule' karena ras Eropa yang berbeda," ungkapnya.
Komnas Perempuan mengingatkan Semua Anggota DPR RI memiliki mandat untuk mengawal 4 Pilar Kebangsaan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Pernyataan bersifat seksis ini juga bertentangan dengan komitmen Indonesia untuk kesetaraan dan keadilan gender sebagaimana termaktub dalam UU No 7 Tahun 1984," katanya.
Pernyataan AD berpotensi melanggar hak asasi perempuan, mencederai citra, kehormatan dan kewibawaan DPR RI, khususnya Komisi X yang juga mengawal bidang pendidikan.
Andy mengatakan selain bertentangan dengan nilai-nilai dalam 4 Pilar Kebangsaan, pernyataan ini mengindikasikan ketidakseriusan dalam melaksanakan tugas DPR RI, yaitu terkait peran pengawasan.
"Pemeriksaan perlu dilakukan oleh MKD untuk memperkuat kewibawaan DPR RI dengan memastikan peristiwa serupa tidak berulang kembali," tandasnya.
Terpisah, Ketua MKD DPR RI, Nazaruddin Dek Gam, mengonfirmasi soal adanya pelaporan terhadap Dhani ke MKD.
"Surat dari Komnas Perempuan sudah ada di MKD, surat Ya kami akan panggil Ahmad Dhani mencoba klarifikasi," kata dia
Meski surat sudah diterima, Dek Gam mengatakan perwakilan dari Komnas Perempuan belum berada di lokasi.
"Tapi kalau Komnas Perempuan-nya belum mengirimkan wakilnya ke sini, tapi suratnya bersurat sudah. Ya terkait itu yang viral sekarang," tandasnya.
Sebelumnya, PSSI dan Kemenpora menggelar rapat bersama dengan Komisi X DPR RI terkait proses naturalisasi Emil Audero, Dean James dan Joey Pelupessy di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Dalam rapat tersebut memutuskan bahwa Komisi X menyetujui memberikan kewarganegaraan untuk ketiga pemain tersebut.
Sebelum memberikan persetujuan, para anggota Komisi X DPR RI memberikan usulan kepada PSSI yang dalam rapat ini turut dihadiri Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Salah satu usulan dilontarkan oleh Ahmad Dhani.
Politisi dari Fraksi Gerindra tersebut menyetujui program naturalisasi yang kini gencar dilakukan PSSI.
Akan tetapi ia memberikan usulan agar kedepan para pemain yang dinaturalisasi mempunyai ciri-ciri fisik yang sama dengan orang Indonesia.
"Saya hanya menambahi saja Pak Erick, saya orang yang sangat setuju naturalisasi bahkan sampai 50 pun tidak ada masalah karena ini bagian dari revolusi di dunia sepakbola. Jadi kalau namanya revolusi semuanya harus ekstrem," kata Ahmad Dhani.
"Tapi, usul saya kurangilah pemain yang bule dalam tanda kutip yang rasnya rambut pirang, mata biru karena kalau menurut saya untuk Indonesia kurang enak dilihat, cari yang mungkin yang rasnya mirip-mirip dengan kita entah itu dari Korea, Afrika yang mirip-mirip dengan kita," sambungnya.
Tak hanya itu, pentolan grup band Dewa 19 itu juga memberikan masukan yang sangat berbeda dari anggota Komisi X lainnya.
Dhani justru ingin PSSI kedepan bisa menaturalisasi eks bintang pesepakbola yang sudah tak beristri.
Setelah dinaturalisasi, mereka dikawinkan dengan perempuan Indonesia.
Anak dari hasil perkawinan tersebut dikatakan Ahmas Dhani bakal mempunyai kualitas yang bagus dan terus dibina.
"Lalu Naturalisasi tidak harus pemain bisa juga pemain bola hebat di atas usia 40, kita naturalisai lalu kita jodohkan dengan perempuan Indonesia," ujar Dhani.
"Kita harapkan anaknya jadi pemain sepakbola juga. Bisa dianggarkan 2026 programnya. Ini memamg out of the box. Jadi pemain bola di atas 40 tahun mungkin yang duda, kita carikan jodoh di Indonesia, kita cari yang laki-laki saja apalagi kalau muslim bisa 4 istrinya," pungkasnya yang diikuti gelak tawa para peserta sidang.