Tak Lekang oleh Zaman, Jubah Pengantin Sri Maryati Terbang Sampai Luar Negeri
Sri Juliati March 14, 2025 06:36 PM

TRIBUNNEWS.COM - Beraneka busana pengantin tertata rapi di sebuah kios sepanjang sekitar 8 meter. Ada gaun, beskap, brokat, beludru, kebaya hingga bahan kain jarik dan lurik menjadi pemanis.

Pijar kilau pernak-pernik perhiasan pun terpancar di etalase yang diletakkan agak menjorok ke dalam kios. Sementara tumpukan blangkon turut menjadi pelengkap dagangan busana pengantin turut disusun pada ujung kios.

Di jalan gang sempit Pasar Beringharjo, Yogyakarta, berdiri saat itu Sri Maryati tak jauh dari kiosnya tersenyum cerah menyapa pengunjung yang hendak wara wiri.

Termasuk dalam kunjungan para pegawai BRI Kanwil Yogyakarta dan sejumlah awak media yang memanfaatkan waktu mampir di kios busana pengantin Sri Maryati pada Kamis (13/2/2025).

Lapak Sri Maryati terdapat di sisi barat pasar. Akses masuknya melewati  pintu selatan paling barat, sedikit masuk beberapa langkah bakal bertemu dengan kiosnya di kiri jalan.

Sri Maryati menjual aneka busana pengantin lengkap pernak-perniknya sejak 1997. Usaha tersebut merupakan usaha turun-temurun. Sebagai anak, ia berkewajiban melanjutkan perjuangan orangtuanya di pasar tradisional kebanggaan warga Jogja itu.

Di antara para pedagang pasar lainnya, Sri dikenal ulet sebagai seorang wirausaha. Perempuan kelahiran Sleman tahun 1969 ini mampu mengembangkan usaha dalam kurun waktu hampir tiga dekade lamanya.

“Awal (melanjutkan usaha) dulu dari tiga kios sekarang sudah ada sebelas tempat usaha, tersebar di (Pasar) Beringharjo hingga di rumah,” ujarnya kemudian tersenyum semringah.

Sri bertahan dengan menjual aneka produk pelengkap pengantin. Mulai dari kain pengantin, lurik, brokat, bludru, hingga gaun pengantin dengan harga yang bervariasi dari Rp25 ribu hingga Rp5 juta.

Dagangannya tak hanya hasil produksi sendiri, ia juga mengambil alias kulak barang yang sekiranya tak bisa ia buat. Seperti halnya bahan kain ia ambil dari seorang pedagang di Solo untuk kemudian ia jahit menjadi berbagai produk.

Kini, produk-produk Sri Maryati bahkan sudah sampai ke luar negeri. Ia tak menampik memiliki pelanggan asing dari Suriname, Aljazair, Malaysia dan Singapura.

Tentu seluruhnya berawal dari kunjungan wisatawan ke Yogyakarta dan mampir mencari kain tradisional khas Jawa di Pasar Beringharjo.

“Lurik, beskap itu banyak yang cari. Ada langganan dari Suriname, Aljazair, Malaysia, Singapura. Orangnya datang ke sini, pilih-pilih, misal beskap berapa potong. Pesen terus dikirim,” ceritanya.

Strategi Bertahan

Sebagai seorang pedagang yang telah berbisnis selama 28 tahun, Sri tidak merasa terancam dengan persaingan di era digitalisasi.

Termasuk ancaman dari pedagang online. 

“Semenjak ada pedagang online, saya nggak terlalu mikir. Rezeki sudah ada yang ngatur,” katanya.

Ia tak mau menghindari era digitalisasi, namun senantiasa berkawan memanfaatkan teknologi agar berguna di bidangnya.

Kendati tidak mengakses market place untuk berjualan, namun ia dan sembilan karyawannya terus menjalin komunikasi dengan para pelanggan lewat WhatsApp dan Facebook.

Jasa ekspedisi yang semakin canggih pun juga ia gunakan agar barang dagangan sampai kepada pembeli, termasuk pelanggannya di luar negeri.

Saat berbincang dengan Tribunnews kala itu, Sri mengaku telah mempersiapkan diri menuju bulan suci Ramadhan dengan tujuan untuk bertahan. Hal ini pasalnya di bulan tersebut permintaan pembeli bakal menurun drastis.

Justru ia akan menambah ketersediaan dagangan sebanyak-banyaknya untuk menyambut momen Lebaran atau setelah Ramadhan yang menjadi siklus peningkatan penjualan setiap tahunnya.

Dagangan di kios busana pengantin milik Sri Maryati di Pasar Beringharjo
BUSANA PENGANTIN - Aneka produk dagangan di kios busana pengantin milik Sri Maryati di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Kamis (13/2/2025).

Sri juga terus berinovasi dan beradaptasi memanfaatkan lapaknya di Pasar Beringharjo. 

Sebagai nasabah BRI, ia mengambil kesempatan menjadi Agen BRILink, aktivitas yang awalnya ia sebut hanya samben atau pekerjaan sampingan.

Dirasa-rasa, menjadi Agen BRILink ternyata menguntungkan untuk bertahan sebagai pedagang pasar tradisional.

Sri memiliki tambahan pendapatan lewat aktivitas warga yang bertransaksi perbankan melalui dirinya.

Awal perjalanan sebagai Agen BRILink adalah sekitar 2018 lalu. Sri Maryati awalnya adalah nasabah BRI sebelum akhirnya ditawari menjadi agen BRILink. 

Sebagai kepanjangan tangan bank, Sri melayani berbagai transaksi seperti setor tunai, tarik tunai, dan transfer. 

Per hari, sekitar 50 transaksi BRILink bisa dilakukan di kiosnya.

“Yang biasanya (pakai jasa BRILink) warga sekitar, kalau pedagang sekitar jarang,” katanya.

Pernah suatu ketika, ada pengunjung ingin meminta bantuannya untuk jasa transfer Rp17 juta. Tetapi aturan transfer lewat agen BRILink dibatasi, maksimal Rp1 juta.

“Jadi yang (pakai jasa) transfer di sini bisanya di bawah Rp1 juta. Seringnya ya Rp 100 ribu rupiah gitu. Kalau (Rp1 juta) lebih saya sarankan ke bank langsung,” imbuh dia.

Adapun Sri menyatakan bersyukur menjadi Agen BRILink bisa menambah penghasilannya di samping berjualan di pasar tradisional. Ia juga mengaku senang menjadi jembatan para pengguna jasa untuk melakukan aktivitas perbankan tak harus pergi ke bank.

“Intinya saya senang dan bersyukur, apalagi bisa buat orang senang dan memudahkan transaksi perbankan di sini,” celoteh Sri.

Capaian Agen BRILink

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, berkomitmen dalam menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh melalui jaringan Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia.

BRI mengambil peran aktif sebagai pelopor inklusi keuangan, mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi pembangunan nasional.

Hingga akhir Desember 2024, BRI mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah Agen BRILink, yang meningkat dari 740 ribu agen pada Desember 2023 menjadi 1,06 juta agen di Desember 2024.

Grafis capaian Agen BRILink secara nasional dari 2024 dibanding 2023
Grafis capaian Agen BRILink secara nasional dari 2024 dibanding 2023

Ini berarti bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 324 ribu masyarakat bergabung untuk menjadi Agen BRILink.

Dengan jaringan ini, BRI kini menjangkau lebih dari 85 wilayah di Indonesia dan melayani lebih dari 62 ribu desa.

Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan,BRI turut berkontribusi mewujudkan dan mendukung Asta Cita.

"Sebagai wujud kontribusi BRI, kami turut mendukung Asta Cita keenam yaitu membangun dari desa dan dari bawah guna mendorong pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” jelasnya dalam keterangan tertulis pada Rabu (22/1/2025).

Ia juga menekankan bahwa upaya ini mendukung Asta Cita ketiga pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan.

Agen BRILink memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam memperluas akses keuangan hingga ke pelosok negeri.

Sunarso dalam siaran persnya menyatakan, sebagai elemen strategi hybrid banking, BRI memadukan layanan digital dan fisik untuk memastikan akses layanan keuangan yang merata.

Agen BRILink menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.

Selain itu, Agen BRILink tidak hanya bertugas memperluas dan mempermudah akses layanan perbankan, tetapi juga memastikan terjadinya sharing economy yang melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

Dengan beragam layanan yang ditawarkan, mulai dari pembayaran tagihan listrik, air, BPJS, telepon, pembelian pulsa, hingga pembayaran cicilan, Agen BRILink menjadi solusi keuangan yang semakin relevan bagi masyarakat.

Selain itu, tersedia juga layanan referral untuk pembukaan rekening tabungan, pinjaman, asuransi mikro, tarik tunai dari luar negeri, serta pembelian tiket perjalanan seperti bus, shuttle, dan kapal ferry.

Semua kemudahan ini menjadikan Agen BRILink sebagai jembatan bagi masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan.

Di sisi lain, Kementerian BUMN RI juga berupaya mempercepat program prioritas nasional melalui berbagai inisiasi.

Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa untuk mewujudkan Asta Cita tersebut, diperlukan kolaborasi yang efektif dan efisien antara berbagai pihak.

Erick menjelaskan bahwa inisiatif tersebut mencakup hilirisasi pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.

"Kolaborasi lintas kementerian dan badan menjadi momentum strategis untuk menjawab tantangan pembangunan yang semakin kompleks," ungkap Erick Thohir.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.