Grid.ID - Pecinta dunia hiburan Korea kini tengah heboh dengan skandal hubungan aktor Kim Soo Hyun dan mendiang aktris Kim Sae Ron. Pihak keluarga Kim Sae Ron membeberkan aib Kim Soo Hyun lewat kanal Youtube Gero Sero.
Dalam tayangan tersebut dikatakan bahwa Kim Soo Hyun nekat memacari Kim Sae Ron yang kala itu masih berusia 15 tahun alias di bawah umur. Aksi Kim Soo Hyun ini pun ramai disebut sebagai child grooming.
Lalu apa sih arti child grooming sebenarnya? Dan bagaimana tanda-tanda seseorang mengalami child grooming?
Istilah Child Grooming
Child grooming adalah salah satu istilah pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Grooming sendiri merupakan modus pelecehan yang membuat korban akrab dengan pelaku dan berujung korban dieksploitasi atau dimanipulasi.
Mengutip Kompas.com, pelaku biasanya mendekati korban untuk membangun kepercayaan terlebih dulu secara bertahap dalam waktu lama.
Tindakan ini bisa dilakukan secara online maupun lewat interaksi langsung. Tak hanya pada anak yang menjadi sasarannya, pelaku juga bisa menjalin kedekatan dengan orangtua atau orang dewasa lain di sekitar korban.
Menurut laman Justice, grooming tidak selalu melibatkan aktivitas seksual atau bahkan diskusi tentang aktivitas seksual. Misalnya, mungkin hanya melibatkan membangun hubungan dengan anak, orang tua, atau pengasuh untuk memfasilitasi aktivitas seksual di lain waktu.
Sederhananya, perilaku manipulatif ini dijadikan cara mendapatkan akses ke korbannya sampai akhirnya menjalin hubungan asmara. Padahal relasi ini menjadi kedok dari pelecehan dan eksploitasi seksual serta emosional yang berdampak buruk pada kehidupan seseorang.
Dalam banyak kasus, korbannya tidak menyadari telah menjadi sasaran grooming karena terlajur terpikat atau senang dengan kedekatan tersebut. Pelanggaran berlaku untuk tindakan modus child grooming pada anak di bawah 16 tahun. Terkadang usia 17 tahun juga termasuk dilindungi oleh hukum.
Tanda Anak Mengalami Child Grooming
Mengutip Tribun Jatim, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak merupakan korban child grooming. Tanda-tanda tersebut dapat baru terlihat jika seseorang mencoba mengulik lebih dekat tentang kehidupan korban.
Pasalnya, korban child grooming akan sulit untuk dideteksi karena pelaku sering kali melakukan taktik tertentu dalam mengontrol korban secara halus dan tidak mencurigakan. Korban juga biasanya jarang mengadu bahwa ia merasa sedang di-grooming dan mencari pertolongan karena beberapa alasan.
1. Ada Perubahan Fisik dan Perilaku
Beberapa anak bisa menderita sejumlah masalah kesehatan seperti merasa nyeri dan gatal pada area sensitif hingga memiliki luka memar di bagian yang tersembunyi. Selain itu, anak tiba-tiba memiliki kebiasaan menghisap jempol dan mereka kesulitan menjawab saat ditanya alasannya.
Jika anak sudah menunjukkan berbagai perilaku tersebut, orangtua wajib waspada sebab mereka kemungkinan telah menjadi korban pelecehan seksual dan child grooming.
2. Menarik Diri dari Pergaulan
Tanda child grooming bisa terlihat dari anak yang mulai menarik diri dari pergaulan. Mereka cenderung menghindari keramaian dan lebih suka menyendiri. Korban juga sering menjalin hubungan dekat dengan orang yang lebih tua, sehingga merasa kurang cocok dengan teman sebaya.
Akibatnya, mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama orang dewasa yang telah mendapatkan kepercayaannya.
3. Lebih Tertutup
Anak yang mengalami child grooming akan menjadi lebih tertutup dari sebelumnya. Mereka merasa bingung, malu dan takut untuk menceritakan pelecehan yang dialaminya.
Hal itu akan semakin parah jika mereka telah diancam oleh pelaku. Beberapa korban bahkan sering melewatkan pelajaran, les, tugas hingga kegiatan rutin yang biasa dijalaninya.
Jika situasi ini terus terjadi, anak bisa mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem seperti jadi mudah kesal, cemas berlebihan hingga depresi.
4. Sering Membawa Pulang Hadiah Atau Uang
Salah satu cara yang dilakukan pelaku child grooming untuk mendapatkan kepercayaan korban adalah dengan melakukan pendekatan. Biasanya pelaku akan mengajak anak berbicara hingga memberikan hadiah dan uang pada mereka.
Oleh sebab itu, orang tua harus waspada jika anak sering membawa pulang hadiah atau tiba-tiba memiliki uang dalam jumlah besar. Tanyakan pada anak dari mana mereka mendapatkan semua itu, dan segera ambil tindakan yang tepat jika orang tua merasa ada yang tidak beres.