TRIBUNSUMSEL.COM - Menjadi korban kekerasan orangtua dan jadi ‘ATM Berjalan’, berikut ini lima fakta Fidya Kamalinda, atlet Taekwondo.
Karena orang tua Fidya Kamalinda, yaitu pasangan suami-istri Hindarto (50) dan Khadijah (50), diduga ingin menjadikannya sebagai ‘ATM Berjalan’ dari profesi sebagai seorang atlet membuat dirinya kabur.
Fidya Kamalinda mengaku orangtuanya selalu memaksakan kepadanya untuk berprestasi hingga mendapatkan uang.
Orangtuanya bahkan pernah membawanya ke dukun sebelum bertanding agar Fidya bisa menang.
Kini, nama Fidya Kamalinda wanita asal Kota Bandung, Jawa Barat menjadi trending di media sosial.
Jadi ATM Berjalan
Fidya Kamalinda menyebut penganiayaan tersebut terjadi karena ambisi ayahnya, agar sang putri bisa menghasilkan uang sebagai atlet Taekwondo.
"Saya tidak mengerti kenapa, mungkin karena dia mempunyai ambisi yang besar terhadap saya untuk menghasilkan uang, usahanya tidak mengalami kemajuan pada saat itu mungkin sampai sekarang," katanya.
"Sejak saya kecil orangtua hanya mengandalkan salah satu pengurus taekwondo yang tinggal di rumah kami untuk membiayai kami, aneh, dia bahkan bukan murim bagi saya," imbuhnya.
Tak cuma karena dianiaya, Fidya Kamalinda juga merasa sangat gerah dengan sikap orangtuanya yang selalu pergi ke dukun sebelum dirinya bertanding.
"Orangtua saya ini suka sekali datang ke dukun. Setiap kali saya ingin bertarung dibawa ke dukun, dijampe-jampe, meminta air doa, mandi bunga dan itu dilakukan setiap kali saya ingin berkompetisi," ujar Fidya Kamalinda.
"Terkadang saya merasa bingung. Kenapa harus seperti ini," tambahnya.
Mendapatkan siksaan mental dan fisik, Fidya Kamalinda bertahun-tahun memilih untuk memendamnya.
Fidya Kamalindah mengaku bingung untuk bercerita ke siapa soal penderitaannya, pasalnya ia yakin tak akan ada yang mempercayai ucapannya.
Puncaknya di usianya ke-21 tahun, Fidya Kamalinda memberanikan diri untuk keluar dari cengkraman orangtuanya.
"Saat itu umur saya sudah 21 tahun. Saya merasa aku bisa memilih hidupku sendiri. Mengapa aku berani? Karena saya sudah merasa lelah selama bertahun-tahun," ujar Fidya Kamalinda.
"Saya merasa punya hak atas hidup saya sendiri. Meskipun mereka bilang, Anda seharusnya bersyukur karena dibesarkan oleh kami. Siapa yang ingin dilahirkan di dunia?" imbuhnya.
Hindarto tak membantah pernyataan Fidya Kamalinda soal menjadi korban kekerasan.
"Saya enggak bisa kasih jawaban sekarang kecuali di tempat tertentu," ucap Hindarto.
"Kami mempunyai bukti berupa tertulis, bahkan di atas materai," imbuhnya.
Akan tetapi secara tersirat, Hindarto mengatakan dirinya melakukan kekerasan dan menganggap hal tersebut sebagai bentuk dari cara mendidik anak.
"Kita sebagai orangtua mana mungkin enggak sayang anak, dari pengakuannya kan dari usia 5 tahun, saat itu kita baru punya anak satu, ya itu lagi sayang-sayangnya, bahkan mamanya sampai iri ya," kata Hindarto.
"Boleh dibilang mungkin benar, tapi ya enggak sesadis itu ya. Hanya mendidik saja," imbuhnya.
Hindarto juga menanggapi pernyataan Fidya Kamalinda yang mengaku kerap dibawa ke dukun sebelum bertanding taekwondo.
Ia mengaku hanya ingin yang terbaik untuk Fidya Kamalinda.
"Kami sebagai orangtua ingin yang terbaik, lalu tadi seandainya Fidya Kamalinda kalah (dalam pertandingan), kebetulan kami kan juga dulu atlet jadi tahu cara pertandingan, jadi kita kasih tahu kekurangannya begini-begini," ucap Hindarto.
Awal Mula
Fidya Kamalinda merupakan anak dari pasangan suami-istri Hindarto (50) dan Khadijah (50).
Namun sejak kecil Fidya Kamalindah kerap menjadi korban kekerasan.
FIdya Amalinda mengaku sudah berkali-kali menjadi korban.
Fidya Kamalindah mengaku pertama kali dianiaya ayahnya pada usia 5 tahun hingga dia beranjak dewasa.
Fidye Kamalindah mengaku ayahnya berambisi menjadikannya ‘ATM Berjalan’ untuk menghasilkan uang dari atlet Taekwondo.
“Usahanya tidak mengalami kemajuan pada saat itu mungkin sampai sekarang,” kata dia.
Kabur dari Rumah
Setelah melihat perlakuan tidak menyenangkan dari orangtua, Fidya Kamalindah akhirnya melarikan diri.
Dia menghilang dari rumah semai 2015.
Fidya Kamalinda akhirnya muncul dan memberikan klarifikasi melalui video yang diunggahnya di TikTok, pada Kamis (13/3/2025).
Di awal video, Fidya Kamalinda memperlihatkan KTP-nya demi membuktikan dirinya adalah sosok atlet Taekwondo yang dikabarkan hilang tersebut.
Fidya Kamalinda dengan mata berkaca-kaca membantah semua pernyataan orangtuanya.
Ia menegaskan dirinya bukan korban penculikan, wanita yang kini berusia 30 tahun itu mengaku pergi dari rumah karena keinginannya sendiri.
"Bismillah Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, nama saya Fidya Kamalinda," ucap Fidya Kamalinda.
"Saya di sini untuk menanggapi berita yang beredar di media social tentang diriku yang pertama terkait kasus penculikan, saya ingin mengatakan itu adalah fitnah. Saya keluar rumah atas dasar keinginan saya sendiri," tegasnya.
Fidya Kamalindah lalu membeberkan alasannya untuk kabur dari rumah.
Menurut pengakuan Fidya Kamalinda, sedari kecil dirinya menjadi korban penganiayaan ayahnya.
Fidya Kamalindah menyebut pertama kali dianiaya ayahnya di usia 5 tahun.
Penganiayaan tersebut terus berulang hingga ia beranjak dewasa.
"Bahwa saya sudah menahannya sejak lama. Mengapa saya ingin keluar rumah? Karena saya sudah diperlakukan kasar oleh ayah sejak saya masih kecil," ucap Fidya Kamalinda.
"Kekerasan pertama yang dilakukan ayah, ketika saya berusia 5 tahun. Saya sudah ditampar, ditendang, dan diseret oleh ayah sendiri dan hal ini terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya" imbuhnya.
Mediasi
Pada 2016, rupanya Fidya Kamalinda dan orangtuanya pernah bertemu di Polda Jabar untuk mediasi.
Fidya Kamalinda yang kala itu sudah menikah dan hamil mengaku bolak-balik ke Polda Jabar agar masalahan dengan orangtuanya selesai.
Namun mediasi buntu. Pihak Polda Jabar mengerti alasan Fidya Kamalinda memilih kabur dan enggan kembali ke rumah orangtuanya.
Fidya Kamalinda kembali bertemu orang tuanya. Kala itu ia sudah menjadi ibu. Anaknya berusia 3 tahun.
Ia kembali bertemu dengan orangtuanya di Disdukcapil Kota Bandung. Suasananya menegangkan.
Pisahkan Fidyah Kamalinda dan Anak
Hindarto dan Khodijah berusaha memisahkan Fidya Kamalinda dengan anaknya yang masih balita.
Mereka membawa paksa Fidya Kamalinda pulang ke rumah.
Namun, Fidya berontak. Ia menolak dipisahkan dengan anaknya.
"Kalian berteriak di sana ingin memisahkan saya dan anak saya, akhirnya membuat saya terpisah dengan anak saya. Saya dibawa pergi," ucapnya.
Fidya dibawa ke rumah orang tuanya. Namun, ia tak bisa meninggalkan anaknya yang masih kecil hingga akhrinya kembali kabur.
"Karena saya adalah ibu ya saya kembali lagi keluar karena kemauan saya sendiri. Saya ingin keluar dari rumah itu," sambungnya.
Kala itu, Fidya Kamalinda berharap orangtuanya dapat menerima dirinya yang sudah berkeluarga, punya suami dan anak.
"Saya terus berdoa untuk kalian semua. Saya hanya ingin kalian menerima saya dan keluarga saya. Saya memiliki suami yang saya cintai, anak yang saya cintai. Itu saja. Jangan memaksakan keinginan. Saya juga punya kehidupan yang saya inginkan."
Orang Tua Fidya Kamalindah Kangen
Kompak orangtua Atlet Taekwondo asal Bandung, Fidya Kamalinda menginginkan anaknya segera pulang ke rumah.
Sang ibu Khodijah (50) mengaku sangat rindu dengan Fidya Kamalinda yang kabur dari rumah sejak tahun 2015.
Sambil menangis, Khodijah meminta anaknya pulang ke rumah.
Hal tersebut disampaikan Khodijah saat hadir sebagai narasumber di acara TV One, pada Jumat (14/3/2025).
Mulanya Khodijah menanggapi pernyataan Fidya Kamalindah yang menyebut orangtuanya tidak menerima keberadaan anaknya.
Diketahui setelah kabur dari rumah di tahun 2015, Fidya Kamalindah menikah dengan seorang pria berinisial Y di Kota Bekasi.
Fidya Kamalindah dan Y kemudian dikaruniai seorang anak.
"Sebetulnya gini kalau dia punya anak pasti saya terima, ya Alhamdulillah," ucap Khodijah.
"Pertemuan terakhir di Disdukcapil di tahun 2019," imbuhnya.
Dengan berderai air mata, Khodijah lalu mengaku rindu berat dengan Fidya Kamalinda.
Ia meminta anak sulungnya untuk segera pulang.
Khodijah mengaku mengetahui kalau Fidya Kamalinda tengah berada di dalam tekanan.
"Saya harap kakak pulang, mama udah rindu, kakak lebih tahu kakak itu ada tekanan," kata Khodija.
"Mama tahu persis siapa anak saya, kakak pulang ya, mama kangen," imbuhnya.
Handirto (59) ayah Fidya Kamalinda, juga menyampaikan hal serupa.
"Kalau bisa secepatnya pulang, kondisi seperti apapun kami siap menerima," ucapnya.