TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Maksud hati membantu mendorong pemotor kehabisan bensin, di bahu Jalan Dr Ir H Soekarno atau MERR, Gunung Anyar, Surabaya, pada Minggu (2/3/2025) dini hari, ternyata malah berakhir terperangkap jebakan komplotan begal perampas motor bersenjata tajam (Sajam).
Cerita memilukan itu dialami pria berinisial AP (24) warga Sidoarjo, saat bermotoran sendirian sepulang bekerja sebagai pegawai sebuah restoran di Kota Surabaya.
Saat itu, di tengah perjalanan, dirinya melihat adanya dua orang yang mendorong motornya menyusuri bahu jalan. Merasa iba dengan pengendara motor itu, ia berinisiatif menolongnya.
Korban AP berusaha membantu dengan cara menyetut atau mendorong bodi belakang motor tersebut menggunakan kaki kiri hingga sampai ke SPBU terdekat.
"Keliatan ada orang kehabisan bensin, berniat membantu dorongin motornya buat sampai ke pom bensin," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com pada Sabtu (15/3/2025).
Nah, baru saja beberapa meter mendorong motor pengendara yang mogok itu, Korban AP langsung disergap oleh dua orang misterius berboncengan motor.
Kedua orang misterius tersebut sekonyong-konyong menodongnya dengan sajam pisau seraya merampas motor yang sedang dikendarainya.
Semula Korban AP mengira kedua pria tersebut bakal menargetkan aksi pembegalan tersebut kepada dirinya beserta dua orang pemotor yang sedang ditolongnya karena kehabisan bensin.
Namun, perkiraannya meleset, dua orang yang sedang ditolong karena motornya kehabisan bensin, ternyata bagian dari komplotan dua orang misterius pelaku begal itu.
Korban AP mengaku benar-benar kecele dengan situasi tersebut. Namun ia juga tak bisa berbuat banyak, saat dirinya dibentak dan diancam untuk menyerahkan motor beserta STNK. Ia cuma pasrah.
"Gak lama ada 1 motor boncengan membawa sajam yang meminta motor dan STNK saya," katanya.
Pisau yang ditodongkan tepat ke arah wajahnya, kontan membuat nyalinya menciut. Apalagi saat para pelaku terus menerus membentak-bentaknya untuk sekalian menyerahkan STNK motor.
Keringat dinginnya mulai bercucuran karena cemas, Korban AP cuma bisa pasrah, seraya merapalkan doa di dalam hati agar nyawanya tetap selamat.
Meskipun motornya Honda Scoopy bernopol L-2864-KB miliknya raib, Korban AP bersyukur. Tuhan masih mengijabah doanya agar ia tak dilukai oleh para pelaku.
"Yang hilang berupa motor dan STNK karena dipaksa ambil dengan menggunakan senjata tajam," ungkapnya.
Seingat Korban AP para pelaku berusia dewasa. Keempat masing-masing berboncengan dua orang mengendarai motor Honda Vario dan PCX.
Dua orang misterius yang bertugas menyergap dirinya memakai jaket serba hitam, dan bermasker penutup hidung serta mulut.
"Pelaku jumlah 4 orang. Ciri para pelaku, usia kisaran dewasa. Penampilan memakai masker, helm, jaket. Merek motornya Vario dan PCX," terangnya.
Akibat insiden pembegalan tersebut, Korban AP mengalami kerugian hingga belasan juta rupiah. Apalagi motor tersebut dibeli secara mengangsur hingga cicilannya lunas, sejak beberapa tahun lalu.
Kendati begitu, ia mengaku belum melaporkan kejadian tersebut ke markas kepolisian setempat, karena masih mengumpulkan bukti surat motor yang disimpan oleh orangtuanya.
"Belum melapor (mapolsek) TKP di Jalan Merr yang masuk Kecamatan Gunung Anyar. Tidak ada (bekas luka)," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan oleh TribunJatim.com, delapan bulan diburu karena namanya masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) atas kasus pencurian dan begal motor di beberapa kabupaten kota Jatim, sepak terjang pria berinisial AYE (31) asal Bangkalan, akhirnya ditumpas oleh Anggota Tim Jatanras Polda Jatim.
Pria berinisial AYE terpaksa dilakukan tindakan tegas dan terukur dengan ditembak mati setelah berupaya melawan petugas kepolisian yang sedang menyergapnya di kawasan Jalan Raya Ir Soekarno (Merr), Gunung Anyar, Surabaya, pada pukul 00.30 WIB, pada Jumat (7/3/2025).
Menurut Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur, Pelaku AYE merupakan DPO buruannya sejak Agustus 2024 silam, karena mengotaki kasus pencurian dan pembegalan motor di beberapa kabupaten kota Jatim.
Wilayah yang dimaksud antara lain, Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Bangkalan bahkan hingga Kabupaten Jombang.
Selain Tim Jatanras Polda Jatim, ada juga polres jajaran Polda Jatim yang memasukkan profil identitas Pelaku AYE sebagai DPO yakni Anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya dan Satreskrim Polres Bangkalan.
Jumhur mengungkapkan, Pelaku AYE merupakan otak utama komplotan maling dan begal motor yang mempersenjatai diri dengan celurit selama beraksi.
Jumlah anggota komplotan Pelaku AYE terbilang banyak. Terbaru, ia telah memperoleh delapan profil pelaku lain yang pernah beraksi dengan Pelaku AYE.
Namun, selain delapan orang tersebut, beberapa bulan sebelumnya, ia bersama amah buahnya sudah berhasil menangkap tiga orang pelaku komplotan tersebut.
Nah, setelah melakukan penangkapan terhadap ketiga pelaku itu, kini Jumhur mulai melakukan pengejaran terhadap Pelaku AYE hingga terpaksa anak buahnya melakukan tindakan tegas dan terukur; menembak mati.
Berdasarkan kesaksian dari beberapa pelaku komplotan yang telah ditangkap. Jumhur menerangkan, Pelaku AYE kerap berganti-ganti pasangan saat menjalankan aksi pencurian atau pembegalan motor.
Hal yang bikin geram, dalam waktu semalam, Pelaku AYE Cs ini bisa mencuri empat motor di beberapa wilayah yang berbeda.
Nah, setelah memperoleh motor curian atau hasil pembegalan, Pelaku AYE Cs bakal menjualnya ke seorang penadah di Kabupaten Bangkalan, kisaran Rp2-5 juta.
Ternyata uang hasil penjualan motor korban kejahatan itu, dipakai oleh Pelaku AYE dengan teman-temannya untuk berfoya-foya, seperti minum minuman keras, berkencan dengan wanita penghibur, termasuk mengonsumsi narkotika.
Bahkan, Jumhur mengaku, pihaknya menemukan sebuah alat 'bong' atau perkakas untuk menghisap narkotika jenis sabu dalam pakaiannya, pada barang bawaan Pelaku AYE.
Lalu, mengenai kronologi penangkapan terhadap pelaku hingga berujung pada upaya tindakan tegas terukur; penembakan terhadap Pelaku AYE.
Arbaridi Jumhur menerangkan, pelaku terpaksa ditindak tegas dan terukur dengan ditembak karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap oleh anak buahnya.
Lokasi penangkapannya berada di kawasan Jalan Raya Ir Soekarno (Merr), Gunung Anyar, Surabaya, pada pukul 00.30 WIB, pada Jumat (7/3/2025).
Ceritanya, lanjut Jumhur, pelaku saat itu, duduk dibonceng dengan seorang temannya yang bertugas sebagai joki motor matik sarana aksi kejahatan mereka.
Kemudian, mobil MPV yang ditumpangi petugas kepolisian berseragam sipil, berusaha memepet motor kedua pelaku yang terus digeber kencang, berkelit, berusaha kabur dari sergapan.
Petugas saat itu berupaya melakukan penyergapan langsung terhadap keduanya.
Namun, ternyata, pelaku yang duduk dibonceng melakukan perlawanan terhadap petugas kepolisian dengan menyabet-nyabetkan celurit ke arah mereka.
Bahkan, ungkap Jumhur, anak buahnya sempat berupaya menggeretak perlawanan pelaku dengan melakukan penembakan peringatan ke arah langit.
Namun, upaya tersebut malah dikacangi oleh pelaku dengan temannya. Mereka tetap berupaya menggeber kencang motornya dan kembali mengayun-ayunkan senjata celuritnya.
Tak ingin terus menerus disepelekan oleh para pelaku kejahatan. Jumhur menambahkan, anak buahnya kembali berupaya memepet motor para pelaku dan menarik pakaian sang eksekutor AYE.
Ternyata, tubuh pria berperawakan ceking itu, terjerembab jatuh ke aspal jalan. Namun jangan mengira kondisi tersebut membuat perlawanannya tandas.
Jumhur mengungkapkan, pelaku tetap berusaha melanjutkan perlawanannya dengan mengayun-ayunkan celurit sepanjang sekitar 40 cm tersebut.
Anak buahnya yang enggan mengambil resiko terburuk itu pun, terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur dengan memuntahkan dua timah panas.
Tak pelak, dua peluru tersebut bersarang pada leher dan dada pelaku hingga membuatnya ambruk tak bernyawa.
Meskipun berhasil menumbangkan pelaku, ternyata seorang pelaku lain yakni teman pelaku yang bertugas sebagai joki motor sarana aksi, ternyata berhasil melanjutkan pelariannya.
Namun, Jumhur telah menginstruksikan beberapa anak buahnya dalam unit yang lebih kecil untuk mengejar pelaku yang buron tersebut.
"Saat kita tangkap, kita pepet, kita tembak peringatan, dia mengacungkan senjata, kami lakukan tindakan tegas dan terukur," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada Jumat (7/3/2025) dini hari.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Luhur Pambudi/TribunJatimTimur.com)