Saat IHSG Dibekukan Sementara oleh BEI hingga Sempat Ambruk 7 Persen
kumparanBISNIS March 19, 2025 09:20 AM
Pasar saham Indonesia mengalami guncangan hebat setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas perdagangan Selasa (18/3). Kondisi ini memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan menghentikan perdagangan sementara (trading halt) guna meredam kepanikan dan menjaga stabilitas pasar.
Pada Selasa (18/3) pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), BEI menghentikan sementara perdagangan IHSG selama 30 menit karena anjlok 5 persen. Pada pukul 11:49:31 waktu JATS, IHSG kembali dibuka, namun IHSG terus ambruk hingga turun 453,80 poin (7,01 persen) ke 6.018,139 jelang penutupan perdagangan sesi I.
Meski demikian, IHSG mulai bangkit di sesi penutupan. IHSG ditutup turun 248,559 poin (3,84 persen) ke 6.223,388.
Anjloknya pergerakan IHSG terjadi di tengah bursa Asia dan bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street menguat.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyambangi Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan.
Dasco terpantau tiba di BEI pada pukul 13.40 WIB. Dalam kunjungan tersebut, Dasco didampingi oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Misbakhun hingga Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Mohamad Hekal.
Dasco disambut oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik dan Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy.
“Kami memberikan dukungan positif [kepada pasar modal],” kata Misbakhun secara singkat.
Aliran modal asing pun mencerminkan sentimen negatif pasar. Berdasarkan data RTI, investor asing sudah menarik dana sebesar Rp 26,92 triliun dari pasar saham secara tahun berjalan (year to date/ytd).
Di sisi lain, Berdasarkan data Bloomberg pukul 11.45 WIB, nilai tukar rupiah melemah 56,50 poin atau 0,34 persen ke level Rp 16.462 per dolar AS.
Pengamat pasar modal, Ibrahim Assuaibi, menilai anjloknya IHSG tidak lepas dari berbagai faktor global dan domestik. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang semakin agresif terhadap mitra dagangnya.
Di dalam negeri, lanjut Ibrahim, ketidakpastian ekonomi juga turut menekan pasar. Defisit anggaran yang melebar menjadi perhatian utama, terutama setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kondisi fiskal yang kurang menggembirakan. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang kian melemah juga menjadi sinyal negatif bagi investor.
Di dalam negeri, lanjut Ibrahim, ketidakpastian ekonomi juga turut menekan pasar. Defisit anggaran yang melebar menjadi perhatian utama, terutama setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kondisi fiskal yang kurang menggembirakan. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang kian melemah juga menjadi sinyal negatif bagi investor.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.