Populer: Sri Mulyani Jawab Rumor Mundur; IHSG Ambruk
kumparanBISNIS March 19, 2025 09:40 AM
Menteri Keuangan Sri Mulyani menepis isu dirinya akan mundur dari pemerintahan Prabowo. Informasi ini menjadi berita populer sepanjang Selasa (18/3).
Selain itu, berita mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok hingga 6,02 persen dan perdagangan sempat dihentikan sementara juga paling banyak dibaca. Berikut rangkumannya.
Sri Mulyani Jawab Rumor Mundur
Sri Mulyani mengatakan, dirinya hingga saat ini masih menjalankan tugasnya sebagai bendahara negara. "Saya juga menegaskan, banyak rumor mengenai posisi saya. Sampai sekarang saya tetap fokus menjalankan tugas negara, kepercayaan presiden untuk kelola APBN dan keuangan negara secara profesional," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (18/3).
Warga memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Pada perdagangan sesi I Selasa (18/3), IHSG terjun bebas hingga 395,87 poin atau 6,12 persen, menutup sesi di level 6.076,08. Bahkan, pukul 11:19:31 WIB, Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa membekukan perdagangan selama 30 menit setelah IHSG anjlok lebih dari 5 persen.
Aliran modal asing pun mencerminkan sentimen negatif pasar. Berdasarkan data RTI, investor asing sudah menarik dana sebesar Rp 26,92 triliun dari pasar saham secara tahun berjalan (year to date/ytd).
Di sisi lain, Berdasarkan data Bloomberg pukul 11.45 WIB, nilai tukar rupiah melemah 56,50 poin atau 0,34 persen ke level Rp 16.462 per dolar AS.
Pengamat pasar modal, Ibrahim Assuaibi, menilai anjloknya IHSG tidak lepas dari berbagai faktor global dan domestik. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang semakin agresif terhadap mitra dagangnya.
"IHSG mengalami penurunan yang saya lihat cukup signifikan, hampir 4,9 persen ya di 6.154, ya dari kemarin yang kita lihat di 6.600-an ya ini jeblok turun cukup luar biasa," ujar Ibrahim kepada kumparan, Selasa (18/3).
Di dalam negeri, lanjut Ibrahim, ketidakpastian ekonomi juga turut menekan pasar. Defisit anggaran yang melebar menjadi perhatian utama, terutama setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kondisi fiskal yang kurang menggembirakan. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang kian melemah juga menjadi sinyal negatif bagi investor.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menyoroti beberapa isu utama yang membuat IHSG terus melemah. Ia menyebut bahwa kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang buruk, kebijakan pemerintah yang dianggap tidak realistis, serta berbagai isu mega korupsi telah merusak kepercayaan investor.
"Ada beberapa isu penyebab IHSG memburuk: akibat hasil APBN Februari yang buruk dan outlook fiskal yang berat di 2025, akibat kebijakan Pemerintah yang tidak realistis dan tanpa teknokrasi yang jelas, akibat berbagai isu mega korupsi yang merusak trust," ungkapnya.