Presiden AS Donald Trump Buka Dokumen Rahasia Pembunuhan John F. Kennedy
GH News March 20, 2025 11:05 AM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memenuhi janji kampanyenya untuk meningkatkan transparansi dengan merilis dokumenterkait pembunuhan mantan Presiden John F. Kennedy (JFK) pada 1963. Ribuan dokumen yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai rahasia negara kini tersedia untuk publik melalui situs web Arsip Nasional AS.

Seperti yang dilaporkan Reuters, Rabu (19/3/2025), pada Selasa (26/10), lebih dari 80.000 dokumen elektronik, termasuk memo rahasia, dirilis setelah melalui proses penyaringan ketat oleh pengacara Departemen Kehakiman AS. Dokumen-dokumen ini memberikan gambaran tentang iklim ketegangan antara AS dan Uni Soviet pasca-Krisis Rudal Kuba 1962, yang hampir memicu perang nuklir.

Meskipun tidak mengungkapkan fakta baru yang mengubah narasi utama, rilis dokumen ini diharapkan dapat memuaskan rasa penasaran publik tentang salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah AS.

Banyak dokumen yang dirilis mencerminkan upaya penyelidik untuk melacak pergerakan Lee Harvey Oswald, pembunuh JFK, selama beberapa bulan sebelum peristiwa tragis di Dallas pada 22 November 1963. Oswald diketahui pernah tinggal di Uni Soviet dan menikah dengan seorang wanita Soviet, Marina Oswald.

Kontroversi dan Teori Konspirasi

Robert F. Kennedy Jr., putra Robert Kennedy dan keponakan JFK, sebelumnya menyatakan keyakinannya bahwa CIA terlibat dalam pembunuhan pamannya. Namun, CIA membantah klaim ini sebagai tidak berdasar.

Jack Schlossberg, cucu JFK, mengkritik rilis dokumen ini karena tidak memberi pemberitahuan sebelumnya kepada keluarga Kennedy. “Administrasi Trump tidak memberi tahu keluarga Presiden Kennedy tentang rilis ini,” tulisnya di platform X.

Salah satu dokumen yang dirilis mengungkap detail “Operasi Mongoose”, proyek rahasia CIA yang bertujuan menggulingkan rezim Fidel Castro di Kuba. Proyek ini disetujui oleh JFK pada 1961 dan mencakup operasi rahasia serta sabotase.

Dokumen lain dari Departemen Pertahanan AS tahun 1963 membahas upaya AS untuk menghadapi dukungan Castro terhadap kekuatan komunis di Amerika Latin. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa Castro tidak akan memicu perang dengan AS, tetapi mungkin meningkatkan dukungannya terhadap gerakan subversif di kawasan.

Upaya Transparansi Trump

Trump menandatangani perintah eksekutif tak lama setelah menjabat pada Januari 2017, yang memicu pencarian ribuan dokumen baru terkait pembunuhan JFK oleh FBI. Direktur Intelijen Nasional, Tulsi Gabbard, menyebut langkah ini sebagai “era baru transparansi maksimal.”

Fredrik Logevall, profesor sejarah Harvard, menyatakan bahwa meskipun rilis dokumen ini penting, ia tidak mengharapkan adanya penemuan dramatis yang mengubah pemahaman kita tentang peristiwa tersebut.

Alice L. George, sejarawan yang menulis buku tentang pembunuhan JFK, menambahkan bahwa rasa penasaran publik tentang pembunuhan dan transparansi pemerintah menciptakan harapan akan bukti penting yang tersembunyi. Namun, ia meragukan dokumen-dokumen ini akan menjawab semua pertanyaan yang masih ada.

Pembunuhan JFK telah dikaitkan dengan satu penembak, Lee Harvey Oswald, dan kesimpulan ini telah ditegaskan kembali oleh Departemen Kehakiman AS selama beberapa dekade. Namun, survei menunjukkan banyak warga AS masih percaya bahwa kematian JFK adalah hasil konspirasi.

Trump juga berjanji akan merilis dokumen terkait pembunuhan pemimpin hak sipil Martin Luther King Jr. dan Senator Robert Kennedy, keduanya tewas pada 1968. Namun, rencana rilis dokumen tersebut masih memerlukan waktu lebih lama.

Rilis dokumen ini membuka babak baru dalam upaya memahami salah satu peristiwa paling misterius dalam sejarah AS. Meskipun tidak memberikan jawaban pasti, langkah ini diharapkan dapat memenuhi tuntutan transparansi dan memuaskan rasa penasaran publik. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.