Massa aksi dari berbagai elemen masyarakat menggelar demonstrasi di gerbang belakang Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Mereka menolak revisi UndangUndang TNI yang dinilai berpotensi membangkitkan dwifungsi militer.
“(Akan berdemonstrasi) sampai menang, sampai benarbenar RUU TNI ini tidak jadi disahkan. Sampai benarbenar Dewan Perwakilan Rakyat mendengarkan aspirasi rakyat. Mereka sebagai perwakilan rakyat, bukan pengkhianat rakyat,” ucap seorang massa aksi yang tidak ingin disebutkan nama aslinya.
Salah seorang orator kemudian berteriak, memperingatkan DPR untuk mendengarkan aspirasi rakyat.
“Ingat ya (DPR) semua yang melekat di diri kalian, isi perut kalian itu semua dari rakyat,” teriak seorang orator.
Dalam aksinya mereka menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain:
Tolak revisi UU TNI Tolak dwifungsi militer Tarik militer dari jabatan sipil dan kembalikan TNI ke barak Reformasi institusi TNI Bubarkan komando teritorial Usut tuntas korupsi dan bisnis militerMereka menilai RUU TNI yang sedang dibahas di DPR akan membuka peluang kembalinya dwifungsi ABRI seperti pada masa Orde Baru.
“RUU TNI yang dibahas saat ini di DPR, yang katanya Gedung Rakyat sangat berpotensi memunculkan kembalinya dwifungsi ABRI. Kalau dwifungsi ABRI kembali maka siasia reformasi yang kita lakukan. Capekcapek kita tahun 98 reformasi tapi hasilnya kita kembali. Kita tidak belajar dari sejarah,” ujar Cinta.
Massa aksi juga menilai bahwa proses pembahasan RUU TNI yang dilakukan terburuburu dan tidak transparan.
Mereka berharap RUU TNI tidak disahkan.
“Kami berharap RUU TNI tidak disahkan, karena RUU TNI ini kan tidak melalui proses dialog publik yang konkret, bahkan tibatiba dirapatkan di ruangan tertutup, di hotel mewah bintang 5, dan tidak ada komunikasi yang baik antar masyarakat. Kita semua tidak bisa mengakses draf RUU nya dan tibatiba hari ini sudah mau rapat paripurna untuk mengesahkan,” ucap Cinta.
Mereka mendesak anggota DPR untuk mendengarkan aspirasi rakyat dan tidak mengkhianati citacita reformasi.
“Saya hanya ingin memberikan pesan kepada anggotaanggota DPR, kalian itu adalah perwakilan rakyat, seharusnya menjadi perwakilan dari suarasuara rakyat dan aspirasi dari rakyat, seharusnya bertindak seperti demikian. Buat apa jadi DPR kalau kalian hanya ingin membuat hal yang mengecewakan rakyat. Apalagi beberapa anggota DPR dulunya aktivis 98, jangan mengkhianati diri kalian,” kata Cinta.