Remaja dan dewasa memiliki risiko mengalami anemia.
Anemia terjadi ketika hemoglobin atau sel darah merah di dalam tubuh rendah.
Ternyata, anemia bisa terjadi akibat beragam faktor seperti kekurangan zat besi, vitamin dan juga mineral.
Siapa sangka jika remaja tergolong kelompok rentan anemia.
Oleh karena itu, para remaja sangat disarankan untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
Benarkah menghindari kopi dan teh saat makan bisa mencegah anemia?
Dokter umum, dr. Maria Dorothea Irene menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Tribunhealth.com mengenai benarkah menghindari kopi dan teh saat makan bisa mencegah anemia.
Anemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin.
Dikatakan bahwa menghindari kopi dan teh saat makan bisa mencegah anemia.
dr. Irene membenarkan hal tersebut.
Ia menambahkan, kopi dan teh memiliki sifat yang mengganggu penyerapan zat besi.
"Betul. Jadi, kopi dan teh itu punya sifat mengganggu penyerapan zat besi," kata dr. Irene.
Selain kopi dan teh, kata dr. Irene cokelat, susu dan gandum juga bisa mengganggu penyerapan zat ebsi.
Misalkan konsumsi makanan yang banyak zat gizinya dan minum teh, maka zat besi yang dikonsumsi tidak diserap oleh tubuh, melainkan diserap teh.
"Selain kopi, teh, sebenarnya juga cokelat, susu, dan gandum itu mengganggu penyerapan zat besi."
"Jadi, misalkan kita makan makanan yang banyak zat gizinya, misalkan daging merah kayak barbeque an terus minumnya es teh. Jadi, zat besi yang kita makan itu gak diserap sama tubuh tapi diserap sama teh nya," lanjutnya.
Kata dr. Irene, selain teh rupanya kopi, susu, cikelat dan gandum bisa mengganggu penyerapan zat besi.
Zat besi yang dikonsimso tidak diserap oleh tubuh.
"Gak cuma teh, seperti kopi, susu, cokelat dan gandum itu mengganggu penyerapan zat besi."
"Jadi, zat besi yang kita konsumsi gak diterima tubuh kita, tapi diserap sama makanan yang lain," tuturnya.
Jajan Sembarangan jadi Penyebab Anemia pada Remaja?
Banyak remaja yang melewatkan waktu sarapan.
Bahkan, mereka cenderung lebih memilih jajan yang tidak diketahui takaran zat besinya.
dr. Irene menuturkan bila hal tersebut berpengaruh dengan terjadinya anemia pada remaja.
Ia menambahkan, pengaruh utama anemia defisiensi zat besi ialah dari makanan.
"Berpengaruh. Jadi, memang anemia defisiensi besi itu pengaruh utamanya itu dari makanan," ujar dr. Irene.
Lanjut, kata dr. irene, Indonesia tergolong negara yang kurang konsumsi daging merah, sehingga menyebabkan kejadian angka anemia di Indonesia juga tinggi.
"Indonesia termasuk negara dengan konsumsi daging merah yang kurang, sehingga menyebabkan angka anemia di Indonesia juga tinggi." pungkasnya.