Teror Lagi, Tempo Dapat Kiriman 6 Bangkai Tikus, Diduga Paket Dilempar dari Luar
Ayu Wulansari K March 22, 2025 10:34 PM

Grid.ID - Setelah dapat teror kepala babi, kantor redaksi Tempo kembali mendapat kiriman paket berupa 6 ekor bangkai tikus dengan kepala terpotong. Paket tikus tersebut terbungkus rapih dengan kardus dan kertas kado bermotif bunga mawar.

Dilansir dari Kompas.com, paket berisi 6 bangkai tikus itu awalnya ditemukan oleh petugas kebersihan pada Sabtu (22/3/2025) pukul 08.00 WIB. Ia menemukan paket tersebut dalam kondisi penyok.

Petugas kebersihan awalnya menduga paket tersebut berisi mie instan. Tapi saat dibuka, ternyata isinya adalah 6 bangkai tikus yang masih berlumuran darah dengan kepala yang terpenggal.

Selain itu tidak terdapat tulisan apapun di paket tersebut. Berbeda dengan teror kepala babi sebelumnya, yang terdapat nama yang dituju oleh si pengirim.

Sang petugas kebersihan pun memanggil satpam Tempo dan petugas kebersihan lainnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung ditemukan bahwa bungkusan paket tersebut dilempar oleh seseorang dari luar pagar sekitar pukul 02.11 WIB. Paket tersebut dilempar oleh orang yang tidak dikenal ke dalam pagar kantor Tempo di Jalan Palmerah Barat Jakarta Selatan.

Setelah dilempar, paket itu diduga mengenai mobil yang terparkir di sana sebelum akhirnya membentur aspal hingga penyok. Pasalnya terlihat ada jejak baret di mobil yang terkena paket tersebut.

Terkait teror ini, Mabes Polri sudah membentuk tim untuk mengusut kasus ini. Sebanyak 20 orang polisi mendatangi kantor Tempo dan mendokumentasikan paket bangkai tikus tersebut.

Seperti diketahui, sebelumnya kantor Tempo telah mendapat teror berupa paket berisi kepala babi. Paket itu dialamatkan kepada wartawan Tempo atas nama Francisca Christy alias Cica.

Awalnya paket tersebut diterima oleh sekuriti kantor Tempo pada Rabu (19/3/2025) sekitar pukul 16.15 WIB. Namun Cica baru membawa paket tersebut ke atas pada keesokan harinya lantaran ia baru saja selesai liputan dengan rekannya, Hussein Abri.

Namun saat dibawa ke atas paket tersebut menimbulkan bau busuk. Paket itu kemudian kembali dibawa turun oleh rekan Cica.

Saat dibuka, tak disangka paket tersebut berisi kepala babi tanpa telinga. Selain itu tidak ada tulisan apapun di dalam paket tersebut.

Sementara itu dilansir dari Wartakotalive.com, Ketua Umum Lingkar Nusantara Prabowo (LISAN Prabowo), Hendarsam Marantoko, buka suara terkait kasus yang menimpa Tempo. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kebebasan Pers.

Menurutnya, teror yang dialami Tempo adalah ancaman bagi demokrasi. Meskipun menurutnya Tempo selalu berseberangan dengan pemerintah.

“Demokrasi menjamin adanya kebebasan Pers. Tempo adalah bagian dari pilar demokrasi. Walaupun selama ini Tempo selalu berseberangan dengan Pemerintah, tetapi tindakan teror dalam bentuk apapun tidak bisa dibenarkan” Kata Hendarsam dalam keterangannya, Sabtu (22/3/2025).

Hendarsam juga menekankan bahwa kebebasan pers adalah bagian dari komitmen Pemerintahan Prabowo. Hal itu terbukti dari tidak adanya satupun kebijakan yang berupaya untuk membatasi pers.

“Sampai sekarang tidak ada satu kebijakan pun dari Pemerintahan pak Prabowo yang berupaya membatasi kebebasan pers. Justru kebebasan Pers itu yang dijaga oleh Pemerintahan pak Prabowo. Beliau tidak pernah alergi dengan karya-karya jurnalistik," lanjutnya.

Lebih lanjut Hendarsam berharap agar aparat segera mengusut kasus ini dan menemukan pelakunya sehingga tidak ada spekulasi liar terhadap pemerintah.

“Aparat kepolisian harus segera mengusut dan menangkap pelaku. Karena dalam suasana semacam ini, pihak-pihak tertentu bahkan pelaku nya ingin membuat spekulasi liar untuk menuding Pemerintah," ujarnya.

Hendarsam juga menambahkan bahwa jurnalis Tempo juga berhak mendapatkan perlindungan sebagaimana kebebasan pers dilindungi di Indonesia.

“Selama Tempo dalam melaksanakan kerja jurnalistiknya dan berdiri di Republik Indonesia, mereka harus dilindungi. Apalagi mereka para jurnalis itu adalah anak-anak bangsa. Boleh kita berbeda pendapat atau berseberangan, tetapi ketika satu anak bangsa yang terusik, semua anak bangsa harus merasa tersakiti," pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.