Lucy Bronze Ungkap Alami Autisme & ADHD: Itu Kekuatan Superku!
kumparanBOLANITA March 22, 2025 11:20 PM
Di atas lapangan, Lucy Bronze dikenal sebagai bek tangguh yang tak pernah setengah-setengah soal sepak bola. Namun di balik karier gemilangnya bersama Timnas Wanita Inggris dan klub-klub top Eropa, Bronze membagikan cerita soal apa yang sebenarnya terjadi di dalam dirinya.
Baru-baru ini, pemain berusia 33 tahun itu mengungkapkan bahwa ia mengidap autisme dan Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD). Sebuah kenyataan yang, menurut Bronze, justru membantu membawa dirinya sampai ke titik sekarang—salah satu pesepak bola wanita terbaik di dunia dengan koleksi 22 trofi elite, termasuk Euro dan Liga Champions.
Kepada BBC Sport, Bronze mengatakan bahwa ia sudah didiagnosa menderita penyakit ini sejak 2021 lalu. Tapi untuknya, itu bukan sesuatu yang mengejutkan.
“Dari dulu aku sebenarnya sudah merasa ada sesuatu. Ibuku bahkan sudah berbicara tentang itu dari aku kecil. Dia memperhatikan beberapa hal dalam diriku,” kata Bronze.
Awalnya, Bronze memilih untuk menyimpan cerita ini rapat-rapat. Namun, ia merasa sekarang waktunya sudah tepat untuk berbicara. Alasannya sederhana: ingin membantu orang lain yang mungkin sedang merasakan hal serupa.
Bronze ingin meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma soal autisme maupun ADHD. Ia bahkan aktif sebagai duta di National Autistic Society di Inggris.
“Ada masa-masa dalam hidupku ketika semuanya mungkin bakal lebih mudah kalau nggak ada stigma itu. Kalau saja aku merasa lebih terbuka,” ujar Bronze.
Perbesar
Sonia Bompastor dan Lucy Bronze usai Chelsea mengalahkan tuan rumah Arsenal 1-2. Foto: Paul Childs/REUTERS
Bronze bercerita, proses menerima dirinya sendiri bukanlah hal yang instan. Ada momen-momen ketika ia merasa terjebak dan sering disalahpahami.
Ia ingat betul, saat pertama kali bergabung dengan Lionesses, Bronze hampir tidak pernah berbincang dengan siapa pun. Bukan karena tidak mau, tapi karena itu adalah hal yang sulit baginya.
“Waktu itu Casey Stoney pernah bilang. ‘Kamu nggak pernah lihat mata aku kalau ngomong’, dan aku cuma bisa jawab, ‘Itu bukan karena kamu, tapi karena aku,’” katanya.
Meskipun begitu, Bronze melihat ada sisi positif dari kondisinya. Salah satunya adalah sifatnya yang sangat fokus dan terobsesi dengan sesuatu, termasuk sepak bola. Menurut Bronze, itu yang membantu kariernya melesat.
“Orang-orang selalu bilang, ‘Kamu tuh semangat banget soal sepak bola’. Tapi aku nggak tahu itu semangat atau apa… mungkin lebih tepatnya aku terobsesi. Dan itu bagian dari autismeku,” ucap Bronze.
Obsesi itu, katanya, jadi bahan bakar yang tak pernah habis. Meski usianya sudah berkepala tiga, Bronze tetap semangat latihan setiap hari. Bahkan, ia sering diledek teman-temannya di Chelsea yang heran mengapa ia tak pernah kelihatan lelah.
“Mereka suka bilang, ‘Beneran deh, kamu nggak kelihatan kayak 33 tahun. Nggak ada capek-capeknya!’ Tapi ya itu semua karena kekuatan superku ini,” ujar Bronze sambil tertawa.