TIMESINDONESIA, OGAN KOMERING ILIR – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan mengatakan, Brigade Pangan (BP) adalah pasukan terdepan yang melibatkan petani dengan dikawal oleh penyuluh pertanian, Babinsa, dan pegawai ASN Kementan, serta generasi muda untuk berkolaborasi dalam mengoptimalkan sektor pertanian. Mentan Amran menyebut BP sebagai garda terdepan dalam rangka menggerakkan para petani untuk lebih produktif terutama bagi petani milenial.
Dia menjelaskan bahwa program BP tidak hanya bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan, tetapi juga menjadi model pemberdayaan petani yang berkelanjutan. Dengan peningkatan produktivitas pertanian, kesejahteraan keluarga petani juga ditargetkan meningkat secara signifikan.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, mengungkapkan bahwa pembentukan Brigade Pangan diharapkan dapat meningkatkan optimasi lahan (oplah), yang sebelumnya hanya satu kali tanam menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun.
“Semua pihak harus saling berkoodinasi, baik dengan mentor, pendamping, penyuluh maupun Babinsa agar dapat tercapai. Selain itu penyuluh dan Babinsa akan dilibatkan menjadi pendamping dan nantinya SK akan diproses di pusat,” ujar Santi.
Program tersebut selaras dengan arahan Presiden Prabowo dan Mentan Amran dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci utama dalam pencapaian target tersebut.
Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional serta memperkuat peran penyuluh di lapangan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang bersama SMKPP Negeri Sembawa menggelar kegiatan pelatihan bertajuk “Peningkatan Kapasitas bagi Penyuluh Pertanian Pendamping Brigade Pangan”. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada Jumat (21/3/2025), dan dihadiri oleh 68 penyuluh pendamping Brigade Pangan dari 13 kecamatan di Kabupaten OKI.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI, Irawan, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa penyuluh merupakan garda terdepan dalam pertanian, terutama dalam mendukung Kabupaten OKI mewujudkan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan.
Dalam kegiatan ini, turut hadir sebagai narasumber perwakilan dari berbagai instansi strategis, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kayu Agung, Dinas Perizinan Kabupaten OKI, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten OKI, Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung.
Para peserta juga mendapatkan berbagai materi strategis yang disampaikan oleh para narasumber dari berbagai instansi. Materi yang disampaikan mencakup Pengelolaan Brigade Pangan yang dibawakan oleh Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung, Kelembagaan Usaha Brigade Pangan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten OKI, serta Brigade Pangan sebagai Bisnis yang dipaparkan oleh Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten OKI. Selain itu, materi mengenai Akses Permodalan juga diberikan oleh perbankan untuk membuka peluang pendanaan bagi pengelolaan Brigade Pangan secara berkelanjutan.
Kepala SMKPP Negeri Sembawa, Budi Santoso dalam sambutannya, menyampaikan bahwa sebanyak 68 penyuluh pendamping telah ditetapkan melalui SK khusus untuk mendukung kegiatan Brigade Pangan. Dalam pengelolaannya, efisiensi usaha harus menjadi perhatian utama, termasuk memperhitungkan biaya penyusutan alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Kami juga menekankan agar para penyuluh aktif mendampingi pelaksanaan Brigade Pangan di wilayah binaan masing-masing. Selain itu, kelembagaan Brigade Pangan harus diarahkan menjadi kelembagaan ekonomi berbasis bisnis sehingga dapat mengakses dukungan keuangan dari perbankan," ujarnya. (*)