VIDEO Kisah Kereta Api Jokowi di Ukraina Berhenti 30 Menit di Tengah Gelap Gulita dan Hujan Deras
Srihandriatmo Malau March 25, 2025 08:33 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) melakukan perjalanan bersejarah ke Ukraina pada 28 Juni 2022 lalu di tengah perang Rusia-Ukraina.

Tanpa pesawat kepresidenan dan kendaraan lapis baja, Jokowi menempuh perjalanan 12 jam dengan kereta biasa—bukan gerbong anti peluru—menuju Kyiv dari Polandia.

Mantan Atase Pertahanan (Athan) RI di Warsawa, Kolonel Adi Triadi, yang turut mengatur perjalanan ini, mengungkap kisah di balik misi besar ini dalam wawancara eksklusif di Ngobrol Bareng Cak Febby (Ngocak Febby), Senin (24/3/2025). 

"Keretanya tidak tahan peluru, hanya fasilitasnya saja yang VVIP," ungkap Kolonel Adi Triadi.

Keputusan ini bukan tanpa risiko. Jalur udara Ukraina telah menjadi zona larangan terbang (no-fly zone), sehingga opsi perjalanan sangat terbatas.

BERTUGAS AMANKAN PRESIDEN - Eks Atase Pertahanan RI di Ukraina Kolonel Adi Triadi saat porcast bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jakarta, Senin (24/3/2025). Dalam wawancara tersebut, Adi Triadi banyak menjelaskan tentang evakuasi WNI di Ukraina saat awal perang Rusia-Ukraina. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
BERTUGAS AMANKAN PRESIDEN - Eks Atase Pertahanan RI di Ukraina Kolonel Adi Triadi saat porcast bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jakarta, Senin (24/3/2025). Dalam wawancara tersebut, Adi Triadi banyak menjelaskan tentang evakuasi WNI di Ukraina saat awal perang Rusia-Ukraina. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN (TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN)

Rombongan pun harus menempuh perjalanan 12 jam dengan kereta api melalui wilayah konflik.

"Awalnya ada opsi helikopter, tapi opsi untuk menggunakan ruang udara itu sangat tidak mungkin."

"Lalu ada opsi menggunakan iring-iringan mobil. Dengan rombongan yang lumayan banyak dan iring-iringan yang sangat panjang, itu sangat rentan sekali,  ditambah lagi dengan jarak antara perbatasan itu sangat jauh. Jadi sangat berisiko sekali ," jelas  Kolonel Adi.

"Jadi akhirnya opsi yang terakhir, yang paling visibel adalah menggunakan sarana kereta api dengan jalur prioritas,"  

BERTUGAS AMANKAN PRESIDEN - Eks Atase Pertahanan RI di Ukraina Kolonel Adi Triadi (kanan) saat menjalani sesi foto bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra (kiri) usai podcast di Studio Tribun Network, Jakarta, Senin (24/3/2025). Dalam wawancara tersebut, Adi Triadi banyak menjelaskan tentang evakuasi WNI di Ukraina saat awal perang Rusia-Ukraina. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
BERTUGAS AMANKAN PRESIDEN - Eks Atase Pertahanan RI di Ukraina Kolonel Adi Triadi (kanan) saat menjalani sesi foto bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra (kiri) usai podcast di Studio Tribun Network, Jakarta, Senin (24/3/2025). Dalam wawancara tersebut, Adi Triadi banyak menjelaskan tentang evakuasi WNI di Ukraina saat awal perang Rusia-Ukraina. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN (TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN)

Kereta Rombongan Jokowi Berhenti 30 Menit di Tengah Gelap Gulita dan Hujan Deras

Di tengah perjalanan kembali ke Polandia dari Ukraina, kereta yang membawa Jokowi dan rombongan tiba-tiba berhenti. Lampu mati. Gelap gulita.

Saat itu hujan deras dan petir menyambar-nyambar. 

Selama 30 menit, kereta api yang membawa Jokowi dan rombongan berhenti.

"Kami sempat ditanya dari Jakarta, 'Kenapa ini kereta berhenti?' Padahal ini VVIP!" kisah Kolonel Adi.

"Kami sampaikan mungkin karena cuaca, karena petir yang lumayan besar jadi kereta mungkin mengambil pertimbangan, mengurangi risiko jadi kereta akan berhenti dulu  di sini sampai dengan menunggu cuaca reda kembali agar bisa melanjutkan perjalanan kembali," dia menuturkan kembali penjelasannya saat itu.

Situasi ini sempat membuat pasukan pengamanan baik Paspampres RI dan Ukraina bersiaga penuh.

"Semua ready. Karena Paspampresnya Ukraine, selain yang ada di on-board di kereta."

"Mereka juga ada di sepanjang rute kereta itu. Ada juga dari pengamanan dari kita, dari Indonesia  di sepanjang rute tersebut," ujarnya.

Namun, setelah sumber listrik berhasil dipulihkan, perjalanan pun dilanjutkan.

"Kami menanyakan sama teman-teman yang ada di sana, pada saat kereta berhenti kita menunggu kereta supply listrik, katanya dari Kiev datang ke sana. Kemudian kereta baru bisa jalan lagi," ucapnya.

Kisah Evakuasi WNI: Rudal Rusia Meledak 400 Meter dari Tempat Menginap

Selain kunjungan Jokowi, Indonesia juga menjalankan misi evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Ukraina.

Evakuasi ini penuh tantangan karena jalanan dipadati pengungsi, memaksa tim untuk melipir ke bahu jalan dan ladang agar bisa melaju.

"Jalanan penuh sesak. Semua warga Ukraina ingin keluar," kata Kolonel Adi Triadi, yang juga terlibat dalam evakuasi ini.

"Kami harus melipir ke bahu jalan, bahkan masuk ke ladang untuk bisa melaju."

Tim evakuasi juga menghadapi ancaman rudal Rusia yang meledak hanya 400 meter dari tempat mereka menginap.

'"Kami menginap di lantai 9 sebuah apartemen tua. Pukul 4 pagi, kami terbangun karena tiba-tiba bangunan bergoyang. Rudal Rusia meledak sangat dekat!"

"Karena mungkin jarak 400 meter dari sana, itu rudalnya masuk ke wilayah itu. Jadi rudal Rusia masuk ke wilayah itu meledak 400 meter dari apartemen yang lagi ditempatin itu," kenang Kolonel Adi.

Tak hanya sekali. Lima menit kemudian, rudal kedua menghantam!

"Setelah yang kedua, kami putuskan untuk segera kemasin barang-barang. Kita persiapan melanjutkan perjalanan, meski masih jam malam." jelas Kolonel Adi.

Drama di Perbatasan: Tangis WNI Harus Berpisah dengan Suami Ukraina

Saat berhasil mencapai perbatasan, momen paling menyayat hati terjadi, momen haru ketika WNI harus berpisah dengan suami mereka akibat aturan mobilisasi militer Ukraina.

"Ada beberapa WNI yang menikah dengan warga Ukraina. Tapi karena aturan mobilisasi militer, suami mereka tidak boleh keluar," ujar Kolonel Adi.

Ada sebagian di antara mereka yang harus memilih tetap tinggal bersama suami di tengah perang atau kembali ke Indonesia untuk keselamatan diri dan anak-anak mereka.

"Seperti drama Korea. Ada istri yang menangis di perbatasan, Ada beberapa yang pulang, ada yang ikut dengan suaminya juga.."

Kisah Evakuasi WNI Tanpa Senjata & Kendaraan Anti Peluru

Ia menjelaskan evakuasi WNI di Ukraina, dilakukan dengan kendaraan sipil biasa tanpa pengawalan dan tanpa senjata.

"Kami tidak punya senjata. Memang kita tidak dibekali senjata." 

"Kendaraan pun bukan anti peluru. "

"Hanya mengandalkan koordinasi dengan militer Ukraina. Hanya kami melaporkan kepada militer Ukraina rute perjalanan, kemudian tiap-tiap titik kami laporkan," tutur Kolonel Adi.(*)

Selengkapnya, saksikan wawancara eksklusif hanya di Kanal YouTube Tribunnews.

 

 

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.