Meskipun tidak ada studi ilmiah yang menghubungkan penerbangan antariksa dengan rambut yang memutih, NASA sebelumnya telah menyebutkan bahwa menghabiskan waktu di luar angkasa dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang signifikan.
"Bayangkan jika semua perubahan fisiologis Anda dipercepat sehingga Anda menjalani siklus kehidupan dalam hitungan minggu, bukan dekade," tulis NASA saat lembaga itu mengumumkan akan meluncurkan program penelitian 'era antariksa' untuk mempelajari dampak antariksa terhadap tubuh manusia.
"Anda bisa menumbuhkan janggut dalam semalam atau rambut Anda mungkin mulai memutih dalam hitungan hari atau mungkin menopause akan datang pada akhir pekan depan," kata NASA seperti dikutip dari New York Post.
NASA melanjutkan, hal ini mungkin tampak jauh dari kenyataan. Namun penerbangan antariksa menyebabkan perubahan fisiologis yang signifikan termasuk percepatan hilangnya kepadatan otot dan tulang, serta disfungsi sistem kekebalan tubuh yang serupa dengan efek penuaan alami di Bumi.
Faktanya, sebuah studi di 2016 menemukan bahwa penerbangan antariksa mengubah ekspresi gen folikel rambut manusia. Pada beberapa astronaut, gen yang bertanggung jawab untuk mengatur pertumbuhan rambut meningkat pesat, yang berarti gen tersebut dapat menghambat proliferasi sel dalam folikel rambut.
Meskipun pria tampaknya lebih banyak mengalami fenomena ini dibandingkan dengan wanita, para peneliti memperkirakan bahwa, berdasarkan temuan mereka, penerbangan luar angkasa berpotensi mengakibatkan kerontokan rambut.
![]() |
Studi lain yang diterbitkan pada 2015 menemukan bahwa tikus yang menghabiskan tiga bulan di luar angkasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengalami kulit yang lebih tipis dan siklus folikel rambut mereka terganggu.
Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan adanya kemungkinan kaitan antara perjalanan luar angkasa dan peningkatan stres oksidatif, yang menurut para ahli berkontribusi terhadap penuaan dan, pada gilirannya, termasuk rambut beruban.
Namun, tidak ada penelitian yang secara langsung mengaitkan stres oksidatif terkait perjalanan luar angkasa dengan perubahan warna rambut.
Sunita Williams dan Barry Wilmore terdampar selama 286 hari di ISS setelah pesawat ruang angkasa Boeing Starliner mereka mengalami kegagalan fungsi yang membuat mereka berada di luar angkasa untuk perjalanan yang seharusnya berlangsung sepekan.
Sekarang, para astronaut akan menjalani pemulihan yang panjang saat mereka menyesuaikan diri lagi dengan kehidupan yang memiliki tarikan gravitasi di Bumi.
Keduanya dibantu naik ke tandu setelah turun dari kapal dan ditangani tenaga medis sebelum memulai program pemulihan selama 45 hari yang melibatkan terapi fisik intensif.
Menurut para ahli, mereka dapat mengalami serangkaian gejala, seperti pusing, masalah keseimbangan, jantung lemah, hilangnya kepadatan tulang dan penumpukan cairan.
"Awak pesawat sebelumnya telah menghabiskan waktu yang lebih lama di luar angkasa, dan kinerja Suni Williams dan Butch Willmore setelah kembali diharapkan akan konsisten dengan norma yang ditetapkan," kata seorang perwakilan NASA.