Survei: Biaya & Ekspektasi Orang Tua Jadi Tantangan Terberat Sebelum Nikah
kumparanWOMAN March 28, 2025 11:40 AM
Bagi banyak orang, pernikahan merupakan capaian besar untuk diraih dalam hidup. Pernikahan menjadi satu elemen penting dalam masyarakat dan dipandang sebagai penyempurna kehidupan. Namun, di balik kebahagiaan kehidupan berumah tangga, ada banyak tantangan yang dihadapi.
Bagi anak muda, terutama mereka dari kelompok generasi milenial dan gen Z, banyak dari tantangan pernikahan itu datang dari sebelum menikah. Salah satu rintangan terberat yang dirasakan adalah terkait biaya pernikahan dan ekspektasi orang tua. Hal ini diungkap dalam survei yang dilakukan oleh Populix.
Survei bertajuk Pre and Post Wedding: Financial Planning and Management ini melibatkan 1.038 responden. Partisipan kemudian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu responden lajang sebanyak 512 orang dan responden yang sudah menikah sebanyak 526 orang. Survei dilakukan pada September 2024 dan laporannya dirilis pada Februari 2025.
Perbesar
Ilustrasi bertemu orang tua pasangan. Foto: metamorworks/Shutterstock
Menurut survei tersebut, milenial dan gen Z yang sedang merencanakan pernikahan mengungkap lima tantangan berat yang mereka hadapi. Tantangan pertama adalah keterbatasan biaya, diakui oleh 59 persen calon mempelai alias. Kemudian, lebih dari setengah jumlah responden (57 persen) mengaku ekspektasi orang tua memberatkan mereka dalam merencanakan pernikahan.
“Meskipun ada sedikit penurunan khususnya pada faktor keterbatasan budget, pada dasarnya temuan ini senada dengan data yang kami temukan dua tahun lalu. Selain itu, tahun ini Populix secara khusus meneliti pengalaman lebih dari 500 pasangan yang sudah menikah, yang ternyata mengamini bahwa faktor keuangan dan ekspektasi keluarga menjadi dua tekanan sosial yang paling sering dialami sebelum menikah,” ucap VP of Research Populix, Indah Tanip.
Lalu, 46 persen responden mengaku kesulitan mencapai kesepakatan dengan pasangan. Jumlah yang sama juga mengaku kesulitan menemukan titik terang dengan berbagai vendor pernikahan, mulai dari wedding organizer, katering, hingga pengelola gedung. Tantangan terakhir yang mereka hadapi adalah keterbatasan waktu perencanaan pernikahan (38 persen responden).
Tantangan prapernikahan cenderung datang dari keluarga
Perbesar
Ilustrasi menentukan lokasi pesta pernikahan. Foto: YEINISM/Shutterstock
Pasangan yang sudah menikah juga mengakui, tekanan besar saat merencanakan pernikahan memang datang dari keluarga. Sebanyak 37 persen responden mengaku tertekan mencari pasangan yang sesuai dengan harapan keluarga. Kemudian, 33 persen mengaku kerap didorong untuk segera menikah dari orang tua.
Kemudian, sebanyak 25 persen responden merasa ditekan untuk memenuhi tradisi pernikahan keluarga. Fenomena ini tercermin di masyarakat saat ini. Banyak anak muda yang menginginkan pernikahan sederhana sesuai dengan pilihan mereka, tetapi dilarang oleh orang tua dan keluarga yang menginginkan pesta besar-besaran.
Lingkungan juga bermain peran besar dalam menekan para mempelai. 31 responden mengaku, pertanyaan soal rencana nikah dari kerabat dan teman dekat menjadi tantangan tersendiri. Lalu, 33 persen responden juga merasa khawatir soal pernikahan karena terus membanding-bandingkan diri dengan teman yangs udah menikah.
Perbesar
Ilustrasi pernikahan mewah. Foto: Shutterstock
Dalam segi finansial, 35 persen responden merasa tertekan untuk mencapai kemapanan finansial sebelum menikah. Kemudian, tekanan untuk mengadakan pesta pernikahan besar dan mewah juga dialami oleh 16 persen responden.
Meski begitu, Indah menyebut bahwa banyak dari responden yang mengakui bahwa kesiapan diri sendiri adalah faktor besar yang harus dipenuhi sebelum melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
“Sebagian besar responden menanggapi berbagai tekanan sosial tersebut dengan membuat keputusan berdasarkan kesiapan diri sendiri, ketimbang tekanan dari luar. Faktor utama dalam menghadapi tekanan ini adalah kesiapan mental dan emosional, yang menunjukkan bahwa kesiapan pribadi adalah kunci bagi mereka ketika mempertimbangkan pernikahan,” tegas Indah.
Kalau menurut kamu, apa tekanan paling besar dalam merencanakan pernikahan, Ladies?