Gempa Thailand dengan Magnitudo 7,7 Runtuhkan Gedung 30 Lantai, Ternyata Ini Biang Keroknya
Moh. Habib Asyhad March 29, 2025 11:34 AM

Gempa Thailand dan Myanmar yang terjadi pada 28 Maret 2025 kemarin disebut sebagai yang terbesar di negara itu sejak 1930. Sesar yang tak jauh dari titik gempa jadi biang keroknya.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Gempa dahsyat menggoncang Thailand dan Myanmar pada Jumat (28/3) waktu setempat. Besarnya mencapai magnitudo 7,7, di mana pusat gempanya berada di Myanmar.

Mengutip Kompas.com, gempa Thailand tersebut telah meruntuhkan gedung 30 lantai yang tengah dibangun. Ada sekitar43 pekerja yang terjebak di reruntuhan proyek tersebut.

Menurut kantor berita AFP, masih dari Kompas.com,gempa kuat itu menghantam barat laut kota Sagaing, Myanmar di kedalaman dangkal, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (AS). Gempa susulan berkekuatan M 6,4 menghantam daerah yang sama beberapa menit kemudian. Sementara itu, bangunan besar di Bangkok yang runtuh itu dimaksudkan untuk kantor pemerintah.

Gempa tersebut suksesmenghancurkannya menjaditumpukan puing dan logam bengkok dalam hitungan detik yang terlihat dari rekaman yang dibagikan di media sosial. "Ketika saya tiba untuk memeriksa lokasi, saya mendengar orang-orang berteriak minta tolong, berkata tolong saya," kata Worapat Sukthai, wakil kepala polisi distrik Bang Sue.

Di seberang perbatasan di Myanmar, tim wartawan AFP berada di Museum Nasional di Naypyidaw saat gempa terjadi.

Pecahan-pecahan jatuh dari langit-langit saat bangunan mulai berguncang. Staf berseragam berlari keluar ketakutan. Jalan-jalan di dekatnya retak, bahkan ada yang terkelupas aspalnya hingga rute menuju salah satu rumah sakit terbesar di kota itu macet.

"Kami memperkirakan ratusan orang terluka tetapi kami masih memastikan jumlah korban," katanya.

Rumah sakit itu menjadi "daerah korban massal" setelah gempa, kata para pejabat. Sebuah ambulans berjalan di antara kendaraan, seorang paramedis berteriak "mobil, minggir agar ambulans bisa lewat".

Di rumah sakit dengan 1.000 tempat tidur itu, para korban luka dirawat di jalan di luar dan infus tergantung. Beberapa orang menggeliat kesakitan, yang lain terbaring diam saat kerabat berusaha menghibur mereka.

Mengenal Sesar Sagaing, pemicu gempa Thailand dan Myanmar

Menurut beberapa sumber, gempa bumi Thailand yang berpusat di Myanmar adalah yang terbesar sejak 1930. Pemicu gempa 28 Maret 2025 ini adalah Sesar Sagaing yang berada di Myanmar. Mengutip Kompas.ID,episentrum gempa berada di kedalaman 10 kilometer, sekitar 16 kilometer barat laut kota Sagaing, Myanmar.

Menurut Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa tersebut merupakan gempa dangkal. Karena itulah kekuatannya begitu dahsyat.

Masih dari sumber yang sama, gempa Thailand dan Myanmar itu menjadi catatan terbaru aktivitas seismik di sepanjang Sesar Sagaing, yang memanjang dari utara ke selatan dan tepat berada di tengah Myanmar.

Sesar Sagaing adalah sesar yang membuat Myanmar begitu akrab dengan gempa bumi. Menutut catatan USGS,antara tahun 1930 dan 1956 terjadi enam gempa bermagnitudo 7,0 atau lebih di dekat Sesar Sagaing. Pada 2016, terjadi pula gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang Bagan, sebuah kota kuno di Myanmar. Kota itu berada di barat daya Sagaing, sekitar 174 kilometer jauhnya.

Mengutip Sciencedirect.com, dilansir Kompas.ID, Sesar Sagaing adalahstruktur tektonik utama antara Lempeng India dan Lempeng Sunda. Sesar tersebut membentang sepanjang 1.200 kilometer dari utara ke selatan dan tepat memotong bagian tengah Myanmar. Banyak perkotaan di Myanmar terletak di sepanjang patahan tersebut.

Negeri itu, terletak di wilayah tektonik aktif dari lempeng India dan Sunda yang turut membentuk lempeng mikro Burma, serta Lempeng Eurasia. Dalam sebuah kajian berbasis sistem pemosisian global pada tahun 2011 hingga 2014 diketahui, sisi timur Sesar Sagaing bergerak ke tenggara dengan kecepatan rata-rata sekitar 32-40 milimeter per tahun.

Sisi barat sesar bergerak ke timur laut dengan kecepatan berkisar 31-35 milimeter per tahun.

Sejumlah ahli menduga pergerakan lempeng-lempeng itu menjadi penyebab gempa di Sagaing, sebagaimana gempa-gempa sebelumnya di Myanmar. Kepada sciencemediacentre.org, peneliti pada British Geological Survey, Roger Musson, mengatakan, gempa serupa terjadi pada tahun 1956.

"Penyebab utama gempa itu adalah pergerakan Lempeng India ke utara, yang menghasilkan efek sobek di sepanjang patahan vertikal yang berarah utara-selatan," kata Musson.

Menyusul kerusakan dan situasi buruk yang dipicu gempa tersebut, junta militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah. Keenam wilayah itu adalah Sagaing, Mandalay, Magway, Negara Bagian Shan, Naypyidaw, dan Bago.

Selain itu, junta juga mengajukan dukungan bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional. ”Kami ingin masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin,” kata Zaw Min Tun, juru bicara junta militer Myanmar.

Sejauh ini jumlah korban jiwa belum diketahui. Kantor Berita AFP melaporkan, pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menyempatkan diri menjenguk korban luka-luka yang dirawat di sebuah rumah sakti di Naypyidaw.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra juga mengumumkan keadaan darurat untuk wilayah Bangkok. Dari New Delhi dikabarkan, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan siap membantu. Ia telah memerintahkan jajaran terkait untuk bersiaga dan segera membantu bila dibutuhkan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.