Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Umat Muslim wajib menjalankan ibadah puasa selama bulan suci Ramadan. Namun selain puasa wajib tersebut, ada puasa sunnah yang bisa dikerjakan setelah Idul Fitri, yakni puasa Syawal.
Puasa Syawal merupakan salah satu puasa sunnah yang diajurkan untuk dikerjakan setelah ibadah wajib bulan Ramadan. Mengutip laman Gramedia.com, puasa ini dilakukan selama 6 hari setelah Idul Fitri.
Meskipun dikerjakan selama 6 hari, namun puasa Syawal tidak harus dikerjakan secara berturutu-turut. Batas akhir puasa ini yakni sampai akhir bulan Syawal atau 30 hari.
Hal tersebut berdasarkan hadis riwayat Muslim berikut:
“Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus-menerus.” (HR Muslim).
Lebih lanjut, meskipun tergolong ibadah sunnah, namun pahala puasa Syawal sangat luar biasa. Bagi yang menjalankan puasa Syawal akan mendapat pahala setara dengan puasa selama setahun penuh.
Kendati demikian, Umat Muslim perlu mengetahui bahwa puasa Syawal dilarang atau haram hukumnya ketika dilakukan bertepatan dengan Idul Fitri. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Muslim yang artinya sebagai berikut.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Muslim).
Sama seperti ibadan ibadan puasa lainnya, puasa Syawal juga diawali dengan niat. Sebab sesuai sabda Nabi Muhammad SAW, sah atau tidaknya suatu ibadah juga dilihat pada unsur niat tersebut. Adapun niat puasa Syawal bisa dibaca dalam hati, namun akan lebih baik dilafakan secara lisan.
Dikutip dari laman MUI.or.id, berikut niat puasa Syawal apabila hendak berpuasa berurutan selama enam hari, dilafalkan sedari malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adai sittatin min syawwal lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari dari bulan Syawal karena Allah Ta’ala.”
Berikut niat puass Syawal, namun tidak dikerjakan secara berurutan selama enam hari, dilafalkan saat sedari malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatis Syawwal lillaahi ta‘ala. Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Selanjutnya, niat puasa Syawal bagi orang yang bari berniat saat itu juga. Dengan catatan seorang tersebut belum makan dan minum apapun sebelumnya, meskipun waktu telah masuk siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى
Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an adaa’i sunnatis Syawwaal lillaahi ta‘ala. Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Bagi umat Musllim yang menjalankan puasa sunnah di bulan Syawal dengan penuh keikhlasan, maka dapat menghapus dosa-dosa. Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW.
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari puasa bulan Syawal, maka ia dianggap bersih dari dosanya (dibersihkan dari segala doanya) seperti anak yang baru lahir (dilahirkan) ibunya.” (H.R. Muslim).