TIMESINDONESIA, MALANG – Lebaran adalah momen yang identik dengan kebersamaan, maaf-maafan, dan silaturahmi. Namun, tidak semua orang merasa mudah untuk memaafkan atau memperbaiki hubungan dengan keluarga besar, terutama jika ada konflik yang belum terselesaikan.
Bagaimana caranya agar Lebaran kali ini bisa menjadi momen penting Anda untuk memulai hubungan yang lebih baik?
Yuk, simak beberapa tips sederhanan ini...
Langkah pertama untuk memperbaiki hubungan adalah memiliki niat tulus. Tanpa niat yang kuat, upaya Anda mungkin akan terasa dipaksakan dan tidak membuahkan hasil.
Ingat! Lebaran adalah momen untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan. Bukan mempertahankan ego.
Dalam buku "The Art of Forgiveness" tulisan Dr. Fred Luskin (2002), memaafkan adalah proses yang dimulai dari niat tulus untuk melepaskan dendam dan membuka hati.
Niat yang tulus akan membantu Anda lebih mudah mengambil langkah konkret. Ini pondasi awalnya.
Komunikasi adalah kunci utama dalam memperbaiki hubungan.
Saat bertemu dengan keluarga besar, sampaikan perasaan Anda dengan santun dan tanpa menyalahkan. Gunakan kalimat seperti, "Saya ingin kita bisa lebih dekat lagi" atau "Maafkan saya jika ada kesalahan selama ini."
Komunikasi yang baik dapat mengurangi kesalahpahaman dan membangun kepercayaan kembali. Hindari kata-kata yang menyudutkan atau memicu emosi negatif.
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah terus membicarakan masa lalu yang menyakitkan.
Alih-alih fokus pada kesalahan lama, cobalah untuk membicarakan harapan dan rencana ke depan. Misalnya, ajak keluarga besar untuk merencanakan acara bersama atau sekadar berbagi cerita tentang perkembangan hidup masing-masing.
Dalam buku "Forgive for Good" oleh Dr. Fred Luskin (2001) mengatakan bahwa memaafkan bukan berarti melupakan. Memaafkan itu adalah keputusan untuk memilih tidak membiarkan masa lalu mengendalikan masa depan.
Memperbaiki hubungan tidak bisa terjadi dalam semalam. Butuh waktu dan kesabaran untuk membangun kembali kepercayaan dan keharmonisan.
Jangan berkecil hati jika respons keluarga besar tidak langsung positif. Teruslah berusaha dengan tulus dan konsisten.
Menurut penelitian dalam Journal of Family Psychology (2020), proses rekonsiliasi dalam keluarga membutuhkan waktu rata-rata 6-12 bulan, tergantung pada tingkat konflik yang terjadi.
Jika konflik yang terjadi cukup berat, tidak ada salahnya melibatkan anggota keluarga lain sebagai mediator.
Pilih orang yang netral dan dihormati oleh kedua belah pihak untuk membantu memfasilitasi komunikasi. Langkah ini sangat membantu sekali.
Data dari Family Conflict Resolution Center (2022) menunjukkan bahwa 65% konflik keluarga berhasil diselesaikan dengan bantuan mediator, baik dari dalam maupun luar keluarga.
Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang keluarga besar. Apa yang mungkin mereka rasakan? Apa yang membuat mereka bertindak seperti itu?
Dengan kemampuan Anda memahami perasaan mereka, Anda akan lebih mudah untuk memaafkan dan membuka hati.
Empati adalah kunci penting untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna.
Setelah berhasil memulai rekonsiliasi saat Lebaran, jangan lupa untuk menjaga hubungan tersebut.
Rutinlah berkomunikasi, mengunjungi, atau sekadar mengirim pesan singkat. Aktif dalam grup Whatsapp misalnya juga perlu. Hubungan yang baik perlu dipupuk terus-menerus.
--------------------------------------------
Lebaran adalah momen tepat untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga besar.
Dengan niat tulus, komunikasi yang baik, dan kesabaran, Anda bisa menciptakan kebersamaan yang lebih harmonis.
Ingat selalu, bahwa memaafkan dan memperbaiki hubungan bukan tanda kelemahan. Memaafkan adalah kekuatan untuk menciptakan kedamaian dalam keluarga.
Selamat bermaaf-maafan...