Terungkap sosok di balik kasus sunat uang bantuan sopir angkot Puncak Bogor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pelaku yakni Ketua Pengurus Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU), Nandar.
Menurut pengakuan Nandar, uang tersebut didapat dari petugas yang ada di lapangan sebagai bentuk ucapan terima kasih dari para sopir angkot.
"Saya mohon maaf, mungkin itu rekan kita yang ada di lapangan memberikan insentif atau apa aaja tanda berterima kasih," kata Nandar, barubaru ini.
Ia pun meminta maaf dan bersedia mengembalikan uang tersebut kepada para sopir angkot yang terdampak.
"Itu total nilainya Rp 11.200.000. Rekanrekan sudah sepakat, kita kembalikan," lanjut Nandar.
Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut perintah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Diketahui, sebelumnya Dedi Mulyadi mengancam akan memproses kasus ini ke pihak berwajib jika memang ditemui unsur penyelewengan.
Tak hanya itu, Nandar juga meminta maaf kepada para sopir yang belum kebagian mendapatkan bantuan dari Dedi Mulyadi.
"Saya mohon maaf juga, karena waktu itu di situ sudah mendesak, Kami tidak ada waktu lagi untuk mendata, jadi apa adanya yang didata di lapangan, yang seharihari narik."
"Jadi yang tidak terdata, yang tidak kebagian, itu tidak ada di lapangan," jelas Nandar.
Nandar juga memastikan kalau uang yang diterimanya itu tidak mengalir ke Dishub dan Organda.
"Saya mohon maaf untuk Dishub, untuk Organda. Saya tidak ada masalah sangkut paut ke masalah Dishub."
"Tidak ada istilahnya imbalan ke Dishub, sama sekali tidak ada," tandas Nandar.
Sunat Rp 200 RibuSebelumnya, Emen, salah seorang sopir angkot buka suara soal penyunatan uang bantuan Gubernur Jawa Barat saat Lebaran 2025.
Dari total bantuan Rp 1,5 juta, sopir angkot seharusnya mendapat uang tunai Rp 1 juta dan sembako senilai Rp 500 ribu.
Namun, mereka hanya mendapat uang tunai Rp 800 ribu dan paket sembako.
Emen, sopir angkot Cisarua mengatakan kalau pemotongan itu dilakukan oleh sejumlah oknum.
"Kan uang Rp 1 juta ya. Bilangnya yang mungut, keikhlasan. Tapi keikhlasannya ditarget Pak, Rp 200 ribu," tutur Emen yang tayang di Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Emen sempat mengatakan, uang tersebut dipotong oleh sejumlah oknum Dishub, Organda, dan KKSU.
"Kita cuma dipinta Rp 200 ribu, semuanya, kita nyerahin Rp 4 juta (belum semuanya). Ketua KKSU yang terima uang, Pak Nandar," ungkap Emen.
Mendengar hal ini, Dedi Mulyadi pun turun tangan.
Ia meminta siapapun yang menerima uang itu untuk mengembalikan ke para sopir angkot.
Pihaknya juga memberikan ancaman bagi pihak yang mainmain terhadap bantuan ini.
"Yang ngambil, segera kembalikan. Kalau enggak, saya proses," tegas Dedi Mulyadi.
Meskipun kini pelaku sudah mengakui dan siap mengembalikan hak para sopir angkot, namun Dedi Mulyadi tetap ingin memprosesnya.
Dedi Mulyadi meminta kasus ini tetap diselidiki meski uangnya sudah dikembalikan.
"Logika sederhana, kalau ada pengembalian, itu artinya didahului oleh pengambilan. Satu kata dari saya, SELIDIKI !," tulis Dedi Mulyadi di akun Instagramnya, Sabtu (5/4/2025).