Grid.ID - Inilah rekomendasi makanan yang bagus untuk kesehatan mental.Kesehatan mental bukan hanya soal pikiran dan perasaan, tetapi juga soal apa yang kita makan setiap hari.
Banyak orang mencoba mengatasi stres atau depresi dengan makanan cepat saji atau gorengan sebagai bentuk pelarian sesaat. Namun, kebiasaan tersebut justru dapat memperburuk kondisi psikologis seseorang.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa ada hubungan kuat antara pola makan dan kondisi mental. Memilih makanan dengan tepat dapat menjadi langkah awal dalam merawat kesehatan mental, mengurangi kecemasan, dan membantu proses pemulihan dari depresi.
Hubungan Antara Makanan dan Depresi
Menurut dr. Aparna Santhanam (MD, DNB), seorang ahli kesehatan dan gaya hidup, ada keterkaitan dua arah antara diet dan kesehatan mental."Ada banyak penelitian yang terus berkembang yang menunjukkan bahwa ada hubungan dua arah antara pola makan dan kesehatan mental."
"Depresi sering dikaitkan dengan peradangan, stres oksidatif, dan ketidakseimbangan neurotransmitter, yang semuanya dapat dipengaruhi oleh pola makan," ujar dr. Aparna dikutip dari Her Zindagi, Minggu (6/4/2025).
Dengan kata lain, pola makan dapat memengaruhi kadar peradangan di tubuh, tingkat stres oksidatif, serta keseimbangan neurotransmitter yang semuanya memainkan peran penting dalam stabilitas emosi dan kondisi psikologis.
Makanan yang Harus Dihindari Saat Depresi
Ada beberapa jenis makanan yang justru memperburuk kondisi kesehatan mental, terutama bagi mereka yang sedang mengalami fase depresi atau kecemasan.
1. Gula Olahan
Terlalu banyak gula dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang kemudian turun drastis dan memengaruhi energi serta suasana hati. Konsumsi gula berlebihan juga dikaitkan dengan peradangan dan dapat meningkatkan risiko depresi.
2. Makanan Olahan dan Gorengan
Makanan yang digoreng atau diproses biasanya mengandung lemak trans dan minyak terhidrogenasi, yang dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Selain itu, makanan seperti ini bisa berdampak buruk pada kesehatan usus dan fungsi otak.
3. Pemanis Buatan
Aspartam dan pemanis buatan lainnya dapat mengganggu produksi neurotransmitter dalam otak, yang berpotensi meningkatkan risiko depresi pada sebagian orang.
4. Kafein dan Alkohol Berlebihan
Meskipun konsumsi dalam jumlah wajar tidak selalu berbahaya, terlalu banyak kafein bisa meningkatkan kecemasan, mengganggu tidur, dan menyebabkan ketidakseimbangan suasana hati. Sementara itu, alkohol, sebagai zat depresan, dapat memperburuk gejala depresi dan merusak pola tidur yang penting bagi kesehatan mental.
5. Karbohidrat Olahan
Makanan seperti roti putih, kue, dan sereal olahan dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah yang cepat, sehingga memperburuk ketidakstabilan emosi dan kecemasan.
Rekomendasi Makanan yang Menunjang Kesehatan Mental
Sebaliknya, memperbaiki pola makan dengan fokus pada makanan bergizi dan alami dapat membantu memperbaiki mood dan menjaga stabilitas emosional.
"Pola makan yang mendukung pemulihan depresi berfokus pada makanan utuh dan kaya nutrisi yang menyehatkan otak, mengurangi peradangan, serta membantu menjaga kestabilan kadar gula darah," ujar dr. Aparna Santhanam.
Berikut beberapa rekomendasi makanan yang bermanfaat untuk mendukung kesehatan mental:
1. Mediterranean Diet
Diet Mediterania dikenal kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, serta lemak sehat seperti minyak zaitun dan ikan berlemak. Studi menunjukkan bahwa diet ini dapat secara signifikan mengurangi risiko depresi.
2. Makanan Anti-inflamasi
Depresi sering kali dikaitkan dengan peradangan kronis dalam tubuh, sehingga mengonsumsi makanan yang bersifat anti-inflamasi bisa membantu meredakan gejalanya dan mendukung kesehatan mental. Salah satu bahan alami yang direkomendasikan adalah kunyit.
Kunyit mengandung kurkumin, senyawa dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Kurkumin telah diteliti dapat membantu meningkatkan mood serta melindungi otak dari stres oksidatif.
Selain kunyit, jahe dan bawang putih juga dikenal memiliki manfaat anti-inflamasi yang kuat. Kedua bahan ini dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh sekaligus mendukung fungsi otak, sehingga berpotensi membantu seseorang yang mengalami gejala depresi.
Mengintegrasikan makanan anti-inflamasi ke dalam pola makan sehari-hari bisa menjadi langkah kecil namun bermanfaat untuk menjaga keseimbangan emosi dan kesehatan mental secara keseluruhan.
3. Makanan Ramah Usus
Hubungan antara usus dan otak sangat erat, karena sistem pencernaan juga berperan dalam menghasilkan neurotransmitter seperti serotonin, yang berpengaruh pada suasana hati dan kesehatan mental. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan flora usus menjadi hal yang penting.
Salah satu cara untuk mendukung kesehatan usus adalah dengan mengonsumsi probiotik, seperti yogurt, kefir, kimchi, sauerkraut, dan kombucha, yang membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Selain itu, prebiotik seperti bawang putih, bawang bombay, pisang, asparagus, dan gandum utuh berperan dalam memberi "makanan" bagi bakteri baik.
Dengan begitu, bakteri baik bisa berkembang dan berfungsi optimal dalam sistem pencernaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menjaga kesehatan mental tidak hanya melalui terapi dan dukungan sosial, tetapi juga lewat piring makan kita. Dengan memilih makanan yang tepat, kita tidak hanya merawat tubuh, tetapi juga membantu menstabilkan emosi dan meningkatkan kualitas hidup.
Mari kita ubah pola makan sebagai langkah awal dalam memperbaiki keseimbangan emosi. Menghindari makanan olahan, gula berlebihan, dan alkohol, serta mengadopsi diet kaya nutrisi bisa menjadi bentuk kepedulian diri terhadap kondisi mental kita.
Ingatlah, rekomendasi makanan yang sehat tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga menenangkan jiwa.