TRIBUNNEWS.COM - Kematian Situr Wijaya (33), jurnalis yang ditemukan tewas di kamar Hotel D'Paragon di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025) malam, menyimpan kejanggalan.
Kejanggalan yang terlihat dari foto-foto jasad Situr menguatkan dugaan, jurnalis asal Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) itu menjadi korban pembunuhan.
Keluarga Situr yang curiga lantas melaporkan kematian sang wartawan media online itu ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (5/4/2025).
"Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami," kata Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa, Minggu (6/4/2025), dilansir WartaKotalive.com.
"Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP," lanjutnya.
Rogate mengatakan, keluarga curiga setelah melihat foto-foto jasad korban sesaat setelah ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar hotel.
"Setelah melihat foto-foto korban, pihak keluarga korban curiga bahwa korban meninggal dunia karena dibunuh. Karena dilihat dari foto kondisi korban, mengeluarkan darah di hidung dan mulut, luka memar di wajah dan seluruh badan, serta ada sayatan di leher bagian belakang," ungkap Rogate.
Menurut Rogate, keluarga menyayangkan pihak hotel yang tidak menginformasikan kematian korban kepada keluarga.
Keluarga justru mendapat informasi kematian korban dari Rumah Sakit Duta Indah Jakarta Utara, tempat jenazah dibawa.
"Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban," ujar Rogate.
Rogate juga mengungkapkan, sopir ambulans yang mengantar jenazah korban ke rumah sakit sempat memberi tahu keluarga Situr tentang kematian sang jurnalis.
Sopir ambulans kemudian mengirimkan foto-foto korban yang telah meninggal.
"Setelah melihat foto-foto korban, keluarga curiga bahwa korban telah dihilangkan nyawanya," ujar dia.
"Kecurigaan dihilangkan nyawa, bisa diracun, bisa juga dianiaya. Kami berharap agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan tidak berlarut-larut," sebut Rogate.
Situr Wijaya diduga meninggal pada Jumat malam sekitar pukul 22.25 WIB.
Tetapi, pihak hotel baru memanggil ambulans untuk mengevakuasi jenazah keesokan harinya.
Berdasarkan pernyataan tim ambulans, korban sudah tergeletak di bawah kasur kamar hotel dan dalam kondisi tidak memakai baju, hanya celana boxer.
Tim ambulans yang ingin memastikan korban benar-benar sudah meninggal, kemudian membawa Situr ke rumah sakit untuk cek EKG atau rekam jantung.
Akhirnya, tim ambulans membawa korban ke RS Duta Indah Jakarta Utara dan dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi badan sudah membiru.
Atas izin keluarga, jasad korban kemudian dilakukan autopsi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Untuk hasil autopsi kan kita tunggu hasil visum luarnya," kata Arfan, Sabtu (5/4/2025), dilansir TribunJakarta.com.
Sejauh ini, polisi telah memeriksa tiga orang saksi terkait kasus jurnalis ditemukan tewas sendirian di kamar hotel ini.
Polisi juga memeriksa CCTV yang ada di area hotel tersebut guna mengetahui penyebab tewasnya SW apakah karena dibunuh atau tidak.
"Sampai saat ini sudah tiga orang dari pihak hotel yang kami mintai keterangan," terang Arfan.
(Nina Yuniar) (WartaKotalive.com/Budi Sam Law Malau) (TribunJakarta.com/Wahyu Septiana)