7 Bulan Banjir Menggenang di Asahan, Anak Sekolah dan Hasil Tani Sulit Diangkut, Ngadu ke Gubernur
Randy P.F Hutagaol April 09, 2025 01:32 AM

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Masyarakat di Desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan menahankan banjir yang menggenang selamatujuh bulan.

Banjir diduga diakibatkan pecahnya tanggul bendungan Ulak Glugur, Dusun 8, Teluk Dalam yang tak kunjung diperbaiki.

BPBD dan Pemerintah Kecamatan sudah melakukan pengecekan ke lokasi.

Kepala Desa Sei Dua Hulu, Sumardi Nasution menerangkan, banjir terjadi sejak 13 September 2024 lalu, dimana banjir bersifat mengenang.

"Kita lihat bersama, jalan lintas Provinsi Sumatera Utara ini cukup parah, digenangi oleh air. Lahan masyarakat rumah, dan pertanian cukup memprihatinkan," ujar Sumardi Nasution, Selasa (8/4/2025).

Ia juga mengaku, akses jalan ini cukup mempersulit keluar masuknya hasil tani masyarakat dan anak sekolah yang terpaksa diangkat menggunakan truk.

"Untuk akses jalan ini cukup susah untuk melintasi akses jalan tersebut. Karena, jalan satu-satunya ya Jalan Lintas Ledong ini," ujarnya.

Akibatnya, pihak desa menyediakan truk pengangkut untuk para siswa dapat berangkat ke sekolah tanpa basah.

"Satu minggu kami menyediakan truk untuk mengangkat anak sekolah karena saat itu banjir tinggi, anak-anak mau ujian," katanya.

Katanya, perkara ini sudah dilakukan rapat dengar pendapat di DPRD Provinsi Sumatera Utara komisi D.

"Disana kami melakukan RDP dengan komisi D DPRD Provinsi Sumatera Utara. Disana, kami RDP ada lima desa bersama dengan ketua komisi dan wakil ketua, menjanjikan kepada kami untuk berusaha melakukan kelanjutan pembangunan benteng tersebut," ujarmya.

Ia berharap balai besar wilayah sungai (BWS) untuk memperbaiki tanggul yang pecah tersebut agar air tidak lagi masuk ke desa mereka.

"Harapan kami pasti BWS memperbaiki tanggul tersebut. Karena kami merasakan dampak perekonomian. Kami rasa ini merupakan banjir terlama sampai delapan bulan," ujarnya.

Ia juga berharap, pemerintah dapat mendengar keluhan masyarakat yang sudah resah dengan genangan air.

"Kami berharap, masyarakat berharap, pemerintah pusat Provinsi, Bapak Bobby perbaiki tanggul kami. Karena ini sudah sangat lama dan sejarah kampung ini, inilah yang paling lama hingga delapan bulan," pungkasnya.

(Alif Alqadri Harahap/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.